tag:blogger.com,1999:blog-21115477706202927872024-03-13T18:24:22.266+07:00Prasetyo UtomoPrasetyo Utomohttp://www.blogger.com/profile/04018704650217152886noreply@blogger.comBlogger12125tag:blogger.com,1999:blog-2111547770620292787.post-73087571788442346162010-12-09T20:00:00.000+07:002010-12-09T20:02:02.224+07:00ANALISA LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL TELKOMSEL<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2FhiJxyRQZLnQSlIcEvGS_ikBuhOyPefwF6h1T6I-j_NCvB8nlcsRnM3dbKbckfHDh47DL4PiJ05yrlJSsRHtoNBh1fE0aoKs4ak28nG4fvx4pLkJbMBEYntEBtpdTkjy86KCY5am5NUx/s1600/telkomsel.jpeg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="63" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg2FhiJxyRQZLnQSlIcEvGS_ikBuhOyPefwF6h1T6I-j_NCvB8nlcsRnM3dbKbckfHDh47DL4PiJ05yrlJSsRHtoNBh1fE0aoKs4ak28nG4fvx4pLkJbMBEYntEBtpdTkjy86KCY5am5NUx/s200/telkomsel.jpeg" width="200" /></a><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">I.PENDAHULUAN</span></b><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
<b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.1 Latar Belakang</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://www.blogger.com/post-edit.g?blogID=2111547770620292787&postID=7308757178844234616" name="atas"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Seiring dengan semakin derasnya arus globalisasi, yang didalamnya dituntut adanya pertukaran informasi yang semakin cepat antar daerah dan negara, membuat peranan telekomunikasi menjadi sangat penting. Telekomunikasi sebagai wahana bagi pertukaran informasi akan semakin memperhatikan aspek kualitas jasa. Selain itu perkembangan di bidang dunia informasi saat ini begitu cepat, baik dilihat dari isi maupun teknologi yang digunakan untuk menyampaikan informasi.<a name='more'></a></span></a></div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;">Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras menciptakan infrastruktur yang mampu menyalurkan informasi secara cepat, artinya mereka sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi yang memiliki kualifikasi sebagai <i>information superhighway.</i></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebagai operator selular yang terdepan di Indonesia, Telkomsel sadar bahwa saat ini semua mata di industri telekomunikasi tertuju kepada Telkomsel dan kinerja finansial yang kuat tidaklah cukup untuk kelangsungan bisnis Telkomsel. Terlebih lagi dalam industri yang sangat kompetitif dengan adanya 11 operator telekomunikasi di Indonesia. Keadaan ini menyadarkan Telkomsel bahwa pertumbuhan yang harus ditempuh oleh Telkomsel adalah pertumbuhan yang berkelanjutan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Di dunia bisnis modern sekarang ini, makna berkelanjutan sendiri berarti melibatkan 3 aspek kinerja, yaitu kinerja finansial, sosial, dan lingkungan, atau apa yang disebut oleh triple bottom line. Dengan demikian, Telkomsel sejak awal telah berkomitmen untuk mencapai kinerja terbaik di semua aspek, dengan terus bertumbuh selaras dengan harapan dan tuntutan dari para pelanggan, pegawai masyarakat dan lingkungan hidup. Kinerja di semua aspek itulah yang menjamin pertumbuhan berkelanjutan Telkomsel.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">II COMPANY PROFILE</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Resmi didirikan tahun 1995 dengan kantor pusat di Jakarta. Kepemillikan Telkomsel terbagi menjadi 65% PT Telekomunikasi Indonesia (TELKOM: JSX:TLKM; NYSE:TLK;LSE:TKID) dan 35% SingTel Mobile, yang dimiliki 100% oleh Singapore Telecommunications, Ltd. (SingTel: SGX:TELE.SI). Selama tahun 2009 tidak ada perubahan signifikan terkait kepemilikan dan bentuk badan hukum perusahaan Telkomsel.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Visi Telkomsel</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menjadi penyedia gaya hidup dan solusi komunikasi bergerak terkemuka dan terbaik di regional </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Misi Telkomsel </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Memberikan layanan gaya hidup dan solusi komunikasi bergerak dengan kualitas terbaik yang melampaui harapan pelanggan, serta menciptakan nilai bagi semua pemangku kepentingan dan pembangunan ekonomi bangsa.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tata Kelola Perusahaan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Untuk melindungi kepentingan para pemilik saham dan pemangku kepentingan, Telkomsel memiliki standar komitmen yang tinggi terhadap tata kelola perusahaan.Standar komimen ini harus dibangun dalam nilai-nilai budaya perusahaan dan imbalan untuk pribadi, serta integritas perusahaan, maupun berupa standar etik dan perasaan saling menghormati yang patut dicontoh. Komitmen yang jelas terhadap tata kelola perusahaan merupakan hal yang esensial bagi seluruh karyawan termasuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab kepada para pemilik saham untuk menjamin bahwa Telkomsel beroperasi sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik. Telkomsel mematuhi peraturan dan hukum pemerintah RI dan karena itu mematuhi UU Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007. Sebagai anak perusahaan PT Telkom, Telkomsel juga wajib mematuhi berbagai peraturan dan prinsip tata kelola perusahaan yang ditentukan grup TELKOM. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Para</span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Pemangku Kepentingan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Meski Telkomsel adalah perusahaan swasta, yang bukan perusahaan publik, Telkomsel telah memiliki unit tersendiri untuk mendukung dan melaksanakan program-program perusahaan yang berkaitan dengan aspek sosial, budaya, dan lingkungan serta secara aktif menyediakan materi informasi bagi para pemangku kepentingan, yaitu tim CSR Program & Support Management Divisio</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"><img height="316" src="file:///C:/DOCUME%7E1/PRASET%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image002.gif" width="332" /></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"></span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 8pt;">Peta Para Pemangku Kepentingan Telkomsel</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Telkomsel mengidentifikasi terdapat delapan kelompok pemangku kepentingan Telkomsel, yaitu: (1) lingkungan; (2) masyarakat; (3) para karyawan, yang terdiri dari karyawan tetap, karyawan paruh waktu, dan outsource; (4) mitra bisnis, yang terdiri dari supplier atau vendor, mitra dealer dan partner sinergi; (5) regulator, yang terdiri dari regulator internasional, pemerintah Indonesia, dan pemerintah daerah; (6) kreditur dan bank; (7) para pemegang saham; dan (8) para customer/pelanggan, yang terdiri dari korporasi dan ritel. Telkomsel menyadari pentingnya peranan para pemangku kepentingan bagi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Oleh sebab itu Telkomsel senantiasa membina hubungan baik dengan para pemangku kepentingan. Hubungan ini didasarkan pada prinsip tata kelola perusahaan dan nilai-nilai budaya korporat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Produk Telkomsel</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Telkomsel memiliki tiga merek kuat untuk melayani pangsa pasar yang berbeda-beda. KartuHALO untuk pelanggan pascabayar, simPATI dan Kartu As untuk pelanggan prabayar. Telkomsel juga menyediakan pelayanan luas berbasis GSM yang menguntungkan para pelanggan, yang mencakup:</span></div><div class="ListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Call waiting</span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Call forwarding</span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Voice mail </span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">International roaming</span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Short message service (SMS) </span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">IDD/International Service </span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Flash</span></div><div class="ListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Blackberry</span></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"><img height="170" src="file:///C:/DOCUME%7E1/PRASET%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image004.gif" width="515" /></span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 12pt; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Produk Telkomsel</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">III ANALISA GENERAL BUSINESS ENVIRONTMENT</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="FR" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.1 Govermental Environtment</span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="FR">Menindaklanjuti dari kebijakan pemerintah sehubungan dengan dengan Surat Edaran Plt Dirjen Postel (atas nama Menteri Kominfo) No. 1598/SE/DJPT.1/KOMINFO/7/2010 tentang Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan Yang Terkait Dengan Pornografi. Direktur utama PT Telkomsel Sarwoto Atmosutamo mengungkapkan bahwa perusahaannya telah melakukan pemblokiran situs porno guna mendukung kebijakan pemerintah yang meminta penyelenggara jasa internet (PJl) menutup akses situs negatif. Demo pemblokiran dilakukan dengan menggunakan ponsel dan laptop yang sudah terkoneksi dengan akses Internet TelkomselFlash. Seluruh pelanggan yang menggunakan layanan Internet Telkomsel, baik melalui ponsel, komputer, maupun laptop, tidak akan bisa lagi mengakses situs-situs porno. Untuk memblokir situs negatif tersebut, Telkomsel menerapkan sistem proxy atau gateway yang secara otomatis memblok situs-situs porno yang diakses pelanggan. Melalui pemblokiran dengan mekanisme blacklist internet access tersebut, pada layar ponsel, komputer, atau laptop pelanggan akan tertulis <b>"ACCESS IS DENIED DUE TO SECURITY POLICY ENFORCEMENT"</b>.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><b>3.2 Domestic Political Environtment</b></div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;">Industri seluler memang agak unik. <span lang="SV">Industri ini sangat sensitif terhadap skala ekonomi. Investasi dan <i>fixed cost</i> yang besar dan <i>variable cost</i> yang rendah membuat pemain-pemain baru tidak punya pilihan selain harus merebut pelanggan baru dengan senjata “harga”. Selain itu, industri ini membutuhkan jumlah pelanggan tertentu yang memungkinkan komunikasi on-net atau komunikasi antar para pelanggan bisa terjadi. Jadi, walaupun banyak pelanggan yang tidak menguntungkan karena penggunaannya sangat kecil, mereka dibutuhkan untuk menciptakan penggunaan pulsa bagi pelanggan lain. Inilah industri yang bersifat <i>network</i>.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="SV">Pilihan dari perang terhadap harga adalah dengan terus meningkatkan kualitas baik produk, pelayanan maupun faktor emosional. Telkomsel pada posisi yang sungguh kuat. Secara kualitas produk seperti <i>coverage</i>, kekuatan signal, kejernihan suara dan fiturnya sudah berada di atas pesaingnya. Demikian pula, jumlah <i>customer base</i>-nya yang paling besar, sudah menjadi pertahanan sendiri dari serangan pesaing.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="SV">Bagi Telkomsel, adalah sungguh masuk akal kalau mereka akan memecah komponen kualitas dari sisi<span style="color: red;"> </span>kualitas pelayanan dan faktor emosional kepada pelanggannya. Ini jelas merupakan sumber <i>customer value</i> yang sulit ditiru. Alasan yang mendasari pernyataan tersebut adalah Telkomsel sudah memiliki pelanggan yang lebih tepat. Segmen premium, <i>heavy user</i> dan mereka yang tidak <i>price sensitive</i>, sebagian besar sudah menjadi pelanggan dari operator ini. Sebagian dari mereka, tidak akan goyang dengan tawaran harga murah. Melihat segmen pelanggannya, sangatlah tepat bagi operator ini kalau bertumpu kepada pelayanan sebagai sumber untuk menciptakan <i>customer value</i>.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="SV">Ketika perang harga ini mulai mereda, maka sebagian pemain baru akan memperbaiki kualitas produk seperti jaringan, <i>coverage</i> dan kekuatan sinyalnya. Bagi Telkomsel, dengan meningkatkan kualitas pelayanan, sudah pasti akan membuat posisinya semakin sulit dikejar. Tentunya, sebagai <i>market leader</i> akan mempunyai berbagai macam permasalahan. Salah satunya adalah perlu menentukan dengan tepat, atribut pelayanan apakah yang perlu difokuskan saat ini. <i>Customer Value</i> selalu terjadi migrasi. Apa yang dahulu dinilai bagus oleh pelanggan, dalam beberapa tahun akan menjadi suatu hal yang biasa karena semua pesaing dapat menyediakan hal yang sama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.3 International Political Environtment</span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="SV">Keputusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang menilai Temasek Holdings Pte Ltd telah melanggar UU Antimonopoli dan memiliki kepemilikan silang di dua perusahaan telekomunikasi Indonesia pada 19 November 2007 terjadi karena dianggap Temasek melanggar UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Temasek merupakan grup perusahaan asal Singapura yang menguasai Telkomsel (melalui Singtel) sebesar 35% dan Indosat (melalui STT Telemedia) sekitar 42%.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="SV">Seperti diketahui, vonis KPPU terhadap Temasek yaitu grup perusahaan tersebut harus melepas saham di Telkomsel atau Indosat paling lambat 2009. Pelepasan saham dilakukan dengan cara masing-masing pembeli dibatasi pembeliannya 5% dari total saham yang dilepas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebenarnya sejak masa Presiden RI periode 1999-2001, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah memberikan dukungannya terhadap upaya pembelian kembali (buy back) saham Indosat dan Telkomsel dari tangan perusahaan Singapura tsb. Negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan Republik Rakyat China (RRC) yang berbeda system pun sama-sama tidak membiarkan usaha telekomunikasinya dikendalikan dan dikuasai pihak lain.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebagai salah satu negara anggota ASEAN, Singapura dikenal sebagai pusat keuangan di Asia Tenggara. Indikator-indikator ekonomi Singapura kerap menjadi tolak-ukur bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan Asian Defence and Diplomacy edisi Sept 2009, mewartakan bahwa pada tahun 2007 anggaran militer Singapura sudah mencapai 5,8 miliar dolar AS (4.1% dari GDP). Padahal Indonesia yang jauh lebih besar, anggaran militernya pada hanya 4.1 miliar dollar (1.2% dari GDP). Hal lain bahwa 10 persen dari jumlah penduduk Singapura yang sekarang berjumlah 3,2 juta penduduk, ternyata bekerja di bidang militer. 72.5 ribu personel bekerja full time, dan sekitar 250 ribu lainnya masuk kategori komponen cadangan yang bisa digerakkan kapan saja.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam memenuhi kebutuhannya terhadap peralatan militer berteknologi tinggi, Singapura mengandalkan pada Israel. Secara psikologis, kedua negara memang memiliki ketakutan yang sama. Keduanya sama-sama negara kecil, sama-sama berwilayah sempit, dan berpenduduk pendatang yang bukan asli lokal. Dan dikelilingi oleh negara-negara besar berpenduduk mayoritas Muslim. Pada 2000-2002, nilai investasi Singapura di Israel mencapai 400 juta dolar AS, dan sebagian besar ditanamkan di sektor-sektor industri berteknologi tinggi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berdasarkan info dari Tabloid Intelijen edisi 13 - 26 Juli 2006, setidaknya dua perusahaan besar bermain dalam bisnis raksasa tersebut termasuk Temasek Capital TIF Ventures, perusahaan yang memiliki saham dominan di Telkomsel. Perusahaan tersebut milik Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura yang berinvestasi di lima perusahaan permodalan Israel. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut beberapa sumber informasi, Badan intelijen Singapore, yang bernama Singapore Intelligence Service (SIS). mereka ini berperan besar dalam membantu Megawati Sukarnoputri menjadi Presiden sejak kejatuhan Suharto pada Mei 1998 lalu. Kalau kita menelusur lepasnya Telkomsel ke tangan perusahaan Singapura adalah masa Laksamana Sukardi menjadi Menteri BUMN era Megawati, sinyalemen tersebut jadi masuk akal adanya. Selain Laksamana Sukardi, Mayor Jenderal Purnawirawan Theo Syafei disebut-sebut merupakan pemain kunci dalam memfasilitasi terjadinya pengalihan asset kepemilikan BUMN ke Singapora. Syafei dikenal sebagai perwira tinggi yang dekat dengan Benny Murdani. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menurut informasi, para agen intelijen SIS tersebut berlindung atas nama Kedutaan Singapura. Bahkan Tabloid Intelijen di edisi yang sama, menyebut koresponden Straits Times Derwin Pereira sebagai salah satu mata-rantai dari operasi intelijen yang dilancarkan oleh SIS. Dalam konteks ini, peran SIS harus dibaca sebagai bagian dari mata-rantai konspirasi yang dilancarkan badan intelijen Amerika Serikat CIA dan badan intelijen Israel MOSSAD. Ketiga badan intelijen tiga negara tersebut inilah yang diyakini banyak kalangan telah ikut berperan dalam menjatuhkan Suharto dari tampuk kepresidenan pada Mei 1998. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sehingga dari gambaran diatas, masuk akal agar supaya sarana komunikasi yang termasuk asset yang strategis termasuk Telkomsel agar dijaga dengan baik sehingga jangan sampai jatuh ke tangan dominasi negara lain yang bisa disalahgunakan dan membahayakan keamanan negara. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.4 Demographical Environtment</span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><span lang="SV">Telkomsel merupakan operator telekomunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki jangkauan terluas, <b><span style="font-weight: normal;">lebih dari 35 ribu BTS</span></b> yang diantara nya BTS <b><span style="font-weight: normal;">Berteknologi 3G sebanyak lebih dari 7.000 BTS </span></b>tersebar hingga pelosok Negeri. Selain itu Telkomsel merupakan operator selular yang mengoperasikan BTS dengan sumber energi ramah lingkungan (BTS Go Green) <b><span style="font-weight: normal;">terbanyak di Asia dengan jumlah 132 BTS</span></b> di seluruh Indonesia. Selain itu Telkomsel satu - satunya jaringan telekomunikasi yang menjangkau <b><span style="font-weight: normal;">seluruh desa terpencil di 25.000 desa</span></b>, serta memberikan layanan <b><span style="font-weight: normal;">broadband tercepat 21Mbps</span></b> dan <b><span style="font-weight: normal;">terluas di 25 kota besar. Tidak hanya itu sebagai negeri Bahari, Indonesia dengan luas lautan 5,8 juta km persegi.</span></b>Telkomsel juga merupakan <b><span style="font-weight: normal;">satu-satunya jaringan telekomunikasi di 15 Kapal PELNI</span></b> menembus samudera yang luas.<b><span style="font-weight: normal;"></span></b></span></div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-weight: normal;">Indonesia memiliki jumlah Penduduk mencapai 200 juta lebih. Lebih dari 93 juta</span></b><span lang="SV"> diantaranya telah menjadi pelanggan setia Telkomsel <i>kartuHALO, simPATI dan kartuAs</i> ). Telkomsel juga menghadirkan <b><span style="font-weight: normal;">titik pelayanan pelanggan terbanyak</span></b> untuk melayani pelanggan setia nya dengan lebih dari 1 juta titik pelayanan yang terdiri dari: GraPARI, GeraiHALO, kiosHALO, outlet authorized dealer, mitra retail nasional, dan M-Kios, serta memiliki <b><span style="font-weight: normal;">call center terbesar</span></b> di Indonesia yang didukung sekitar 5.000 agent call center.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-weight: normal;">Indonesia adalah salah satu pengguna blackberry terbesar di dunia </span></b><span lang="SV">Telkomsel memiliki <b><span style="font-weight: normal;">komunitas Blackberry terbesar</span></b> di Indonesia yang memberikan kapasitas data layanan BlackBerry dengan <b><span style="font-weight: normal;">koneksi tercepat 1,2Gbps</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.5 Technological Environtment: Information Technology</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam usaha menyediakan layanan telepon selular yang modern dan komprehensif agar dapat menyampaikan suara, teks, data, dan video dalam paket yang kreatif, Telkomsel terus-menerus mengembangkan teknologi jaringan broadband 3G dan 3,5G Telkomsel juga mengurangi konsumsi listrik untuk sistem pendingin udara di BTS-BTS tertentu. Pada BTS yang secara teknis memungkinkan, Telkomsel tidak menggunakan shelter yang membutuhkan sistem pendingin udara. Tindakan ini akan mengurangi emisi gas, konsumsi listrik, sekaligus menekan biaya.Kemudian Telkomsel menerapkan HSDPA, sebagai bagian dari upaya Telkomsel menjadi perusahaan yang ramah lingkungan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Telkomsel mencoba berbagai kemungkinan pemakaian energi alternatif, seperti panel sel matahari, turbin angin, dan pembangkit listrik mikro-hidro. Berikutnya, Telkomsel bertekad terus-menerus mencoba menggunakan teknologi ramah lingkungan, seperti penggunaan hidrogen sebagai sumber listrik, yang merupakan tonggak penerapan teknologi untuk menyediakan layanan broadband bergerak (mobile) pada kecepatan di atas 14,4 Mbps dan HSDPA +21 Mbps di beberapa kota besar tertentu. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Produk broadband ini membuat Telkomsel berada dalam posisi terdepan dalam bisnis telepon selular. HSDPA bersama-sama dengan layanan berbasis 3G seperti video calls, mobile video dan mobile TV merupakan produk-produk baru yang Telkomsel perkirakan akan menjadi pendorong pertumbuhan Telkomsel di masa depan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejalan dengan itu, Telkomsel terus memperluas penyebaran jaringan 3G dan HSDPA, melengkapi BTS dengan 1.652 Node-B pada 2009, sehingga pada akhir 2009 Telkomsel memiliki 4.870 Node-B yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Salah satu hal yang menggembirakan Telkomsel pada tahun 2009 adalah jumlah pelanggan Telkomsel meningkat secara signifikan. Pada akhir 2008, pelanggan Telkomsel berjumlah 65,3 juta, kemudian meningkat menjadi 81,6 juta pada akhir 2009. Seiring dengan itu, Telkomsel dipacu meningkatkan kemampuan dalam berbagai hal, antara lain meningkatkan kapasitas jaringan telepon selular, menjamin kelancaran percakapan, serta menggabungkan maupun menyambungkan beraneka sistem jaringan. Idealnya, jaringan Telkomsel mampu menyediakan berbagai pilihan kepada para pelanggan. Artinya, pelanggan memiliki kebebasan untuk memilih berbagai tipe sambungan yang mereka kehendaki, kapan pun dan dimana pun. Untuk mewujudkan kebebasan ini, Telkomsel perlu didukung oleh jaringan yang moderen dan dapat diandalkan, satu jaringan yang mampu menawarkan layanan sangat luas berupa suara, teks, data, dan video Sehubungan dengan itu, Telkomsel menjalankan tiga prakarsa strategis: (a) perluasan kapasitas jaringan secara pesat; (b) manajemen strategi antisipasi dan pencegahan; dan (c) penggunaan teknologi terbaru.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peningkatan Broadband Network di Indonesia Timur</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Telkomsel meningkatkan kapasitas jaringan broadband network untuk menghubungkan Jawa-Makassar- Ambon-Papua, menggunakan transmisi Satelit IDR (Intermediate Data Rate), mengingat koneksi ke wilayah tersebut tidak terdapat link transmisi fiber optic dan terrestrial. Peningkatan ini merupakan upaya Telkomsel menambah kapasitas 930 Mega byte per second (Mbps) agar tercapai High Performance Broadband Network.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><img height="262" src="file:///C:/DOCUME%7E1/PRASET%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image006.gif" width="624" /></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Program peningkatan kapasitas ini dilakukan bersama mitra Telkomsel dan telah dimulai sejak Juli 2008 hingga selesai April 2009. Sebelumnya, koneksi dari Jawa ke wilayah Indonesia Timur menggunakan transmisi satelit IDR tipe koneksi berbasis E1. Mengingat kebutuhan kapasitas yang sangat besar, maka Telkomsel beralih menggunakan tipe koneksi bundling STM-1 (Synchronuse Transfer Mode 1), sebagai gambaran satu STM-1 setara dengan 63 E1 atau 155 Mbps. Penerapan link transmisi dalam bentuk bundling STM-1 berbasis IP (Internet Protocol) ini merupakan yang pertama di dunia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penambahan STM-1 ini berjumlah enam link transmisi. Untuk mendukung kehandalan kinerja link transmisi tersebut, pada titik hub di Makassar, Surabaya, dan Timika dipasang antena ground station berdiameter 13 meter. Sedangkan di Ambon dan Jayapura dipasang antena berdiameter 9 sampai 13 meter, yang didukung oleh provider satelit mitra Telkomsel. Dalam pengoperasiannya, setiap STM-1 didukung dua transponder satelit sehingga enam STM-1 tersebut menggunakan 12 transponder, atau separuh kapasitas sebuah satelit. Telkomsel saat ini telah menggunakan tiga satelit untuk melayani berbagai wilayah Indonesia terutama kawasan Indonesia Timur, daerah pedalaman, dan perbatasan negara. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.6 Technological Environtment:Processing Technology</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bertepatan dengan perayaan hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 2009, Telkomsel secara resmi meluncurkan program USO (Universal Service Obligation), yakni penggelaran akses telekomunikasi dan informatika pedesaan, serta pengembangan jaringan Telkomsel MERAH PUTIH (MEnembus daeRAH Pedesaan, indUstri TerpencIl dan baHari) di perbatasan Australia dan Papua Nugini. Telkomsel resmi mendapat amanah dari pemerintah untuk program USO membangun jaringan telekomunikasi di 2.056 desa di seluruh Indonesia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, yang ditandai dengan melakukan komunikasi video conference dari Jakarta ke 4 titik desa terpencil, yakni Desa Sekatak di Bulungan Kalimantan Timur di perbatasan Malaysia; Desa Adaud di Saumlaki Ambon di perbatasan perairan dengan Australia; Desa Ubrub, Papua di perbatasan Papua Nugini; dan Desa Ranupani di Lumajang Jawa Timur di kaki Gunung Semeru.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Keseluruhan paket program USO itu meliputi paket 1 di Provinsi NAD, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat; paket 2 di Provinsi Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Lampung; paket 3 di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan; paket 6 di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur; dan paket 7 di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mulai April-Mei 2009, Telkomsel memulai proses produksi dan instalasi. Sampai dengan Desember 2009 telah terpasang di 20.772 desa. Melalui bertambahnya perluasan jaringan hingga daerah terpencil ini, cakupan pelayanan Telkomsel telah menjangkau hampir 100 persen wilayah populasi Indonesia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kondisi geografis Indonesia yang unik, memberikan tantangan tersendiri dalam percepatan penggelaran jaringan, mengingat Indonesia sebagai Negara kepulauan sepanjang seperdelapan bentangan dunia dengan luas 1,9 juta km persegi yang memiliki 18.000 pulau. Oleh karena itu, Telkomsel menciptakan metode inovatif yang diberi nama MEDIAna (Media Evaluation Deployment Integrated Analysis).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan adanya aplikasi MEDIAna ini, jajaran Telkomsel dan mitra vendor akan lebih efektif dan efisien dalam menyelesaikan program USO. Aplikasi MEDIAna adalah pusat informasi data kondisi daerah sebagai dasar kebutuhan Solusi Teknologi (ST) di daerah tersebut, sekaligus memiliki kemampuan Manajemen Aset, yakni menghitung secara otomatis nilai aset. Melalui MEDIAna, Telkomsel membagi ST dalam dalam tiga kategori ketersediaan sinyal, yakni ST1 berarti sinyal kuat, ST2 sinyal lemah, ST3 tidak ada sinyal; dan dua kategori ketersediaan listrik, yaitu A berarti ada listrik, B berarti tidak ada listrik. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Seiring dengan pelaksanaan USO membangun layanan akses telekomunikasi dan informatika kepada sekitar 25.486 desa, Telkomsel secara resmi mengoperasikan program Desa Berdering di Jakarta pada 30 November 2009. Peresmian program ini dilakukan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, yang ditandai dengan berkomunikasi jarak jauh (teleconference) dari Istana Negara di Jakarta ke dua titik Desa Berdering, yaitu Desa Sebandut, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat; dan Desa Buwun Mas, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat Telkomsel juga menambahkan manfaat program USO ini dengan menghadirkan layanan Pusyantip (Pusat Layanan Telekomunikasi dan Informasi Pedesaan), Portal Lumbung Desa, serta Desa Pintar yang dilengkapi komputer dan layanan internet. Layanan Pusyantip dan Portal Lumbung Desa ini dimaksudkan untuk memajukan perekonomian daerah, dengan menyediakan fasilitas kepada 24.052 desa USO agar dapat berbagi informasi via SMS, misalnya mengenai kebutuhan pupuk, bibit, hasil panen, hasil laut, dan lain-lain. Informasi itu akan diteruskan ke Portal Lumbung Desa dan website internet, sehingga semua pihak bisa mengetahui potensi dan kendala di suatu daerah. Sedangkan, Desa Pintar dimaksudkan untuk menghilangkan kesenjangan informasi dan pendidikan, karena dengan adanya computer yang dilengkapi akses internet, masyarakat dapat mengakses informasi apapun termasuk dunia pendidikan dan pengetahuan lainnya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.7 Social Environtment</span></b></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Program Peduli Banjir Telkomsel –NetApp yang Inovatif</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berbeda dengan program penanggulangan banjir biasa, Telkomsel dan NetApp Indonesia melangkah lebih maju dengan meluncurkan program manajemen bencana banjir berbasis komunitas pada 5 Maret 2009. Pada tahap awal, program ini dijalankan di Kampung Pulo-Kampung Melayu, Jakarta Timur; Ulujami, Jakarta Selatan; Kampung Klingkit-Rawa Buaya, Jakarta Barat, dan Jatiasih, Bekasi. Lokasi ini dipilih mengingat daerah tersebut merupakan daerah hunian padat penduduk yang menjadi langganan bencana banjir. Jalan menuju lokasi itu pun sulit dijangkau karena banyak berupa lorong sempit. ini tidak hanya memberi bantuan Posko dan berbagai sarana penanggulangan banjir, tapi yang paling utama adalah upaya pemberdayaan masyarakat melalui pelatihan Community Based Disaster Risk Management (CBDRM).</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Melalui program ini, masyarakat dilibatkan secara aktif dalam proses identifikasi, analisis, penanggulangan, dan minimalisasi risiko bencana. Masyarakat akan terbantu sehingga lebih tanggap mengantisipasi bencana banjir. Contohnya adalah para relawan yang juga penduduk setempat dilatih mengevakuasi dan diberikan pemahaman tentang siapa yang harus dievakuasi lebih dahulu, yaitu bayi, anak-anak, ibu hamil, lansia, orang sakit, atau penderita cacat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Berkat program CBDRM, masyarakat akan mempunyai sistem penanganan bencana yang efektif. Di wilayah rawan banjir tersebut telah dibangun jalur evakuasi dengan tanda yang mudah dimengerti, berupa tiang, tali, dan bandul pelampung berwarna terang yang tetap terlihat walau terendam air. Masyarakat juga dibekali pengetahuan dan ketrampilan tentang penggunaan perahu, tali temali, evakuasi, dan pengelolaan dapur umum.</span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Aksi Cepat Tanggap dan Bantuan untuk Korban Gempa Tasikmalaya dan Padang</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sejak hari pertama gempa bumi berkekuatan 7,3 skala richter (SR) melanda Tasikmalaya dan sebagian Jawa Barat pada 2 September 2009, Telkomsel melakukan berbagai tindakan percepatan pemulihan untuk meminimalisasi dampak bencana. Telkomsel menghadirkan layanan telepon gratis, membuka dua Posko bantuan di Desa Cigorowong dan Desa Lengkong Jaya yang menyediakan fasilitas dapur umum, layanan kesehatan gratis, serta Posko sandang. Di setiap Posko bantuan tersebut, Telkomsel memberikan nasi bungkus, makanan, minuman, serta pengobatan gratis yang cukup untuk melayani sekitar 2.000 korban setiap hari.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tiga hari kemudian, 5 September 2009, Telkomsel melanjutkan kepedulian sosialnya dengan menyerahkan bantuan bagi para korban senilai total Rp 200 juta. Bantuan tersebut berupa dapur umum senilai Rp. 100 juta yang diserahkan melalui Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), layanan kesehatan sebesar Rp. 50 juta melalui Rumah Zakat Indonesia, dan bantuan untuk kebutuhan darurat seperti: selimut, lampu petromaks, sandal, dan lain-lain sebesar Rp 50 juta yang disalurkan melalui Gada Musa. membawa suku cadang yang diterbangkan secara khusus dengan pesawat sewaan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di tengah kerusakan yang melanda kantor GraPARI di Jl. Sudirman, Padang, Telkomsel membuka kantor pelayanan di halaman kantor. Telkomsel juga membuka Posko Peduli berupa Posko Kesehatan dan dapur umum di dua lokasi, yakni Pariaman dan Padang. Posko ini didirikan bekerjasama dengan mitra. Di samping itu, Telkomsel telah mengirim bantuan 1.000 paket darurat berisi selimut, sarung, handuk, sandal, serta lampu petromaks. Telkomsel memberikan layanan gratis SMS selama tujuh hari bagi seluruh pelanggan yang berada di Padang dan sekitarnya, serta memperpanjang masa aktif dan masa isi ulang bagi seluruh pelanggan prabayar nomor Padang. Berikutnya, Telkomsel membuka Posko layanan terpadu di kantor GraPARI yang menyediakan charger gratis, telepon umum gratis, kartu perdana gratis, dan pelayanan pelanggan. Tidak ketinggalan, tersedia pula layanan kesehatan gratis dan dapur umum, serta selimut, handuk, sarung, pembalut wanita, dan lain-lain. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Telkomsel menyediakan 25.000 kartu perdana gratis dengan pulsa Rp 5.000. Untuk mengatasi keterbatasan pasokan listrik, pada hari kelima paska gempa, Telkomsel mengirim 300 genset dari Jakarta, yang diterbangkan menggunakan pesawat sewaan khusus dari Jakarta.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Untuk menambah kapasitas penanganan lalulintas komunikasi, Telkomsel mendatangkan 10 mobile BTS atau Compact Mobile Base Transceiver (COMBAT) di kota Padang untuk menggantikan BTS yang rusak. Lebih jauh, Telkomsel membantu pembangunan kembali sekolah yang rusak akibat bencana, baik di Sumatera Barat maupun di Jawa Barat, yang disalurkan pada tahun 2010.</span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.8<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Cultural Environtment</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun berupa buah pikiran dan alam penghidupan. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Kebudayaan memiliki arti penting bagi suatu bangsa. Kebudayaan merupakan jati diri nasional atau sarana pemersatu. Kebudayaan dinilai berperan jika memiliki hasil budaya yang khas. Hasil budaya bukan hanya milik suatu bangsa, tapi sudah dianggap milik bersama, yakni masyarakat dunia.Dalam rangka pembangunan nasional, generasi muda berperan penting untuk mempertahankan kearifan budaya lokal, agar jangan sampai pada suatu saat anak cucu kita melupakan kebudayaan-kebudayan bangsa Indonesia yang bernilai luhur tinggi. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">TELKOMSEL URBAN FEST ‘09 “Akulturasi Kearifan Budaya Lokal & Oriental”</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">TELKOMSEL CAMPUS COMMUNITY menghadirkan festival kebudayaan lokal & oriental untuk pertama kalinya yang bertajuk TELKOMSEL URBAN FEST ‘09 “Akulturasi Kearifan Budaya Lokal & Oriental”. Salah satu budaya masyarakat oriental yang patut ditiru adalah budaya kerja yang merupakan sikap terhadap pekerjaan yang dianggap baik dan menyenangkan untuk dunia bekerja seperti sikap; rajin, jujur, giat, bersemangat, berinovasi, berkreasi, terbuka dan bertanggung jawab dan sikap positif lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">TELKOMSEL URBAN FEST ‘09 akan menghadirkan berbagai kebudayaan lokal dan oriental, khususnya yang diminati anak-anak muda diseluruh dunia. Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi suatu media ekspresif positif yang menarik dan menghibur bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan kesungguhan dan kebulatan tekad, panitia mentargetkan lebih dari 30.000 pengunjung akan memeriahkan TELKOMSEL URBAN FEST ‘09.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tujuan dari Telkomsel dalam melakukan kegiatan ini adalah:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Membuktikan kepedulian generasi muda pada kearifan budaya lokal.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menunjukkan kebersamaan & persatuan yang erat pada generasi muda untuk bersama- sama mempertahankan kebudayaan bangsa.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menampilkan perpaduan yang unik antara kebudayaan lokal dan oriental.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Memberikan wadah bagi anak-anak muda untuk berekspresi secara positif dengan seni dan kebudayaan lokal & oriental.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Memberikan wadah bagi komunitas penggemar kebudayaan oriental untuk mempresentasikan aktivitasnya dalam kemasan yang atraktif.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebagai salah satu hiburan unik yang bertajuk akulturasi kebudayaan lokal dan oriental bagi masyarakat umum.</span></div><div class="ListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.9<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Natural Environment</span></b></div><div class="ListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Telkomsel untuk Lingkungan : </span></b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Green BTS</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Telkomsel menyadari bahwa perubahan iklim mempengaruhi kualitas jaringan dan operasional secara signifikan. Perubahan iklim ektrim berpotensi merusak infrastruktur telekomunikasi yang telah dibangun dan pada akhirnya menyebabkan terganggunya kinerja system telekomunikasi yang dampaknya akan sangat dirasakan oleh pelanggan Telkomsel. Oleh karenanya, Telkomsel menjalankan prakarsa strategis dalam upaya perluasan jaringan yang ramah lingkungan, yakni dengan mengadopsi “konsep ekonomi hijau” dalam pengoperasian BTS Telkomsel. Dalam pengoperasian BTS, Telkomsel melangkah lebih maju dengan menerapkan konsep ekonomi/ teknologi ramah lingkungan (Green Economy Concept). Konsep ini sejalan dengan upaya di tingkat nasional dan global untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat serta mencegah perubahan iklim.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Konsep ekonomi ramah lingkungan telah berulangkali dikampanyekan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa. Inti konsep ini adalah perkembangan yang seimbang antara ekonomi dan lingkungan. Artinya kegiatan ekonomi terus mengalami kemajuan, namun tanpa merusak lingkungan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Terkait dengan penerapan konsep tersebut, Telkomsel telah membangun dan mengoperasikan 132 Green BTS, yakni BTS yang memanfaatkan energi matahari. Ratusan BTS ini tersebar di Sumatera (33 BTS), Jawa (22 BTS), Bali-Nusa Tenggara (23 BTS), Kalimantan (18 BTS), dan Sulawesi-Maluku-Papua (36 BTS). Selain menggunakan tenaga matahari, di wilayah Sumatera, Telkomsel juga menerapkan teknologi fuel cell dengan memanfaatkan bahan bakar hidrogen. Teknologi ini dipakai karena mempunyai keunggulan, seperti tidak bising karena tidak terdapat komponen bergerak, dan tidak bersifat polutan. Keunggulan ini tercipta lantaran zat buangan dari proses fuel cell adalah H2O alias air, yang tidak beracun dan berbau, serta memiliki efisiensi jauh lebih baik dibandingkan system konvensional.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tak ketinggalan, Telkomsel juga akan mengembangkan BTS dengan sumber energy alternatif lain yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Misalnya mengembangkan BTS micro hydro yang memanfaatkan aliran sungai di sekitar BTS dan BTS yang memanfaatkan bahan bakar organik (biofuel). Pembangkit listrik mikro hidro lebih murah dari sumber-sumber bahan bakar alternatif lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hingga saat ini, dapat dikatakan Telkomsel merupakan perusahaan yang mengoperasikan Green BTS terbanyak di seluruh Asia. Pemberdayaan energi alternatif ini bertujuan untuk mendukung efisiensi penggunaan listrik dan mendukung masyarakat di wilayah pelosok agar tidak terisolir serta terjangkau alat komunikasi. </span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Yang tak kalah penting adalah Telkomsel berhasil mengurangi gas emisi rumah kaca hingga 1.261,49 ton CO2 per tahun</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.10<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Financial & Economic Development</span></b></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><img height="766" src="file:///C:/DOCUME%7E1/PRASET%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image008.gif" width="551" /></span></b></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) adalah salah satu operator jasa telekomunikasi selular yang beroperasi di Indonesia. Berdasarkan market share dan revenue share, Telkomsel adalah Market Leader dengan basis customer sebesar 72,1 juta pelanggan. Angka tersebut diperkirakan mewakili kurang lebih 50% dari total market Indonesia. Dari data laporan keuangan Telkomsel pada tahun 2009, laba bersih yang dihasilkan Telkomsel mengalami penigkatan dari tahun sebelumnya yaitu sekitar RP 13.160 milyar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp.11.422 milyar pada tahun 2008.</span></div><div class="ListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Telkomsel adalah operator telekomukasi selular pertama di Asia yang memperkenalkan layanan GSM pra-bayar dan 3G service. Telkomsel memiliki jaringan terluas dibandingkan operator lain. Jaringan Telkomsel mampu menjangkau 95% dari populasi Indonesia. Telkomsel mampu menjangkau seluruh propinsi, kotamadya, kabupaten dan kecamatan di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Tahun ini, Telkomsel melakukan peningkatan broardband di Indonesia bagian timur. Telkomsel berkomitmen untuk menghantarkan ICT kepada 100% populasi Indonesia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pertumbuhan Pelanggan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada akhir 2009, KartuHALO memiliki 2,03 juta pelanggan, simPATI 57,99 juta pelanggan dan Kartu As 22,62 pelanggan. Pelanggan Telkomsel seluruhnya berjumlah 81,64 juta atau 49 persen dari total pasar telepon selular, yang kira-kira mencapai 166 juta pelanggan. Pada 2009 itu pula, simPATI terus menjadi pusat pertumbuhan. Dengan pertambahan pelanggan bersih 14,96 juta, simPATI menetapkan posisinya sebagai merek yang paling kokoh di pasar. Pertumbuhan simPATI yang luar biasa selama beberapa tahun ini, kendati dalam kondisi sulit, disebabkan oleh merek yang kuat dan strategi pasar yang efektif. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Misalnya, simPATI telah menggabungkan sejumlah program-program bersama layanan lainnya. KartuHALO juga mencetak hasil yang sangat baik selama beberapa tahun. KartuHALO membukukan 94.000 pelanggan baru dan memiliki ARPU (average revenue per user) paling tinggi di pasar telepon selular layanan pascabayar. Sedangkan Kartu As tumbuh 6 persen dengan pelanggan baru meningkat 1,29 juta. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh popularitas program Serba Seribu dan biaya yang murah, yakni Rp 5.000 untuk kartu perdananya. </span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Secara lengkap, data pertumbuhan pelanggan dapat dilihat pada tabel ikhtisar usaha </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><img height="92" src="file:///C:/DOCUME%7E1/PRASET%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image010.gif" width="553" /></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemberdayaan Masyarakat Lewat UKM</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Perkembangan dan kemajuan usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia tidak luput dari perhatian Telkomsel. Untuk mendukung perkembangan UKM, Telkomsel menghadirkan layanan Hosted Push Mail BlackBerry Enterprise Service (BES) untuk pertama kalinya di negeri ini. Melalui layanan tersebut, UKM dapat memiliki email korporat tanpa perlu berinvestasi, membeli, meng-install, dan mengelola server, bahkan dapat mengakses informasi perusahaan lewat BlackBerry kapanpun dan dimanapun. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Layanan Hosted Push Mail BES membantu UKM menikmati layanan hosting wireless email sekelas perusahaan besar dengan mudah dan relatif murah. Investasi awal dan pemeliharaan layanan ini akan dikerjakan Telkomsel, sehingga perusahaan dapat lebih fokus kepada bisnisnya dengan memanfaatkan email berkelas perusahaan besar untuk komunikasi lebih efisien dan bekerja lebih efektif. Pihak UKM juga mendapatkan domain atas nama perusahaan mereka masing-masing. Contohnya adalah NamaAnda@Nama Perusahaan.com. Selain fungsi email, pelanggan juga dapat melakukan sinkronisasi, look up, dan task kapanpun dan di manapun mereka berada. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Layanan Hosted Push Mail BES menggunakan teknologi Microsoft Exchange Server yang memiliki tingkat keamanan tinggi dalam hal perlindungan data melalui fitur enkripsi, back up, dan recovery. Layanan ini juga menjamin keamanan data perusahaan dengan integrasi teknologi anti-virus, anti-spam, dan anti phising. Bahkan bila BlackBerry pelanggan hilang atau dicuri, fitur remote wipe dapat digunakan untuk menghapus data milik pelanggan agar tidak dapat diakses orang lain. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selain itu, fitur anywhere access memungkinkan penggunanya mengakses email dari mana saja, baik melalui aplikasi Microsoft Outlook di komputer kantor, melalui web browser di computer publik, atau melalui BlackBerry dengan fasilitas direct push. Melalui aplikasi tersebut, tidak ada perbedaan signifikan dari sisi tampilan maupun komputasi antara BlackBerry dan computer personal. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lebih jauh, untuk melayani kebutuhan solusi korporat masing-masing perusahaan, Telkomsel menyiapkan Tim Corporate Account Management di berbagai wilayah Indonesia, yang siap memberikan pelayanan layaknya konsultan pribadi. Berikutnya tersedia layanan customer care on line khusus untuk korporat melalui akses 128 dari telepon selular, yang siap melayani kebutuhan pelanggan 24 secara gratis</span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.11<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Monetary & Fiscal Policies</span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;">Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berencana menurunkan persentase biaya, hak penyelenggaraan (BHP) jasa telekomunikasi dalam waktu dekat sebagai salah satu bentuk insentif kepada para pelaku industri. Pit Dirjen Postel Kominfo Budi Setiawan mengatakan pihaknya sudah melakukan pembicaraan untuk menurunkan BHP jasa telekomunikasi yang saat ini besarnya 1,25% dari pendapatan kotor operator telekomunikasi. "Para operator telekomunikasi sudah mengeluhkan beratnya kewajiban yang harus dibayarkan kepada regulator karena ketatnya persaingan di tengah banyaknya jumlah pemain.</div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;">Penyelenggara telekomunikasi selama ini dikenakan BHP frekuensi dan BHP jasa telekomunikasi yang dananya masuk dalam pendapatan negara bukan pajak (PNBP), selain dikenakan pajak yang kebijakannya langsung oleh Kementerian Keuangan (Kemen-keu). Kominfo selaku regulator industri telekomunikasi sebelumnya menjanjikan insentif pajak bagi PT Telkom Tbk karena telah membangun infrastruktur backbone Palapa Ring Mataram-Ku-pang di luar konsorsium pemenang proyek Palapa Ring. Berdasarkan catatan Bisnis, insentif yang dijanjikan tersebut belum jelas kapan bisa dicairkan, padahal pembangunan infrastruktur oleh Telkom tersebut telah berjalan dan diharapkan selesai tahun ini.</div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;">Lebih rasional Sarwoto Atmosutarno,CEO Telkomsel yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), mengatakan kalangan operator menyambut inisiatif pemerintah yang tengah memproses formula biaya BHP frekuensi. "Kami kira ini inisiatif baik dari pemerintah bagi industri telekomunikasi karena dengan formula penghitungan berbasis pita [frekuensi] yang baru ini diharapkan beban BHP frekuensi menjadi lebih rasional bagi industri," ujarnya ditemui terpisah.</div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;">Menurut Sarwoto, beban BHP yang ditanggung operator telekomunikasi bervariasi yaitu antara 15%-22%. ia menambahkan selain beban BHP, masih banyak pungutan lain yang membebani industri telekomunikasi di Indonesia di antaranya adalah pajak-pajak daerah.</div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;">ATSI menyarankan agar proyek-proyek infrastruktur dapat diwujudkan melalui pola kemitraan pemerintah dan swasta (public private partnership) karena dengan adanya kerja sama maka akan ada insentif tertentu yang dapat membuat biaya investasi menjadi lebih rendah. Sarwoto menjelaskan dengan pembentukan kemitraan peme-rintah-swasta, pengurangan pajak, serta kemudahan bea masuk perangkat, maka kebijakan itu diperkirakan dapat menurunkan biaya produksi sampai 30%. Pada akhirnya, terobosan kebijakan pemerintah itu akan dapat memperkuat operator telekomunikasi dalam melakukan ekspansi dan pemerataan layanan. Di antaranya dalam melengkapi layanan Internet pita lebar bergerak (mobile broadband) agar dapat menyebar ke seluruh kota-kota besar di Tanah Air.</div><div style="line-height: 150%; margin-top: 0cm; text-align: justify;">Gatot S. Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen Komunikasi dan Informatika, mengatakan pihaknya sudah memutuskan hal tersebut agar tidak memberikan preseden buruk bagi sistem pembayaran BHP di kemudian hari. "Jangan sampai nanti ada kesan regulator bersikap diskriminatif," ujarnya. Dia menjelaskan batas pembayaran BHP telah dipatuhi oleh para operator telekomunikasi karena mereka sangat menyadari konsekuensi yang ada ketika terlambat membayar. Khusus untuk pembayaran BHP yang dilakukan oleh perusahaan penyedia konten sebesar 2,5% dari pendapatan kotor perusahaan, regulator masih menunggu keputusan hakim terkait gugatan yang disampaikan oleh beberapa perusahaan penyedia konten. </div><div class="ListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">3.12<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Industry & sectoral Policies</span></b></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam konteks regulasi, peraturan perundang undangan yang paling fundamental mengatur industri telekomunikasi adalah UU No. 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi. UU ini mengatur semua aspek dalam sektor telekomunikasi termasuk kedaulatan Negara atas telekomunikasi, penyelenggaraan, perizinan, interkoneksi, telekomunikasi khusus, perangkat telekomunikasi dan aktifitas pengamanan dari sektor telekomunikasi. </span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">UU No. 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi disahkan sebagai respon atas kegagalan UU No. 3 Tahun 1989 karena tidak effektif memberikan kerangka hukum dan tidak sesuai dengan perkembangan telekomunikasi modern. Secara khusus, pemerintah melahirkan UU ini untuk merestrukturisasi penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi dan telekomunikasi khusus.</span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam rangka menstandarkan sektor telekomunikasi, UU No. 36 Tahun 1999 membuka kerang swasta dalam penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi Padalah sebelum UU ini lahir penyelenggaraan telekomunikasi hanya diberikan kepada pemerintah dan BUMN.</span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selain UU No. 36 Tahun 1999, industri telekomunikasi di Indonesia juga diatur oleh peraturan pelaksana dari UU No. 36 Tahun 1999 tersebut baik berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri Informasi dan Komunikasi RI. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Industri telekomunikasi Indonesia juga harus memperhatikan peraturan perundang undangan lainnya yang tidak terkait secara langsung.</span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Regulasi dan kebijakan telekomunikasi di Indonesia masih belum optimal dalam menciptakan iklim kompetisi yang sehat. Hal ini diperlihatkan masih memungkinkan lahirnya ” anak emas” dan ”anak tiri”. Perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah masih sering diuntungkan dengan kebijakan dan regulasi yang ada.</span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal ini diperparah dengan belum terciptanya iklim yang kondusif bagi pengambilan kebijakan telekomunikasi yang meng-unbundle dan membuka kompetisi seluas-luasnya. Dalam konteksnya, pemerintah harus benar-benar hanya menjadi regulator dan enabler dan tidak mencampuri terlalu jauh bisnis telekomunikasi itu sendiri.</span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam posisinya disini, Telkomsel sebagai salah satu anak dari perusahaan Negara posisinya akan semakin kuat karna mendapat dukungan langsung dari pemerintah sehingga memperkuat posisi Telkomsel sebagai “Market Leader pertelokomunikasian di Indonesia.</span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: center;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">IV KESIMPULAN</span></b></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.1 Key Succes Factor </span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam upaya untuk terus bertumbuh secara berkelanjutan, Telkomsel melihat adanya tiga tantangan besar yang dapat berpengaruh terhadap kinerja dan kelanjutan pertumbuhannya. Tantangan pertama terkait masalah kebijakan, khususnya yang terkait dengan industri seluler. Tantangan kedua adalah masalah kemajuan teknologi, khususnya yang terkait dengan industri telekomunikasi seluler, dan tantangan ketiga adalah kompetisi yang semakin ketat dengan operator lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Untuk dapat menjamin kelangsungan pertumbuhannya, Telkomsel menjalankan beberapa pendekatan strategis. Sebagai perusahaan Indonesia yang juga diakui dan disegani di tingkat regional, Telkomsel pertama-tama terus meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi yang ada, di samping ikut aktif memberikan masukan kepada pihak pembuat kebijakan. Kedua, Telkomsel melakukan sejumlah investasi strategis untuk menjadi selalu yang terdepan di bidang teknologi selular. Ketiga, Telkomsel meningkatkan ragam produk yang bernilai tambah kepada para pelanggan, sekaligus menjalankan program social yang bermanfaat kepada masyarakat, dan program lingkungan hidup yang berkontribusi dalam upaya global mengatasi perubahan iklim serta Mendukung program peningkatan kualitas hidup masyarakat.</span></div><div class="ListParagraphCxSpFirst" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">4.2 Kesimpulan </span></b></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PT Telkomsel Indonesia merupakan perusahaan seluler terbesar di Indonesia yang memberikan berbagai solusi untuk menjawab semua kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia untuk berkomunikasi. Strategi bisnis dan teknologi yang dimiliki oleh Telkomsel mampu menjadikan Telkomsel sebagai market leader di perusahaan telekomunikasi Indonesia. Layanan dan solusi komunikasi yang ditawarkan oleh Telkomsel mampu mempengaruhi lingkungan bisnis dan perekonomian di Indonesia. </span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt; line-height: 150%;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam melaksanakan kegiatan industrinya Telkomsel tidak melanggar regulasi baik regulasi nasional maupun internasional</span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt; line-height: 150%;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tanggungjawab sosial Telkomsel diwujudkan dengan berbagai macam kegiatan CSR, misalnya penanggulangan bencana, pendidikan dan sebagainya</span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt; line-height: 150%;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Secara keseluruhan aktifitas industri telkomsel tidak mengganggu keseimbangan alam. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal ini disebabkan juga karena industri telkomsel tidak terlalu banyak menghasilkan limbah industri. </span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Namun perkembangan teknologi yang dilakukan oleh telkomsel telah memperhatikan kelestarian alam</span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Arial; font-size: 12pt; line-height: 150%;">•<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam mengembangkan produknya, Telkomsel berusaha untuk menyediakan layanan-layanan baru yang mendukung kegiatan masyarakat</span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Daftar Pustaka</span></b></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://www.telkomsel.com/"><span lang="SV">www.telkomsel.com</span></a></span></b><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></b></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://bataviase.co.id/node/185233"><span lang="SV">http://bataviase.co.id/node/185233</span></a></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://www.theglobal/"><span lang="SV">http://www.theglobal</span></a></span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm;"><b><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://www.antaranews.com/view/?i=1183466391&c=NAS&s"><span style="color: black;">http://www.antaranews.com/view/?i=1183466391&c=NAS&s</span></a>=</span></b></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 0cm;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://www.handiirawan.com/articles/archives/2008/03/26/customer_value/"><span lang="SV">http://www.handiirawan.com/articles/archives/2008/03/26/customer_value/</span></a></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpMiddle" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="ListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ListParagraph" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div>Prasetyo Utomohttp://www.blogger.com/profile/04018704650217152886noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2111547770620292787.post-3196763063923988962010-12-07T22:39:00.000+07:002010-12-07T22:39:27.345+07:00Economic Development & Monetary and Fiscal Policies - APBN 2000 -<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvGZy8quUlw2QgFj8l4-723iLN4K_DuvTx56epPDa9AksF6HYY7NJuBtI0eBI2C9twwbuwaHVlxpPjw5CcflSe_2In_9PZVQWOc6lb3QVCP6Qa3gFAWzlfxddlA4ExTdzdZ1ZuzynaSrCZ/s1600/eko204_06.gif" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="200" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhvGZy8quUlw2QgFj8l4-723iLN4K_DuvTx56epPDa9AksF6HYY7NJuBtI0eBI2C9twwbuwaHVlxpPjw5CcflSe_2In_9PZVQWOc6lb3QVCP6Qa3gFAWzlfxddlA4ExTdzdZ1ZuzynaSrCZ/s200/eko204_06.gif" width="140" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="FI">I. KONDISI PEREKONOMIAN DI INDONESIA</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV"><span> 1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span lang="SV">Pertumbuhan Ekonomi dan Iklim Investasi</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;">Pemulihan perekonomian yang berlangsung sejak triwulan kedua dan ketiga tahun 1999 diperkirakan berlanjut dalam triwulan keempat tahun 1999, sehingga pertumbuhan ekonomi selama tahun anggaran 1999/2000 sekitar 1-2 persen. Selama tahun anggaran 2000, perekonomian Indonesia diperkirakan tumbuh 3,8 persen. Dari sisi penggunaan, pertumbuhan diperkirakan bersumber dari peningkatan pengeluaran konsumsi rumah tangga dan pemerintah serta dari ekspor. </div><a name='more'></a>Pemulihan yang terjadi pada penghasilan rumah tangga dan rasa kepercayaan yang berangsur-angsur pulih terhadap perekonomian, merupakan salah satu faktor penyebabpeningkatan belanja rumah tangga. Sementara itu, peningkatan pengeluaran pemerintah dikarenakan pembayaran kenaikan gaji pegawai negeri serta pelaksanaan program jarring pengaman social, berakibat pada meningkatnya rasio pengeluaran pemerintah terhadap PDB menjadi 21,6 persen. Peningkatan ekspor terjadi Karena pertumbuhan ekonomi dunia yang relative membaik, daya saing produk Indonesia yang tetap kompetitif, dan perbaikan yang terjadi dalam sisi produksi. <span lang="SV">Sedangkan dilihat dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan tersebut diperkirakan bersumber terutama dari tiga sector terbesar yaitu sektor industri pengolahan, sektor pertanian, dan sektor perdagangan, hotel dan restoran.</span><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Kestabilan nilai rupiah dan harga yang berangsur normal telah meningkatkan kepercayaan para investor untuk menanmkan modalnya di pasar modal. Hal ini ditunjukkan oleh pergerakan indeks harga saham gabungan (IHSG), nilai transaksi saham serta nilai saham yang dimiliki investor asing. Meningkatnya nilai saham yang dimiliki investor asing tersebut merupakan salah satu indikator membaiknya kepercayaan investor asing terhadap perekonomian Indonesia/</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span lang="SV">Indikator Makro: inflasi, nilai tukar, neraca pembayaran</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Untuk menstabilkan nilai tukar rupiah dalam masa pemulihan setelah<span> </span>krisis ekonomi bukanlah hal yang mudah. Untuk melakukan hal tersebut, otoritas moneter perlu melaksanakan kebijakan moneter yang hati-hati dan konsisten. Dalam kaitan ini, dilakukan penajaman sasaran-sasaran kuantitatif kebijakan moneter, meningkatkankeefektifan Operasi Pasar Terbuka (OPT), serta mengendalikan ekspansi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI). Sebagai pedoman arah kebijakan moneter ditetapkan sasaran kuantitaif base money dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, yaitu net internasional reserve dan net domestic assets, termasuk BLBI. Untuk meningkatkan transparansi kepada para pelaku pasa, berbagai sasaran tersebut serta kinerja pencapaiaannya diumumkan kepada public secara berkala. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Berbagai kebijakan di atas telah berhasil menstabilkan nilai tukar rupiah dan harga. Kestabilan nilai tukar rupiah dapat dilihat dari kecenderungan penguatan nilai rupiah serta fluktuasinya yang relative lebih kecil. Pada awalnya, nilai tukar rupiah cenderung melemah dan fluktuatif, terutama disebabkan banyaknya sentiment negative berupa ketidakpastian politik, masalah keamanan, dan beberapa masalah social,. Namun setelah arah politik Indonesia menjadi jelas dan keamanan mulai stabil, serta masalah social mulai berkurang, nilai tukar rupiah kembali menguat dan stabil. Hal tersebut karena kepercayaan terhadap rupiah yang pulih kembali, juga karena kebijakan moneter telah dapat digunakan secara lebih efektif untuk mempengaruhi perkembangan nilai tukar rupiah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Selain dapat membawa nilai tukar rupiah ke tingkat yang relative wajar dan stabil, berbagai upaya tersebut juga berhasil mengendalikan inflasi, yang pada tahun 1998 mencapai 77,6 persen.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="SV"><span> </span>Sebelum krisis terjadi, neraca transaksi berjalan Indonesia selalu dalam keadaan defisit, sedangkan lalu lintas modal dalam keadaan surplus. Namun, pada tahun 1988, keadaan berbalik. Neraca transaksi berjalan menjadi surplus, sedangkan lalu lintas modal menjadi defisit. Neraca transaksi yang surplus tersebut terutama disebabkan oleh laju penurunan impor yang jauh lebih tinggi dari laju penurunan ekspor. Sedangkan lalu lintas modal yang defisit terutama disebabkan oleh aliran modal sektor swasta keluar yang lebih besar dari aliran modal masuk pemerintah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span lang="SV">Indikator perbankan: perkembangan tabungan dan kredit perbankan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">Salah satu penyebab keengganan perbankan dalam melakukan ekspansi kredit adalah masih tingginya risiko penyaluran kredit kepada dunia usaha di dalam negeri. Tingginya risiko tersebut tidak terlepas dari lambatnya proses restrukturisasi dunia usaha, khususnya yang berkaitan dengan penyelesaian hutang swasta nonbank. Tingginya risiko usaha juga disebabkan oleh kondisi sosial politik dan keamanan di dalam negeri yang belum stabil. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">Selain mengurangi efektivitas kebijakan moneter, tersendatnya penyaluran kredit perbankan juga telah memperlambat pemulihan ekonomi nasional, khususnya yang terkait dengan kegiatan investasi swasta dan ekspor. Pada saat yang sama, sumber pendanaan luar negeri juga masih tersendat karena para investor luar negeri masih bersikap hati-hati dalam menunggu langkah-langkah nyata dari pemerintah dalam menyelesaikan berbagai masalah ekonomi dan politik di dalam negeri. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">Di samping masalah terhambatnya aliran dana untuk usaha, masalah lain yang memperlambat proses pemulihan ekonomi Indonesia adalah fungsi <i>fiscal stimulus</i> yang tidak berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Hal ini terlihat pada realisasi APBN 2000 yang mencatat surplus. Padahal, APBN 2000 telah dirancang untuk bersifat ekspansif dengan target defisit sekitar 4,8% dari PDB.7 Surplus realisasi APBN tersebut disebabkan oleh relatif rendahnya realisasi belanja pemerintah yang sampai dengan September 2000 hanya mencapai 51,8% dari anggaran, sementara realisasi penerimaan pemerintah pada periode yang sama sudah mencapai 68,9% dari anggaran. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span lang="SV">Indikator sosial: ketenagakerjaan dan tingkat kemiskinan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">Dalam bulan November 1999 – Agustus 2000, tercipta lapangan kerja baru bagi 1,5 juta orang sehingga pengangguran terbuka menurun dari 11,9 juta orang (11,2 persen) menjadi 10,9 juta orang (10,3 persen), sampai akhir tahun 2000, jumlah pengangguran terbuka diperkirakan mencapai 11,4 juta orang (10,6 persen dari total angkatan kerja) lebih tinggi dari jumlah pengangguran tahun 1999 yang sebesar 10,9 juta (10,3 persen dari total angkatan kerja). Peningkatan jumlah pengangguran ini diperkirakan akan menambah jumlah penduduk miskin yang tercatat sebesar 35,1 juta jiwa pada akhir tahun 2000.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="SV">II. FORMAT APBN TAHUN 2000</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><img height="422" src="file:///C:/DOCUME%7E1/PRASET%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image002.gif" width="593" /><span lang="SV"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV">Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tahun anggaran 2000 merupakan APBN transisi menuju era fiskal baru menyesuaikan dengan tahun takwim (kalender). Format dan struktur APBN yang selama ini disusun dalam bentuk tabel T (<i>T-Account</i>) berdasarkan prinsip anggaran berimbang dan dinamis, diubah menjadi anggaran defisit yang dibiayai dengan sumber-sumber pembiayaan dari dalam dan luar negeri. Dalam format APBN baru ini telah dilakukan pengelompokan kembali (reklasifikasi) terhadap pos-pos pendapatan dan belanja negara. Perubahan struktur dan format APBN ini dimaksud selain untuk mempermudah dilakukannya analisis terhadap strategi kebijakan fiskal yang diterapkan pemerintah, juga akan membantu mempermudah dilakukannya analisis komparasi (perbandingan) antara perkembangan operasi fiskal Indonesia dengan operasi fiskal negara-negara lainnya. Selain itu, format baru APBN dimaksudkan juga untuk mempermudah dilakukannya analisis, pemantauan, dan pengendalian dalam pelaksanaan dan pengelolaan APBN.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="SV">III. ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV">1. Pokok-Pokok Kebijakan Fiskal</span></b><span lang="SV"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Pokok-pokok kebijakan fiskal yang ditempuh pemerintah dalam tahun anggaran 2000 berpedoman pada arah kebijakan fiskal yang diamanatkan GBHN 1999-2004, yaitu:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span lang="SV">Pertama</span></i></b><span lang="SV">: mengembangkan kebijakan fiskal dengan memperhatikan prinsip transparansi, disiplin, keadilan, efisiensi, efektivitas, untuk menambah penerimaan negara dan mengurangi ketergantungan dana dari luar negeri.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span lang="SV">Kedua</span></i></b><span lang="SV">: mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeri pemerintah untuk kegiatan ekonomi produktif yang dilaksanakan secara transparan, efektif, dan efisien.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span lang="SV">Ketiga</span></i></b><span lang="SV">: menyehatkan anggaran pendapatan dan belanja negara dengan mengurangi deficit anggaran melalui peningkatan disiplin anggaran, pengurangan subsidi dan pinjaman luar negeri secara bertahap, peningkatan penerimaan pajak progresif yang adil dan jujur, serta penghematan pengeluaran.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV">2. APBN 2000 diarahkan untuk mencapai <i>enam sasaran strategis</i>, yaitu:</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i>Pertama</i></b>: merefleksikan upaya ke arah pencapaian fiscal sustainability dengan cara:</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV"><span>-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">menurunkan defisit anggaran sebagai persentase terhadap PDB dari 6,8 persen pada APBN 1999/2000 menjadi 5 persen pada tahun anggaran 2000</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV"><span>-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">mengurangi pembiayaan (pinjaman) luar negeri bersih dari yang semula 4,4 persen dari PDB menjadi 2,0 persen dari PDB</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 63pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV"><span>-<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">memperkuat upaya peningkatan penerimaan negara yang berasal dari sumber-sumber dalam negeri, agar ketergantungan terhadap pinjaman luar negeri secara bertahap dapat dikurangi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span lang="SV">Kedua</span></i></b><span lang="SV">: mencerminkan upaya melanjutkan penciptaan stimulus fiskal, yang antara lain melalui penajaman prioritas alokasi anggaran pembangunan bagi program-program pemberdayaan masyarakat golongan ekonomi lemah. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span lang="SV">Ketiga</span></i></b><span lang="SV">: mendukung program penyehatan sektor perbankan dengan penyediaan biaya bunga rekapitalisasi perbankan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span lang="SV">Keempat</span></i></b><span lang="SV">: dalam rangka mewujudkan fiscal sustainability, besarnya subsidi terutama yang tidak terarah pada kelompok sasaran, diusahakan untuk dikurangi secara bertahap, dan pada saat yang tepat akan dihapus. Penyediaan subsidi bagi beberapa komoditi strategis yang berkaitan dengan masyarakat luas, khususnya bagi masyarakat kurang mampu akan dilakukan secara lebih selektif dan transparan dengan mekanisme yang lebih baik agar benar-benar terarah langsung ke sasaran.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span lang="SV">Kelima</span></i></b><span lang="SV">: memulai upaya dan langkah-langkah dalam memperbaiki gaji dan penghasilan aparat sektor public, seperti PNS, anggota TNI/POLRI, dan penerima pension, termasuk memperbaiki secara bertahap besarnya tunjanagn jabatan baik bagi para pejabat negara maupun pejabat pemerintahan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><i><span lang="SV">Keenam</span></i></b><span lang="SV">: merefleksikan pra (awal) pelaksanaan UU Nomor 25 tahun 1999 dan sekaligus memperkuat pelaksanaan desentralisasi dan perwujudan otonomi daerah, di antaranya dengan memperbesar alokasi bantuan dana subsidi (transfer) kepada pemerintah daerah, baik berupa dana rutin daerah maupun danan pembangunan daerah.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV"><span> </span></span>3. Indikator-indikator kebijakan fiskal</b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Arial;"><span>•<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b><i>Rasio Utang PDB</i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="SV">Kenaikan utang Indonesia yang signifikan terjadi setelah krisis moneter 1997/1998 lalu. Kenaikan ini terjadi dalam rangka untuk membiayai BLBI dan menyelamatkan perbankan nasional. Pada saat yang bersamaan, pelemahan rupiah terhadap dollar AS sebagai standar kurs utang waktu itu, membuat utang luar negeri kita berlipat-lipat dalam waktu singkat. Utang negara ini naik dari sekitar Rp 129 triliun pada tahun 1996 menjadi sekitar Rp 1.234 triliun pada tahun 2000, atau berlipat sepuluh kali lipat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="SV">Sebagai masyarakat tentu kita harus mampu melihat secara kritis. Dalam hal utang tersebut, terkesan perhitungan utang per kapita dan nominal utang kita meningkat. Namun perlu dingat pengukuran yang sering digunakan untuk menganalisis utang luar negeri adalah membandingkannya dengan Produk Domestik Bruto (PDB). Pengukuran rasio utang terhadap PDB merupakan normal practice yang umum digunakan dalam analisa ekonomi secara internasional. Karena utang luar negeri suatu negara dibutuhkan salah satunya untuk mengatasi masalah defisit anggaran negara maupun untuk menstimulus perekonomian. Dan PDB adalah indikator yang tepat untuk mengukur besaran aktivitas perekonomian yang ikut distimulus, salah satunya oleh utang tersebut. Berdasarkan rasio utang luar negeri terhadap PDB, posisi utang Indonesia selama sepuluh tahun terakhir ini tercatat turun tajam, yaitu sekitar 88% pada tahun 2000</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Arial;"><span>•<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b><i>Rasio Perpajakan terhadap PDB</i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Tax ratio atau perbandingan antara penerimaan pajak dan produk domestik bruto (PDB) menunjukkan besar bagian PDB yang bisa ditarik kembali sebagai pajak oleh negara. Tax ratio juga bisa menjadi parameter untuk melihat seberapa produktif sistem perpajakan suatu negara dalam mengumpulkan penerimaan negara, dimana semakin tinggi (rendah) nilai tax ratio, menjadi tolok ukur semakin maju (rendah) sistem perpajakan negara tersebut.<br />
Karena sifat pungutan pajak yang membebani pengusaha dan tidak adanya imbal balik (kontra prestasi) secara langsung, masyarakat cenderung menghindari kewajiban pajak. SPT sebagai sebuah pertanggungjawaban WP atas perhitungan pajak diisi seadanya saja. <span lang="SV">Asalkan transaksi-transaksi yang terintegrasi dengan instansi/lembaga lain sudah dilaporkan, WP merasa cukup. Sementara itu, transaksi-transaksi yang tidak terpantau cenderung disembunyikan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="SV">Saat ini Indonesia memiliki rasio pajak terendah kedua setelah Myanmar diantara negara-negara Asean. Rata-rata rasio pajak yang dimiliki Indonesia semenjak 1985-1999 adalah 11,31%, jauh di bawah Singapura (22,24%), Malaysia (20,17%), Thailand (17,28%) dan Filipina (14%). </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="FI">Ketika UU Perpajakan direvisi kembali pada tahun 1994, rasio pajak yang dicapai juga hanya berkisar 12%. Yang lebih memprihatinkan, rasio pajak tahun 1997/1998, 1998/1999 dan 1999/2000 terus mengalami penurunan menjadi 11,4%, 9,7% dan 7,7%.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="FI">Coverage ratio atau perbandingan antara penerimaan pajak RIIL dibanding POTENSI pajak yang sebenarnya ada, menggambarkan tingkat kejujuran wajib pajak dalam menjalankan kewajibannya. endahnya nilai tax coverage ratio mengindikasikan adanya banyak kewajiban pajak yang lolos dari penjaringan pajak. Sebagai gambaran, besar tunggakan pajak sampai pertengahan tahun 2000 yang lalu mencapai lebih kurang Rp 14 triliun.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="FI">Penerapan <i>Self Asessement</i> sebenarnya bisa efisien dan efektif jika pelaksanaannya disertai mekanisme kontrol yang baik yang didukung dengan sebuah database yang komprehensif. Logikanya jelas, jika wajib pajak X membayar sejumlah A maka Direktorat Jendral Pajak harus dapat membuktikan bahwa memang hutang pajak X adalah sejumlah A. Bagaimana caranya? Tentunya dengan sebuah komparasi data. Direktorat Pajak tidak dapat memeriksa ulang kewajiban wajib pajak tanpa basis data yang jelas.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 27pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Arial;"><span>•<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b><i>Kesimbangan Primer APBN</i></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran, yaitu keseimbangan primer (<i>primary balance</i>) dan keseimbangan umum (<i>overall balance</i>). Keseimbangan primer adalah total penerimaan dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran bunga. Keseimbangan umum adalah total penerimaan dikurangi belanja termasuk pembayaran bunga.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;">Rasio keseimbangan primer terhadap PDB merupakan rasio yang mampu menunjukkanseberapa besar kemampuan anggaran pemerintah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="SV">Perubahan<span style="color: black;"> mendasar kesinambungan fiskal, yang mengarah pada situasi <i>unsustainable</i>, dicerminkan dari: </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="color: black;">(a) merosotnya nilai Rupiah yang mengakibatkan melonjaknya rasio pinjaman luar negeri terhadap PDB dari 22,7% pada tahun 1996/97 menjadi 68,1%; </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="color: black;">(b) defisit yang semula direncanakan sebesar 8,5% PDB tidak terjadi. Namun demikian, penyerapan pinjaman cukup tinggi pada tahun 1998/99. Meskipun demikian, nilai pinjaman luar negeri/PDB menurun karena besarnya pertumbuhan PDB nominal yang didorong oleh besarnya laju PDB deflator (laju inflasi yang tinggi); </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="color: black;">(c) munculnya pinjaman dalam negeri mulai tahun 1998/99 yang kemudian meningkat pada tahun berikutnya sehingga rasio pinjaman/PDB melonjak dua kali lipat menjadi sekitar 100% PDB pada tahun 2000. Hal ini menunjukkan persoalan pinjaman dalam negeri yang besar; </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="SV">(d) keseimbangan primer tercatat lebih kecil dari pembayaran bunga. Dalam keadaan demikian, kondisi fiskal akan berkesinambungan jika pertumbuhan ekonomi melebihi tingkat suku bunga riil dalam jumlah yang cukup. Pada kenyataannya, hal ini tidak terjadi sehingga kondisi fiskal mengarah pada ketidaksinambungan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b><span lang="SV">IV. KOORDINASI KEBIJAKAN FISKAL DAN MONETER</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV">Kebijakan fiskal dan moneter tidak dapat dipisahkan dalam pembangunan ekonomi suatu negara.<span> </span>Adapun bentuk koordinasi di antara dua kebijakan tersebut adalah:</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="SV">1. Pemantapan koordinasi untuk menjaga sasaran bersama</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">2. Harmonisasi kebijakan moneter dan fiskal untuk mengoptimalkan pertumbuhan</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;">3. Mengendalikan likuiditas perekonomian dengan mengupayakan:</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Suku bunga yang secara riil mampu menjaga kepercayaan terhadap Rupiah</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Mengurangi tekanan inflasi</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Penyediaan insentif untuk mendukung percepatan sektor riil</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN">Kebijakan fiskal dan kebijakan moneter satu sama lain saling berpengaruh dalam kegiatan perekonomian. Masing-masing variabel kebijakan tersebut, kebijakan fiskal dipengaruhi oleh dua variabel utama, yaitu pajak (<i>tax</i>) dan pengeluaran pemerintah (<i>goverment expenditure</i>). Sedangkan variabel utama dalam kebijakan moneter, yaitu GDP, inflasi, kurs, dan suku bunga. Berbicara tentang kebijakan fiskal dan kebijakan moneter berkaitan erat dengan kegiatan perekonomian empat sektor, dimana sektor – sektor tersebut diantaranya sektor rumah tangga, sektor perusahaan, sektor pemerintah dan sektor dunia internasional/luar negeri. Keempat sektor ini memiliki hubungan interaksi masing-masing dalam menciptakan pendapatan dan pengeluaran.</span><span lang="SV"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="FI">K</span><span lang="IN">risis</span><span lang="FI"> global</span><span lang="IN"> s</span><span lang="FI">aat ini jauh lebih parah dari perkiraan semula dan suasana ketidakpastiannya sangat tinggi. Kepercayaan masyarakat dunia terhadap perekonomian menurun tajam. Akibatnya, gambaran ekonomi dunia terlihat makin suram dari hari ke hari walaupun semua bank sentral sudah menurunkan suku bunga sampai tingkat yang terendah. Tingkat bunga yang sedemikian rendahnya itu justru menyebabkan ruang untuk melakukan kebijakan moneter menjadi terbatas, sehingga pilihan yang tersedia hanya pada kebijakan fiskal</span><span lang="IN">.</span><span lang="IN"> </span><span lang="IN">Meskipun</span><span lang="FI"> secara teoretis kebijakan fiskal dapat berfungsi sebagai stimulus perekonomian, dalam pelaksanaannya sering kali terdapat hambatan. </span><span lang="SV">Hambatan ini dirasakan terutama di negara berkembang. </span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN">K</span><span lang="SV">ebijakan fiskal akan <i>mempengaruhi perekonomian melalui penerimaan negara dan pengeluaran negara.</i> Disamping pengaruh dari selisih antara penerimaan dan pengeluaran (defisit atau surplus), perekonomian juga dipengaruhi oleh jenis sumber penerimaan negara dan bentuk kegiatan yang dibiayai pengeluaran negara.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IN">D</span><span lang="SV">i dalam perhitungan defisit atau surplus anggaran pendapatan dan belanja negara (APBN), perlu diperhatikan jenis-jenis penerimaan yang dapat dikategorikan sebagai penerimaan negara, dan jenis-jenis pengeluaran yang dapat dikategorikan sebagai pengeluaran negara. Pada dasarnya yang dimaksud dengan penerimaan negara adalah pajak-pajak dan berbagai pungutan yang dipungut pemerintah dari perekonomian dalam negeri, yang menyebabkan kontraksi dalam perekonomian. Dengan demikian hibah dari negara donor serta pinjaman luar negeri tidak termasuk dalam penerimaan negara. Di lain sisi, yang dimaksud dengan pengeluaran negara adalah semua pengeluaran untuk operasi pemerintah dan pembiayaan berbagai proyek di sektor negara ataupun badan usaha milik negara. Dengan demikian pembayaran bunga dan cicilan hutang luar negeri tidak termasuk dalam perhitungan pengeluaran negara.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Dari perhitungan penerimaan dan pengeluaran negara tersebut, akan diperoleh besarnya surplus atau defisit APBN. Dalam hal terdapat surplus dalam APBN, hal ini akan menimbulkan efek kontraksi dalam perekonomian, yang besarnya tergantung kepada besarnya surplus tersebut . Pada umumnya surplus tersebut dapat dipergunakan sebagai cadangan atau untuk membayar hutang pemerintah (prepayment).</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Dalam hal terjadi defisit, maka defisit tersebut dapat dibayai dengan pinjaman luar negeri (<i>official foreign borrowing</i>) atau dengan pinjaman dalam negeri. Pinjaman dalam negeri dapat dalam bentuk pinjaman perbankan dan non-perbankan yang mencakup penerbitan obligasi negara (government bonds) dan privatisasi. Dengan demikian perlu ditegaskan bahwa penerbitan obligasi negara merupakan bagian dari pembiayaan defisit dalam negeri non-perbankan yang nantinya diharapkan dapat memainkan peranan yang lebih tinggi. Hal yang paling penting diperhatikan adalah menjaga agar hutang luar negeri atau hutang dalam negeri tersebut masih dalam batas-batas kemampuan negara (sustainable).</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Pada dasarnya defisit dalam APBN akan menimbulkan efek ekspansi dalam perekonomian . Dalam hal defisit APBN dibiayai dengan pinjaman luar negeri, maka hal ini tidak menimbulkan tekanan inflasi jika pinjaman luar negeri tersebut dipergunakan untuk membeli barang-barang impor. Akan tetapi bila pinjaman luar negeri tersebut dipergunakan untuk membeli barang dan jasa di dalam negeri, maka pembiayaan defisit dengan memakai pinjaman luar negeri tersebut akan menimbulkan tekanan inflasi. Dilain pihak, pembiayaan defisit APBN dengan penerbitan obligasi negara akan menambah jumlah uang yang beredar dan akan menimbulkan tekanan inflasi.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Adapun pembiayaan defisit dengan menggunakan sumber dari pinjaman luar negeri akan berpengaruh pada neraca pembayaran khususnya pada lalu lintas modal pemerintah . Semakin besar jumlah pinjaman luar negeri yang dapat ditarik, lalu lintas modal pemerintah cenderung positif. Adapun kinerja pemerintah dapat dilihat dari besarnya nilai lalu lintas moneter. Nilai lalu lintas moneter yang positif menunjukkan adanya cash inflow.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV">Pada dasarnya, kebijaksanaan moneter ditujukan agar likuiditas dalam perekonomian berada dalam jumlah yang “tepat” sehingga dapat melancarkan transaksi perdagangan tanpa menimbulkan tekanan inflasi. Umumnya pelaksanaan pengaturan jumlah likuiditas dalam perekonomian ini dilakukan oleh bank sentral, melalui berbagai instrument.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-indent: 27pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div>Prasetyo Utomohttp://www.blogger.com/profile/04018704650217152886noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2111547770620292787.post-38293028470462042202010-12-07T22:34:00.000+07:002010-12-07T22:34:16.858+07:00PENGARUH FAKTOR POLITIK TERHADAP BISNIS<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcpp-tHZSuryfjQYDTEWJ4qoYvKypD69tWWolPiOrT7LBYQf2zfCUijfg9ytBTrexvy5qnbjXcwp0-ZLLZcGSvIWfALdNOScI9cNLrDF6p6AT_OPLK2Y-MFyApo-wkHFmSWQINby9B1K6E/s1600/politik-dagang-sapi.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="176" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgcpp-tHZSuryfjQYDTEWJ4qoYvKypD69tWWolPiOrT7LBYQf2zfCUijfg9ytBTrexvy5qnbjXcwp0-ZLLZcGSvIWfALdNOScI9cNLrDF6p6AT_OPLK2Y-MFyApo-wkHFmSWQINby9B1K6E/s200/politik-dagang-sapi.jpg" width="200" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam berbisnis sangatlah penting mempertimbangkan risiko politik dan pengaruhnya terhadap organisasi. Hal ini patut dipertimbangkan karena perubahan dalam suatu tindakan maupun kebijakan politik di suatu negara dapat menimbulkan dampak besar pada sektor keuangan dan perekonomian negara tersebut. Risiko politik umumnya berkaitan erat dengan pemerintahan serta situasi politik dan keamanan di suatu negara. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a name='more'></a>Setiap tindakan dalam organisasi bisnis adalah politik, kecuali organisasi <i>charity </i>atau sosial. Faktor-faktor tersebut menentukan kelancaran berlangsungnya suatu bisnis. Oleh karena itu, jika situasi politik mendukung, maka bisnis secara umum akan berjalan dengan lancar. Dari segi pasar saham, situasi politik yang kondusif akan membuat harga saham naik. Sebaliknya, jika situasi politik tidak menentu, maka akan menimbulkan unsur ketidakpastian dalam bisnis. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam konteks ini, kinerja sistem ekonomi-politik sudah berinteraksi satu sama lain, yang menyebabkan setiap peristiwa ekonomi-politik tidak lagi dibatasi oleh batas-batas tertentu Sebagai contoh, IMF, atau Bank Dunia, atau bahkan para investor asing mempertimbangkan peristiwa politik nasional dan lebih merefleksikan kompromi-kompromi antara kekuatan politik nasional dan kekuatan-kekuatan internasional. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tiap pembentukan pola bisnis juga senantiasa berkait erat dengan politik. Budaya politik merupakan serangkaian keyakinan atau sikap yang memberikan pengaruh terhadap kebijakan dan administrasi publik di suatu negara, termasuk di dalamnya pola yang berkaitan dengan kebijakan ekonomi atau perilaku bisnis. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Terdapat politik yang dirancang untuk menjauhkan campur tangan pemerintah dalam bidang perekonomian/bisnis. Sistemnya disebut sistem liberal dan politiknya demokratis. Ada politik yang bersifat intervensionis secara penuh dengan dukungan pemerintahan yang bersih. Ada pula politik yang cenderung mengarahkan agar pemerintah terlibat/ ikut campur tangan dalam bidang ekonomi bisnis. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Indonesia lebih mengacu pada pola terakhir, yakni pemerintah terlibat atau turut campur tangan dalam bisnis. Hal ini dapat dilihat dalam hukum maupun kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk menunjang perekonomian dan bisnis. </span></div><h1 style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></h1><h1 style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pengaruh Politik terhadap Ekonomi dan Bisnis di Indoenesia Era Orde Baru</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada awal pemerintahan Orde Baru, pemerintah mencanangkan pembangunan ekonomi dan industri. Pada waktu itu posisi pengusaha dalam negeri masih dalam keadaan yang tidak kuat untuk berdiri sendiri.. Akibatnya, pemerintah (negara) menjadi dominan dalam perekonomian. Pengusaha menggantungkan diri kepada pemerintah. Hal ini menimbulakan konsekuensi yaitu pemerintah menjadi mesin pertumbuhan ekonomi atau dengan kata lain pemerintah menjadi sumber penggerak investasi dan pengalokasian kekayaan nasional. Dalam hal ini pemerintah tidak hanya menyediakan proyek, kontrak, konsesi pengeboran minyak dan eksploitasi hutan, serta lisensi agen tunggal, melainkan juga kredit besar dan subsidi. Pemerintah juga menunjang dengan kebijakan proteksi serta pemberian hak monopoli impor dan pasar. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada masa tersebut, pemerintah cenderung menghasilkan dua lapisan ekonomi-politik utama, yaitu birokrat-politik yang melibatkan lingkup keluarganya dalam bisnis, serta pengusaha yang dapat berkembang berkat dukungan khusus dari pemerintah (mulai berkembangnya KKN). Kedua lapisan ini mendominasi perekonomian dan politik. Dalam perkembangan sistem ekonomi tersebut, pemerintah sebagai sumber penggerak investasi dan pengalokasian kekayaan nasional hanyalah bersifat jangka pendek. Kemampuan pemerintah menyediakan segalanya dibatasi oleh gerak sistem ekonomi. Indonesia menjadi rawan akan krisis. Pola bisnis tersebut memerlukan sebuah rezim politik yang mampu mengendalikan reaksi kaum buruh dan gerakan demokratisasi. Untuk keperluan ini rakyat berhasil dijauhkan dari partisipasi politik. Pembangunan ekonomi dijaga dengan kekuatan militer yang kuat sehingga terlihat stabil. Pertumbuhan partai politik dan pengekpresian politik dilarang dalam upaya menciptakan kestabilan untuk pertumbuhan ekonomi. Rakyat seakan dibungkam untuk menuntut hak-haknya atas nama pembangunan ekonomi. Pada masa Orde baru, bentuk partisipasi rakyat diatur agar hanya terlibat pada pemilihan umum anggota DPR dan DPRD. Hal ini menunjukkan betapa kuatnya kaitan politik dan birokratik dalam pola bisnis. Pemerintah sudah sejak awal jadi mesin pertumbuhan ekonomi, yang menyebabkan para birokrat-politik terlibat bisnis yang bersifat jangka pendek. Pola ini tidak mendorong tumbuhnya kepercayaan dunia usaha untuk jangka panjang..</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sistem politik Indonesia pada masa itu mempunyai kelemahan, salah satu diantaranya adalah sedikitnya sumber-sumber yang dapat menjadi penekan dan penyeimbang atas kekuatan pemerintah, di tingkat nasional atau daerah. Padahal, kekuatan penekan sangat diperlukan untuk melakukan kontrol, maupun sumbangan-sumbangan gagasan dan pemikiran untuk membentuk bangunan sosial politik yang lebih aspiratif. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pengaruh kalangan non-pemerintah, termasuk dari pengusaha dan profesional sangat terbatas dan acap diabaikan. Kecuali para pengusaha tertentu yang mempunyai koneksi langsung dengan penguasa. Ketergantungan ekonomi swasta pada pemerintah menimbulkan hubungan yang sangat tidak sehat di antara keduanya, yang jika dipandang dari sudut politik, bisnis, dan masyarakat luas sangatlah merugikan. Konsekuensi dari hubungan yang tidak sehat tampak nyata ketika Indonesia diterpa krisis ekonomi, sosial dan politik sekaligus, yang mengalami kesulitan untuk diperbaiki.</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kalangan bisnis dan profesi swasta yang merupakan unsur krusial dalam pembentukan kelas menengah, selama zaman Orde Baru tidak memiliki kesempatan untuk membentuk asosiasi maupun organisasi yang mampu berfungsi sebagai sumber kritik, pengaruh, dan sumbangan ide pada perencanaan politik, ekonomi dan sosial. Unsur-unsur baru dari kalangan profesional maupun kalangan bisnis cenderung menghindarkan diri dari politik dan berkonsentrasi pada bidangnya sendiri yang sempit.</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Semua hal tersebut membuat sistem ekonomi Indonesia menjadi cukup rawan krisis, terutama krisis fiskal dan krisis keuangan. Terjadinya krisis rupiah dan berbagai dampaknya membuat pemerintah terpaksa harus mengeluarkan sejumlah kebijakan deregulasi di bidang ekonomi. Secara politik, kebijakan ini memacu pertumbuhan sektor swasta, termasuk swastanisasi BUMN. Hal ini menuntut pemerintah untuk melakukan pembenahan besar-besaran. </span><span lang="FI" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemerintah terpaksa menerima tawaran IMF untuk menyetujui Nota Kesepakatan menuju reformasi ekonomi. Krisis ekonomi memang menimbulkan dampak politik yang lebih kuat. pemerintah semakin didesak untuk melepaskan keterlibatannya dari bisnis dan untuk lebih menjalankan fungsi sebagai perlengkapan politik supaya dapat bertugas menyehatkan sistem ekonomi.</span><span lang="FI" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sistem peraturan hukum yang kuat sangat dibutuhkan untuk menopang kinerja reformasi ekonomi. Kalangan dunia usaha semakin menuntut kepastian hukum. Krisis rupiah yang semakin parah sampai menggerogoti sistem ekonomi, telah memperlemah posisi birokrat-politik. Banyak dari mereka yang mulai terbuka terhadap reformasi politik. Banyak telah menyatakan perlunya reformasi. Hasil kemajuan ekonomi secara internal telah menghasilkan sebagian lapisan yang menghendaki reformasi politik. Kalangan bisnis menghendaki tumbuhnya kepercayaan dunia usaha untuk jangka panjang. Semua ini hanya dapat dicapai dengan program reformasi ekonomi dan diperkuat dengan reformasi politik. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><h1 style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></h1><h1 style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pengaruh Politik terhadap Ekonomi dan Bisnis di Indonesia pada Era Reformasi</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Struktur dan pandangan rezim Orde Baru telah menjadikan kalangan bisnis dan profesional merasa lebih mudah dan aman untuk mengikuti keadaan daripada mencoba mendorongnya ke arah lain yang lebih sehat. Kecenderungan ini dengan sendirinya memperluaskan korupsi, kolusi, dan penyalahgunaan kekuasaan pada zaman Orde Baru. Pada era reformasi, gejala-gejala itu sulit dihilangkan karena telah mengakar di setiap lembaga negara, maupun di kalangan bisnis dan profesional. Masalahnya bukan hanya korupsi yang sulit diatasi, tetapi juga hilangnya orientasi terhadap kepentingan masyarakat luas dan lemahnya kemauan untuk merombak sistem politik, termasuk lembaga-lembaga negara yang amat perlu diperbaiki, struktur ekonomi, dan hubungan antara warga negara dan negara.</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di dalam negeri, perubahan di bidang politik dan pemerintahan yang diwarnai dengan adanya perubahan signifikan dalam sistem politik (terjadi proses demokratisasi) membuka suatu peluang baru dan juga ancaman baru bagi dunia usaha di Indonesia. Keputusan-keputusan politik atau hukum perlu juga selalu dicermati. Perubahan-perubahan kepemimpinan seringkali berakibat terjadinya perubahan dalam keputusan politik dan yang akhirnya berdampak secara langsung terhadap kondisi bisnis. Sebagai contoh. Pada saat Orde baru, perdagangan Bahan Pangan Pokok selalu dikendalikan oleh Pemerintah melalui BULOG, sehingga ada kondisi yang stabil dalam perdagangan Bahan Pangan Pokok tersebut. Tetapi, setelah reformasi peran BULOG diredefinisi sehingga tidak menjadi pemain sentral dan akhirnya seringkali berdampak terhadap terjadinya fluktuasi harga dan kelangkaan barang yang disebabkan permainan spekulan, sehingga yang terkena dampak/pengaruhnya adalah rakyat miskin yang semakin menderita untuk mendapakan kebutuhan pangan mereka.</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di tahun 2007 yang lalu kondisi perpolitikan nasional relatif stabil, walaupun banyak unjuk rasa diberbagai daerah terutama menyangkut kekisruhan hasil Pilkada dan di tingkat nasional menyangkut kebijakan pemerintah tentang UU PA, UU PMA, UU Pornografi dan UU Politik yang banyak menimbulkan kontroversi dari masyarakat. Dari kondisi politik yang demikian ternyata pengaruh terhadap sektor ekonomi tidak begitu signifikan. Tercatat kondisi pertumbuhan ekonomi di tahun 2007 merupakan kondisi terbaik sejak krisis ekonomi 1998. Berbagai sektor ekonomi mengalami peningkatan, di sektor properti, nilai kredit properti yang dirilis Bank Indonesia (BI) per Juni 2007 sebesar Rp130,93 Trilyun naik 7-8% dibandingkan tahun sebelumnya. (1)</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di tahun 2008 ini perilaku ekonomi menjadi sering kali sulit diprediksi. Bahkan oleh Pemerintah sekalipun yang memiliki ekonom-ekonom yang sangat pakar di bidangnya. Sebagai contoh yang nyata adalah dalam penyusunan APBN 2008 prediksi harga minyak 80 US $ per barel, tapi pada awal tahun perekonomian nasional dikejutkan dengan kenaikan harga minyak dunia yang menembus batas sampai 100 US $ per barel bahkan melewati 110 US $ per barel sampai akhir kuartal pertama 2008. Kenaikan ini tentunya berpengaruh terhadap asumsi APBN tahun 2008 sehingga pemerintah mau tidak mau dihadapkan pada pilihan sulit antara tetap mempertahankan subsidi BBM dengan harga yang ada atau menaikkan harga BBM untuk mengurangi defisit APBN yang terlalu berat. Selain itu dari sektor perbankan, pemerintah telah mengeluarkan kebijakan menurunkan BI rate menjadi 8% per Januari 2008. (2) Dengan dikeluarkan kebijakan ini memberikan peluang bagi sektor properti untuk bisa berkembang. Namun dari bidang politik kemungkinan-kemungkinan negatif bisa terjadi mengingat kondisi tahun 2008 masih rawan karena semua partai politik akan bekerja keras untuk meraih dukungan massa, gesekan-gesekan politik kemungkinan akan mudah terjadi. Tentunya kondisi serupa dihadapi oleh para pebisnis, sulit sekali untuk secara akurat memprediksi kondisi ekonomi. Hal ini antara lain juga dampak globalisasi yang menyebabkan kondisi ekonomi di suatu negara dapat berpengaruh besar terhadap kondisi ekonomi negara lainnya. Bahkan ketika ramalan tentang kondisi ekonomi akurat, masih belum jelas dampak ekonomi terhadap industri tertentu. Sebagai contoh nyata, seperti yang telah diketahui bersama saat ini beberapa sektor industri sedang digoncang krisis akibat pengaruh krisis global yang tengah melanda dunia. Beberapa perusahaan telah berencana merumahkan bahkan memPHK karyawan-karyawannya.</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam sektor perbankan, kalangan perbankan mengkhawatirkan gejolak ekonomi global akan menggerus kinerja perbankan di tengah situasi politik yang mulai menghangat menjelang pemilihan umum 2009. Di sisi lain, Bank Indonesia meyakini fundamental industri perbankan dalam negeri cukup kuat, sehingga bank sentral meminta sejumlah kalangan agar tetap optimistis. Direktur Bank NISP Rudy Hamdani menyatakan pihaknya mulai 'mencium' gelagat dampak dari gejolak perekonomian dunia terhadap perekonomian dalam negeri, disusul peningkatan suhu politik menjelang 2009. Akan tetapi di sisi lain, di tengah indikator ekonomi akabibat kenaikan harga bahan bakar minyak, yang berpengaruh besar dan cenderung negatif terhadap perilaku bisnis, kalangan perbankan merasa optimis dapat meningkatkan pertumbuhan kredit. Suhu politik Pemilu 2009 yang sudah mulai terasa, diharapkan dapat mendorong gairah perekonomian. Dana-dana politik dan perputaran uang untuk tujuan politik dan kampanye semakin lancar sehingga diharapakan terjadi pertumbuhan dana ekonomi pihak ketiga dan pertumbuhan bisnis yang berkaitan dengan politik, sebagai contoh bisnis percetakan dan bisnis sablon bendera dan sebagainya.</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Proyeksi semua sektor ekonomi pada tahun 2008 selalu dikaitkan dengan variabel politik. Hal ini disebabkan suhu politik di tahun 2008 diprediksi akan meningkat karena persiapan Pemilu 2009. Faktor politik pasti berdampak pada perekonomian, terutama pada investasi. Situasi politik menjelang pemilu dan Sidang Umum MPR, melahirkan iklim ketidakpastian bagi investor, terutama investor asing. Adapun pengaruh politik menjelang Pemilihan Presiden 2009 diyakini akan memengaruhi uang beredar. Di satu sisi, aktivitas ekonomi akan menurun seiring dengan keterlibatan pelaku ekonomi dalam pemilu. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hubungan sektor bisnis dengan politik lebih mengacu pada konteks ekonomi yang dipengaruhi oleh kebijakan politik, apabila kondisi politik tidak menentu atau mengalami kekacauan (chaos) akan berdampak kepada perekonomian terutama menyangkut sektor industri; permintaan dan penawaran tidak seimbang dan distribusi barang akan terganggu. Apabila ini berlanjut maka akan terjadi inflasi tinggi yang ditandai dengan kenaikan harga akibat permintaan yang menurun drastis atau bajhkan tidak adanya permintaan. Di sisi lain,pengaruh gejolak politik pada kegiatan ekonomi, tidak dapat diukur dengan eksak dan laporan angka-angka. Para pengamat hanya dapat menganalisa kualitas dampaknya.</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><h1 style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></h1><h1 style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peluang mengatasai dampak negatif pengaruh politik terhadap bisnis</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></h1><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam suasana sekarang yang penuh ketidakpastian politik dan ekonomi, ada semacam peluang untuk mengatasi hubungan antara pemerintah dan bisnis melalui pembagian kekuasaan, strategi pembangunan menurut sektor-sektor yang sebaiknya diurus para pengusaha swasta atau negara, dan seterusnya. Selain itu, diperlukan juga semacam ideologi dan program tentang peranan bisnis, harapannya, dan tanggung jawabnya pada masyarakat, tentang hak dan kewajiban yang bersangkutan dengan penegakkan etika bisnis, tanggung jawab sosial perusahaan dan sejenisnya. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="FI" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal ini tentu saja bukan pekerjaan yang mudah. Berbagai masalah yang sedang melilit negeri ini seperti stabilitas politik, kesulitan ekonomi, peninggalan masa lalu terhadap buruknya praktik bisnis, serta ketegangan dalam hubungan antara pemerintah dan perusahaan swasta sangat mempengaruhi proses tersebut. Memperbaiki pandangan umum terhadap dunia usaha sangat penting sekaligus sangat sukar, dan menghilangkan kecurigaan rakyat terhadap kalangan bisnis membutuhkan waktu. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tetapi semua harus dilakukan secara terencana dan terorganisir. Sebuah harapan terwujudnya trias etika: etika pemerintahan, etika profesi, dan etika bisnis. ICW mengambil posisi untuk bersama-sama rakyat membangun gerakan sosial memberantas korupsi dan berupaya mengimbangi persekongkolan kekuatan birokrasi pemerintah dan bisnis. Dengan demikian reformasi di bidang hukum, politik, ekonomi dan sosial untuk menciptakan tata kelola pemerintahan yang demokratis dan berkeadilan sosial serta berekonomi baik dapat diwujudkan.</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pada akhirnya kondisi perekonomian akan bisa tumbuh apabila pemerintah tetap berperan sebagai partner yang menguntungkan bagi berkembangnya perilaku bisnis yang dipengaruhi oleh kondisi politik dalam negeri. Instrumen-intrumen investasi perlu diinovasi, birokrasi perijinan dan sektor perbankan diharapkan mampu mendukung sektor bisnis dalam menghadapai pengaruh situasi dan kondisi politik. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><b><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <h1 align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Daftar Pustaka</span></h1><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">http://64.203.71.11/kompas-cetak.htm</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><a href="http://www.korantempo.com/" target="_blank"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;">www.korantempo.com</span></a><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">www.pajak.go.id</span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">www.vibiznews.com</span><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div>Prasetyo Utomohttp://www.blogger.com/profile/04018704650217152886noreply@blogger.com29tag:blogger.com,1999:blog-2111547770620292787.post-63628854728891464562010-12-07T22:30:00.000+07:002010-12-07T22:30:16.549+07:00PENGARUH GOVERNMENT TERHADAP INDUSTRI SEMEN<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="line-height: normal; margin-left: 27pt; text-align: center; text-indent: -27pt;"><b><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt;"></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 18pt;"></span></b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsWEx8PKncL46-tlPdBJJUhTul18XNePYeye7l3yr-6YdW3UQBc2hLHZhmyI5pb7nNN0t8Aze-EZqktUMRtiFjXn-aEAal6qzjSqAl8HgrJlRV_cO8J8NAhEWVx5a0-aDi_9Kn3siihODJ/s1600/54758_industri_semen.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="150" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgsWEx8PKncL46-tlPdBJJUhTul18XNePYeye7l3yr-6YdW3UQBc2hLHZhmyI5pb7nNN0t8Aze-EZqktUMRtiFjXn-aEAal6qzjSqAl8HgrJlRV_cO8J8NAhEWVx5a0-aDi_9Kn3siihODJ/s200/54758_industri_semen.jpg" width="200" /></a></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Latar belakang</span></b></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Perkembangan Industri Semen di Indonesia</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam beberapa tahun terakhir kapasitas industri semen dalam negeri tidak mengalami peningkatan yang berarti. Kapasitas produksi tidak banyak beranjak dari level 47 juta ton per tahun. Sejak tahun 2005 beberapa perusahaan telah merencanakan untuk menambah kapasitasnya, namun rencana tersebut tidak banyak terealisasi karena tingkat utilitas dari kapasitas produksi masih sekitar 60 persen. Masih tingginya kapasitas yang menganggur disebabkan oleh pertumbuhan permintaan yang rendah akibat kenaikan BBM pada akhir 2005. <a name='more'></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah dampak kenaikan harga BBM pada akhir 2005 mereda, permintaan semen kembali tumbuh yang didorong oleh sektor properti dan proyek-proyek infrastruktur milik pemerintah. Beberapa pemain kembali merencanakan untuk menambah kapasitasnya. Penambahan kapasitas ini perlu segera dilakukan untuk mengantisipasi permintaan yang diperkirakan akan terus meningkat seiring perekonomian yang tumbuh. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selain itu beberapa pabrik sudah berusia tua dan teknologinya semakin tertinggal sehingga tidak efisien lagi yang ditandai dengan penutupan unit-unit pada tahun 2006 di beberapa pabrik antara lain Semen Padang, Semen Gresik, Semen Tonasa, dan Holcim. Peningkatan kapasitas akan membuat produsen lebih efisien sehingga lebih bisa bersaing. Sementara itu, pemain yang kapasitasnya kecil dan mesinnya kurang efisien akan semakin sulit untuk bersaing, apalagi dengan meningkatnya biaya produksi dalam hal ini batubara sebagai sumber energi utama.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemain kecil seperti Semen Kupang, Semen Baturaja, dan Semen Bosowa tidak akan bisa memanfaatkan pertumbuhan permintaan secara optimal. Beberapa faktor lain seperti lokasi yang jauh dari pasar potensial dalam hal ini Jawa, Sumatera, dan Sulawesi dan jaringan transportasi yang terbatas akan semakin menekan pemain seperti Semen Kupang dan Semen Baturaja. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dunia industri semen saat ini tengah gencar memordernisasi pabriknya terutama ditujukan untuk menghemat konsumsi energi serta kemampuan unit untuk memakai energi sekunder. Salah satu aktor kritikal yang diperkirakan akan mempengaruhi rencana penambahan kapasitas ini antara lain ketersediaan dan harga batubara mengingat pabrik semen sangat besar konsumsi bahan bakarnya dan hampir semuanya dipasok oleh energi dari batu bara. Beberapa pemain yang akan membangun pabrik baru meminta kepastian pasokan batu bara. Kepastian ini sangat penting karena harga batu bara dan permintaan di pasar internasional yang tinggi bisa menyebabkan pasokan kebutuhan industri nasional tersedot.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Selama tahun 2007 harga batu bara cenderung meningkat dan bertahan di kisaran US$ 50 per ton akibat meningkatnya kebutuhan dunia yang dodorong oleh lonjakan permintaan dunia seiring dengan kuatnya pertumbuhan ekonomi global. China, India, Korea Selatan dan Malaysia adalah beberapa negara yang mendongkrak kenaikan kebutuhan batu bara dunia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Produsen Semen</span></b></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -32pt;"><i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></i><i><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PT. Semen Gresik, Tbk (PT. </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">SG)</span></i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -32pt;"><i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></i><i><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PT. Indocement Tunggal Prakarsa, Tbk (PT. </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">ITP)</span></i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -32pt;"><i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PT Semen Andalas Indonesia</span></i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -32pt;"><i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></i><i><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PT Semen Bosowa Maros (PT. </span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">SBM)</span></i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -32pt;"><i><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></i><i><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PT Semen Kupang (PT. SK)</span></i><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 54pt; text-align: justify; text-indent: -32pt;"><i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></i><i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PT Semen Baturaja (PT. SB)</span></i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Permasalahan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Permasalahan mulai muncul ketika <span class="apple-style-span">Persatuan Perusahaan Realestat Indonesia (PP REI) mengadukan masalah kartel perdagangan semen yang bertindak monopoli karena banyak menghambat berbagai proyek terutama properti ke Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU). Adapun yang menjadi perhatian utama adalah laporan PP REI atas industri semen terkait dengan tingginya harga yang ditetapkan oleh industri semen yang menyebabkan semakin mahalnya biaya pembangunan. </span></span><span class="apple-style-span"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mereka diduga melakukan kartel harga semen. Ada beberapa indikasi yang menunjukkan bahwa kartel itu ada.</span></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Rekomendasi Untuk Pemerintah</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Fungsi<span> </span>pemerintah sebagai regulator penyediaan dan pembangunan layanan publik mempunyai tanggung jawab terhadap ekonomi suatu negara, karena dipengaruhi oleh kebijakan atau peraturan yang dibuat dan diterapkan bagi pelaku bisnis dalam berbagai industri. Dalam industri semen, pemerintah menerapkan beberapa aturan atau kebijakan, diantaranya:</span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="apple-converted-space"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></span><span class="apple-style-span"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Mengacu pada UU No.5/1999 tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Berdasarkan Pasal 4 (2) UU No. 5/1999, pelaku usaha patut diduga secara bersama-sama melakukan penguasaan produksi dan atau pemasaran barang/jasa, apabila dua atau tiga pelaku usaha atau kelompok pelaku usaha menguasai lebih dari 75% pangsa pasar. Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI), pada 2008, tiga produsen besar semen menguasai 89,6% pasar semen, yakni Grup Semen Gresik sebesar 43,8%, Indocement 31,7%, dan Holcim Indonesia 14,1%.</span></span><span class="apple-converted-space"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span class="apple-converted-space"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam kasus ini, pemerintah yang direpresentasikan oleh KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) seharusnya dapat menjadikan Undang-Undang yang telah di terbitkan sebagai landasan dalam penilaian sebuah industri. Apabila memang terlihat adanya hal-hal yang melenceng dari Undang-Undang, maka KPPU harus bisa bertindak tegas. Dalam kasus ini, KPPU melakukan monitoring untuk mengusut terjadinya kartel di industri semen. Ada beberapa hal yang menyebabkan KPPU melakukan monitoring. </span></span><span class="apple-style-span"><b><i><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pertama</span></i></b></span><span class="apple-style-span"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">,</span></span><span class="apple-converted-space"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></span><span class="apple-style-span"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">tidak adanya disparitas harga antara satu produsen dan produsen lainnya atau adanya keseragaman harga. Saat ini harga semen antarprodusen tidak jauh berbeda dan cenderung terus naik. Padahal, permintaan sedang turun, terutama di sektor properti.</span></span><span class="apple-converted-space"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></span><span class="apple-style-span"><b><i><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kedua</span></i></b></span><span class="apple-style-span"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">, lonjakan harga yang tinggi, khususnya pada bulan Mei sampai dengan Desember 2008. Padahal, biaya bahan bakar dan energi menurun. <b><i>Ketiga</i></b>, perbandingan harga semen dalam negeri dengan negara tetangga. Berdasarkan data KPPU, harga semen di beberapa negara ASEAN selama 2007 lebih rendah dari harga semen di Indonesia. </span></span><span class="apple-style-span"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Harga semen di Malaysia US$62 per ton, Vietnam US$57,75 per ton, dan Thailand US$67,87 per ton. Sementara itu, harga semen di Indonesia berkisar US$83,80 per ton. Untuk pembuktian ada atau tidaknya praktek kartel ini, KPPU membentuk sebuah tim. Sehingga disinilah peran pemerintah dalam melindungi sebuah pelanggaran di suatu industri industri serta pada akhirnya perlindungan konsumen dari praktek-praktek pelanggaran usaha suatu industri. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span class="apple-style-span"><b><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Rekomendasi Bagi Pelaku Bisnis</span></b></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 27pt;"><span class="apple-style-span"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Pelaku bisnis yang bermain dalam industri semen hanya berjumlah sedikit. Beberapa merupakan pemain besar dan beberapa lagi merupakan pemain yang kecil. Dalam industri ini peran pemerintah sebagai regulator sangatlah penting. Namun </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">jika dalam pelaksanaan suatu industry bisnis (dalam kasus ini industri semen), kebijakan atau peraturan pemerintah merugikan pelaku bisnis ritel maka terdapat alternatif yang bisa dilakukan oleh pelaku bisnis, diantaranya:</span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Exit</span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 38.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pelaku bisnis ritel dapat menanamkan modalnya di negara lain atau di luar Indonesia jika terdapat suatu kebijakan atau peraturan pemerintah yang memberatkan dan menghambat berjalannya bisnis industri ritel. Namun altenatif exit atau keluar dari Indonesia tidak bisa diterapkan pada industri yang berskala kecil dan mempunyai karakteristik yang rumit, misalnya pertambangan.</span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 38.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Untuk industri semen pun, pilihan untuk exit adalah pilihan yang sangat tidak mungkin karena investasi yang dikeluarkan sebuah perusahaan dalam industri ini sangatlah besar. </span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45.35pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Voice</span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 38.5pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Altenatif yang kedua adalah menyuarakan atau mengutarakan hal dan kebijakan atau peraturan pemerintah yang memberatkan berlangsungnya suatu bisnis. </span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam menyuarakan atau melakukan suatu aksi protes kepada pemerintah dilakukan secara kolektif atau bersama-sama melalui suatu asosiasi. Dengan menyusarakan aspirasi atau protes yang ditujukan kepada pemerintah, diaharapkan pemerintah dapat meninjau kembali segala bentuk kebijakan dan peraturan yang berlaku agar tidak merugikan suatu insdutri bisnis.</span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 38.15pt; text-align: justify;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam kasus ini, ASI (Asosiasi Semen Indonesia) sebagai perwakilan dari produsen-produsen semen di Indonesia melakukan voice kepada KPPU berkaitan dengan dugaan adanya kartel yang dilakukan dalam industri semen. Menurut ASI, masing-masing produsen semen yang ada mempunyai “<i>pricing policy</i>” sendiri-sendiri. <span class="apple-style-span">ASI juga menegaskan bahwa bahan bakar untuk memproduksi semen adalah batu bara, bukan BBM. Harga batu bara pada pertengahan tahun 2008 merangkak naik tak terkendali dan sumber batu bara yang</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="apple-style-span"><i>high grade</i></span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="apple-style-span">sulit diperoleh, sehingga sumber yang ada saat ini adalah</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="apple-style-span"><i>medium grade</i></span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="apple-style-span">dan</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="apple-style-span"><i>low grade</i>. Untuk keamanan jangka panjang, produsen harus mempunyai stok yang cukup di awal tahun 2009, karena pemasok batu bara lebih tertarik untuk mengekspornya daripada menjualnya di dalam negeri, sehingga produsen harus mengantisipasinya dengan menyediakan stok yang cukup.</span><span class="apple-converted-space"> H</span><span class="apple-style-span">al-hal yang mempengaruhi harga semen, di antaranya, adalah biaya produksi, biaya pemasaran (jangka waktu pembayaran),</span><span class="apple-converted-space"> </span><span class="apple-style-span"><i>channel distribution,</i></span><span class="apple-converted-space"><i> </i></span><span class="apple-style-span">dan transportasi.</span></span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 45pt; text-align: justify;"><br />
</div><div align="center" class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 45pt; text-align: center;"><span class="apple-style-span"><span lang="SV" style="font-size: 14pt; line-height: 150%;">DAFTAR PUSTAKA</span></span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><a href="http://www.wartaekonomi.co.id/"><span lang="SV" style="color: windowtext; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">http://www.wartaekonomi.co.id</span></a><span class="apple-style-span"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><a href="http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/04/09/Ekonomi_dan_Bisnis/krn.20090409.161940.id.html"><span lang="SV" style="color: windowtext;">http://www.korantempo.com/korantempo/koran/2009/04/09/Ekonomi_dan_Bisnis/krn.20090409.161940.id.html</span></a><span lang="SV"></span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: justify;"><a href="http://www.datacon.co.id/IndustriSemen2008.html"><span lang="SV" style="color: windowtext;">http://www.datacon.co.id/IndustriSemen2008.html</span></a><span lang="SV"></span></div>Prasetyo Utomohttp://www.blogger.com/profile/04018704650217152886noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2111547770620292787.post-14551504488693752532010-12-07T22:27:00.000+07:002010-12-07T22:27:15.779+07:00PENGARUH PENINGKATAN INDIKATOR HUMAN DEVELOPMENT INDEX (HDI) TERHADAP DUNIA BISNIS<!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 14pt; line-height: 115%;"></span></b></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfgdPY2m1FoSkD-b0kuYPoVCi_9aMeoURiD33iLPHfhIZWYTcjXeVb-d6iNt7cb75eb8Zq6cz_q0CJLjfwzyUS6SKKljdwtH2SYr2EnHflb_pim7x1yEXUemRKJflOB7A3LDWnL5KG3p-p/s1600/hdi.png" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="163" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhfgdPY2m1FoSkD-b0kuYPoVCi_9aMeoURiD33iLPHfhIZWYTcjXeVb-d6iNt7cb75eb8Zq6cz_q0CJLjfwzyUS6SKKljdwtH2SYr2EnHflb_pim7x1yEXUemRKJflOB7A3LDWnL5KG3p-p/s200/hdi.png" width="200" /></a></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin-left: 22.3pt; text-align: justify; text-indent: -22.5pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Human Development Index</span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 22.3pt; text-align: justify; text-indent: 13.5pt;">Pembangunan manusia didefinisikan sebagai "suatu proses untuk perluasan pilihan yang lebih banyak kepada penduduk" melalui upaya-upaya pemberdayaan yang mengutamakan peningkatan kemampuan dasar manusia agar dapat sepenuhnya berpartisipasi di segala bidang pembangunan. Elemen-elemen pembangunan manusia secara tegas menggaris bawahi sasaran yang ingin dicapai, yaitu hidup sehat dan panjang umur, berpendidikan dan dapat menikmati hidup layak. Ini berarti pembangunan manusia merupakan manifestasi dari aspirasi dan tujuan suatu bangsa yang dimaksudkan untuk melakukan perubahan secara struktural melalui upaya yang sistematis. Sasaran dasar pembangunan pada akhirnya adalah peningkatan derajat kesehatan (usia hidup panjang dan sehat), meningkatkan pendidikan (kemampuan baca tulis dan ketrampilan) serta penguasaan atas sumber daya (pendapatan untuk hidup layak) untuk dapat berpartisipasi dalam pembangunan. </div><a name='more'></a><br />
<div style="line-height: 150%; margin-left: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: 13.5pt;">Indeks ini pada 1990 dikembangkan oleh pemenang nobel india Amartya Sen dan Mahbub ul Haq seorang ekonom pakistan dibantu oleh Gustav Ranis dari Yale University dan Lord Meghnad Desai dari London School of Economics. <em>United Nations Development Programme</em><strong><i> (UNDP)</i></strong> dalam model pembangunannya, menempatkan manusia sebagai titik sentral dalam semua proses dan kegiatan pembangunan. Sejak tahun 1990, UNDP mengeluarkan laporan tahunan perkembangan pembangunan manusia untuk negara-negara di dunia. Salah satu alat ukur untuk melihat aspek-aspek yang relevan dengan pembangunan manusian adalah melaui <em>Human Development Index (HDI)</em>yang dikenal dengan istilah IPM (<em> Indeks Pembangunan Manusia).</em> Digambarkan sebagai “pengukuran vulgar” oleh Amartya Sen karena batasanya . indeks ini lebih fokus pada hal-hal yang lebih sensitif dan berguna daripada hanya sekedar pendapatan perkapita yang selama ini digunakan, dan indeks ini juga berguna sebagai jembatan bagi peneliti yang serius untuk mengetahui hal-hal yang lebih terinci dalam membuat laporan pembangunan manusianya. IPM merupakan indeks komposit yang terdiri dari tiga komponen utama, yaitu kesehatan, pendidikan dan pendapatan yang diracik menjadi satu secara proporsional.</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: 13.5pt;"><span lang="SV">Berdasarkan ketiga indikator tersebut, ditetapkan tiga kelompok negara. </span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 58.5pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><em><span lang="SV">Pertama,</span></em><span lang="SV"> negara dengan tingkat pembangunan manusia yang rendah bila IPM-nya berkisar antara 0 sampai 50. </span>Negara yang masuk kategori ini sama sekali atau kurang memperhatikan pembangunan manusia.</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 58.5pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span><span> </span><em><span lang="SV">Kedua, </span></em><span lang="SV">negara dengan tingkat pembangunan manusia sedang jika IPM-nya berkisar antara 51 sampai 79. Negara yang masuk dalam kategori ini mulai memperhatikan pembangunan sumber daya manusianya. </span></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 58.5pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><em><span lang="SV">Ketiga,</span></em><span lang="SV"> negara dengan tingkat pembangunan manusia tinggi jika IPM-nya berkisar antara 80 sampai 100. Negara yang masuk dalam kategori ini sangat memperhatikan pembangunan sumber daya manusianya. </span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 22.5pt; text-align: justify; text-indent: 13.5pt;"><span lang="SV">HDI mengukur pencapaian rata-rata sebuah negara dalam 3 dimensi dasar pembangunan manusia:</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span lang="SV"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">Hidup yang sehat dan panjang umur yang diukur dengan harapan hidup saat kelahiran.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span lang="SV"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">Pengetahuan yang diukur dengan angka tingkat baca tulis pada orang dewasa (bobotnya dua per tiga) dan kombinasi pendidikan dasar , menengah , atas <i>gross enrollment ratio</i> (bobot satu per tiga).</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -13.5pt;"><span lang="SV"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">Standard kehidupan yang layak diukur dengan GDP per kapita <i>gross domestic product </i>/ produk domestik bruto dalam paritas kekuatan beli <i>purchasing power parity</i> dalam Dollar AS dan disesuaikan dengan Rupiah.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV"><span>B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span lang="SV">Keterkaitan antara indikator Human Development Index dengan Dunia Bisnis</span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">Dalam perkembangannya dunia bisnis menghadapi banyak tantangan. Tantangan dari lingkungan eksternal perusahaan merupakan hal yang tidak dapat dihindari. Lingkungan demografi merupakan salah satu hal yang sangat berpengaruh dalam berkembangnya dunia bisnis itu sendiri. Dunia bisnis selalu terkait dengan populasi manusia baik sebagai tenaga kerja yang berkecimpung dalam dunia bisnis dan juga sebagai konsumen akhir yang menjadi target dalam dunia bisnis.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span class="apple-style-span"><span lang="SV">Dunia kini tengah memasuki atmosfir persaingan paling kompetitif sepanjang sejarah. Situasi ini tercipta karena dua arus besar terjadi secara simultan, yaitu perubahan revolusioner di bidang manajemen dan teknologi informasi serta pelembagaan aturan-aturan yang memacu iklim kompetisi global</span></span><span class="apple-style-span"><span lang="SV" style="font-family: Verdana;">.</span></span><span lang="SV"> <span class="apple-style-span">Dengan demikian, setiap negara, apakah negara maju, berkembang atau terbelakang berada dalam satu arena kompetisi dengan tantangan sama, aturan sama tetapi latar belakang dan kemampuan yang berbeda. Berbagai kemungkinan, sebagai konsekuensi kompetisi, bisa saja terjadi, apakah itu degradasi (negara mengalami kemunduran) atau promosi (negara mengalami kemajuan). Hal itu sangat tergantung pada keunggulan kompetitif yang dimiliki dan dikembangkan bangsa tersebut.</span></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">Dalam setiap perilaku bisnis, pelaku bisnis tidak hanya mementingkan profit semata namun juga mempunyai tanggung jawab untuk membawa populasi manusia kearah yang lebih baik. Selain kepentingan bisnis yang diutamakan, kepentingan masyarakat juga harus diperhatikan. Di Indonesia perkembangan manusia ditunjukkan dengan adanya Human Development Index. Pada tahun 2009 angka HDI Indonesia adalah sebesar 0,734 (berdasar laporan pembangunan manusia UNDP). Angka ini mengalami peningkatan dari tahun 2007 yang hanya sebesar 0,728. HDI yang dibuat dengan mengacu data-data pembangunan manusia tahun 2007 itu menempatkan Indonesia pada rangking ke 111 dari 182 negara yang terdata. </span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV"><span>C.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span lang="SV">SWOT Analysis terkait dengan indikator HDI</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">1. Pendapatan perkapita </span></b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">Pendapatan per kapita, baik dalam ukuran GNP maupun PDB merupakan salah satu indikaor makro-ekonomi yang telah lama digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif makroekonomi, indikator ini merupakan bagian kesejahteraan manusia yang dapat diukur, sehingga dapat menggambarkan kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Tampaknya pendapatan per kapita telah menjadi indikator makroekonomi yang tidak bisa diabaikan, walaupun memiliki beberapa kelemahan. Sehingga pertumbuhan pendapatan nasional, selama ini, telah dijadikan tujuan pembangunan di negara-negara dunia ketiga. Seolah-olah ada asumsi bahwa kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat secara otomatis ditunjukkan oleh adanya peningkatan pendapatan nasional (pertumbuhan ekonomi). Walaupun demikian, beberapa ahli menganggap penggunaan indikator ini mengabaikan pola distribusi pendapatan nasional. Indikator ini tidak mengukur distribusi pendapatan dan pemerataan kesejahteraan, termasuk pemerataan akses terhadap sumber daya ekonomi.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">2. Struktur ekonomi </span></b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">Telah menjadi asumsi bahwa peningkatan pendapatan per kapita akan mencerminkan transformasi struktural dalam bidang ekonomi dan kelas-kelas sosial. Dengan adanya perkembangan ekonomi dan peningkatan per kapita, konstribusi sektor manupaktur/industri dan jasa terhadap pendapatan nasional akan meningkat terus. Perkembangan sektor industri dan perbaikan tingkat upah akan meningkatkan permintaan atas barang-barang industri, yang akan diikuti oleh perkembangan investasi dan perluasan tenaga kerja. Di lain pihak , kontribusi sektor pertanian terhadap pendapatan nasional akan semakin menurun.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">3. Urbanisasi </span></b><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">Urbanisasi dapat diartikan sebagai meningkatnya proporsi penduduk yang bermukim di wilayah perkotaan dibandingkan dengan di pedesaan. Urbanisasi dikatakan tidak terjadi apabila pertumbuhan penduduk di wilayah urban sama dengan nol. Sesuai dengan pengalaman industrialisasi di negara-negara eropa Barat dan Amerika Utara, proporsi penduduk di wilayah urban berbanding lurus dengn proporsi industrialisasi. Ini berarti bahwa kecepatan urbanisasi akan semakin tinggi sesuai dengan cepatnya proses industrialisasi. Di Negara-negara industri, sebagain besar penduduk tinggal di wilayah perkotaan, sedangkan di Negara-negara yang sedang berkembang proporsi terbesar tinggal di wilayah pedesaan. Berdasarkan fenomena ini, urbanisasi digunakan sebagai salah satu indicator pembangunan.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">4. Angka Tabungan </span></b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">Perkembangan sector manufaktur/industri selama tahap industrialisasi memerlukan investasi dan modal. Finansial capital merupakan factor utama dalam proses industrialisasi dalam sebuah masyarakat, sebagaimana terjadi di Inggeris pada umumnya Eropa pada awal pertumbuhan kapitalisme yang disusul oleh revolusi industri. Dalam masyarakat yang memiliki produktivitas tinggi, modal usaha ini dapat dihimpun melalui tabungan, baik swasta maupun pemerintah. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">5. Indeks Kualitas Hidup </span></b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">IKH atau Physical Qualty of life Index (PQLI) digunakan untuk mengukur kesejahteraan dan kemakmuran masyarakat. Indeks ini dibuat indicator makroekonomi tidak dapat memberikan gambaran tentang kesejahteraan masyarakat dalam mengukur keberhasilan ekonomi. Misalnya, pendapatan nasional sebuah bangsa dapat tumbuh terus, tetapi tanpa diikuti oleh peningkatan kesejahteraan sosial. Indeks ini dihitung berdasarkan kepada (1) angka rata-rata harapan hidup pada umur satu tahun, (2) angka kematian bayi, dan (3) angka melek huruf. Dalam indeks ini, angka rata-rata harapan hidup dan kematian b yi akan dapat menggambarkan status gizi anak dan ibu, derajat kesehatan, dan lingkungan keluarga yang langsung beasosiasi dengan kesejahteraan keluarga. Pendidikan yang diukur dengan angka melek huruf, dapat menggambarkan jumlah orang yang memperoleh akses pendidikan sebagai hasil pembangunan. Variabel ini menggambarkan kesejahteraan masyarakat, karena tingginya status ekonomi keluarga akan mempengaruhi status pendidikan para anggotanya. Oleh para pembuatnya, indeks ini dianggap sebagai yang paling baik untuk mengukur kualitas manusia sebagai hasil dari pembangunan, disamping pendapatan per kapita sebagai ukuran kuantitas manusia.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: normal;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">6. Indeks Pembangunan Manusia (</span></b><i><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Human Development Index</span></i><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">) </span></b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">The United Nations Development Program (UNDP) telah membuat indicator pembangunan yang lain, sebagai tambahan untuk beberapa indicator yang telah ada. Ide dasar yang melandasi dibuatnya indeks ini adalah pentingnya memperhatikan kualitas sumber daya manusia. Menurut UNDP, pembangunan hendaknya ditujukan kepada pengembangan sumberdaya manusia. Dalam pemahaman ini, pembangunan dapat diartikan sebagai sebuah proses yang bertujuan m ngembangkan pilihan-pilihan yang dapat dilakukan oleh manusia. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa peningkatan kualitas sumberdaya manusia akan diikuti oleh terbukanya berbagai pilihan dan peluang menentukan jalan hidup manusia secara bebas.</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV"><span>D.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span lang="SV">Kesimpulan dan Saran</span></b></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">Peningkatan indicator HDI ini merupakan cerminan akan kualitas sumber daya manusia di suatu bangsa. </span>Apabila dibandingkan dengan negara lain seperti Malaysia dan singapura, Indonesia mempunyai angka HDI yang lebih kecil sehingga menunjukkan bahwa kualitas SDM di <span lang="SV">Indonesia tidak lebih baik dari kualitas SDM di negara lain. Suatu peluang bisnis hanya dapat tercipta apabila industri nasional didukung oleh kualitas SDM yang tinggi, infrastruktur fisik yang kuat dan lingkungan inovatif yang kondusif (kegiatan penelitian dan pengembangan yang kompetitif). Dari formulasi yang digunakan untuk menghitung skor HDI, interaksi kualitas SDM dan infrastruktur fisik adalah komponen utama, sehingga paling tidak peringkat tersebut menggambarkan tantangan yang besar dalam masalah pengembangan SDM dan infrastruktur fisik.</span></div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV">Pemerintah merupakan pihak pertama yang sangat berpengaruh dalam peningkatan kualitas manusia yang di cerminkan melalui HDI. Investasi pada sektor-sektor pendidikan serta kesehatan harus lebih di lakukan secara gencar. Setiap adanya penambahan investasi pada sektor pendidikan dan kesehatan maka akan membawa dampak peningkatan pada komponen-komponen pembentuk HDI sehingga tentu saja kualitas sumber daya manusia juga akan meningkat. Meningkatnya kualitas sumber daya manusia ini tentunya akan berdampak baik pada kegiatan perekonomian sehingga kemampuan atau daya beli dari masyarakat akan meningkat. Efek selanjutnya adalah terciptanya peluang-peluang usaha. Peluang-peluang usaha yang ada akan membuat peningkatan dalam investasi sehingga para investor pun akan bertamba dan dunia bisnis di Indonesia pun akan semakin menunjukkan arah yang lebih baik. </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><br />
</div><div style="line-height: 150%; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV"><span>E.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><b><span lang="SV">DAFTAR PUSTAKA</span></b><span lang="SV"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV">www.bps.go.id</span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://tanjabbarkab.go.id/file/kesra.htm"><span lang="SV" style="color: windowtext; text-decoration: none;">http://tanjabbarkab.go.id/file/kesra.htm</span></a><span lang="SV"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://www.theindonesianinstitute.org/"><span lang="FI" style="color: windowtext; text-decoration: none;">http://www.theindonesianinstitute.org</span></a><span lang="FI"></span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="FI">Indeks Pembangunan manusia diakses melalui </span><a href="http://ntb.bkkbn.go.id/"><span lang="FI" style="color: windowtext;">http://ntb.bkkbn.go.id/</span></a><span lang="FI"> </span></div><div style="line-height: 150%; text-align: justify;"><a href="http://www.waspada.co.id/"><span lang="FI" style="color: windowtext; text-decoration: none;">http://www.waspada.co.id</span></a><span lang="FI">. </span>“Indeks Pembangunan Indonesia Naik Tipis”</div>Prasetyo Utomohttp://www.blogger.com/profile/04018704650217152886noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2111547770620292787.post-43527038402922855022010-12-07T22:24:00.000+07:002010-12-07T22:24:25.989+07:00Penerapan Teknologi Informasi di AXIS Untuk Pencapaian Konsep Paperless Office<!--[if !mso]> <style>
v\:* {behavior:url(#default#VML);}
o\:* {behavior:url(#default#VML);}
w\:* {behavior:url(#default#VML);}
.shape {behavior:url(#default#VML);}
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:WordDocument> <w:View>Normal</w:View> <w:Zoom>0</w:Zoom> <w:PunctuationKerning/> <w:ValidateAgainstSchemas/> <w:SaveIfXMLInvalid>false</w:SaveIfXMLInvalid> <w:IgnoreMixedContent>false</w:IgnoreMixedContent> <w:AlwaysShowPlaceholderText>false</w:AlwaysShowPlaceholderText> <w:Compatibility> <w:BreakWrappedTables/> <w:SnapToGridInCell/> <w:WrapTextWithPunct/> <w:UseAsianBreakRules/> <w:DontGrowAutofit/> </w:Compatibility> <w:BrowserLevel>MicrosoftInternetExplorer4</w:BrowserLevel> </w:WordDocument> </xml><![endif]--><!--[if gte mso 9]><xml> <w:LatentStyles DefLockedState="false" LatentStyleCount="156"> </w:LatentStyles> </xml><![endif]--><!--[if !mso]><img src="http://img2.blogblog.com/img/video_object.png" style="background-color: #b2b2b2; " class="BLOGGER-object-element tr_noresize tr_placeholder" id="ieooui" data-original-id="ieooui" /> <style>
st1\:*{behavior:url(#ieooui) }
</style> <![endif]--><!--[if gte mso 10]> <style>
/* Style Definitions */
table.MsoNormalTable
{mso-style-name:"Table Normal";
mso-tstyle-rowband-size:0;
mso-tstyle-colband-size:0;
mso-style-noshow:yes;
mso-style-parent:"";
mso-padding-alt:0cm 5.4pt 0cm 5.4pt;
mso-para-margin:0cm;
mso-para-margin-bottom:.0001pt;
mso-pagination:widow-orphan;
font-size:10.0pt;
font-family:"Times New Roman";
mso-ansi-language:#0400;
mso-fareast-language:#0400;
mso-bidi-language:#0400;}
</style> <![endif]--> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj11uGZ_cwRSfgDguKDN639c8-xuHSTq6QfFMSZd1zOfPwMzsPNKfnYZAo8t57LkH87sZVsNaiy1-U-4HKPBr1JU8oqnsxmWVN6lhXbBqKJiiOLNBPZbjPMgG8SKHdPZTXaju-mdCyCqzQa/s1600/axis2.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="104" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj11uGZ_cwRSfgDguKDN639c8-xuHSTq6QfFMSZd1zOfPwMzsPNKfnYZAo8t57LkH87sZVsNaiy1-U-4HKPBr1JU8oqnsxmWVN6lhXbBqKJiiOLNBPZbjPMgG8SKHdPZTXaju-mdCyCqzQa/s200/axis2.jpg" width="200" /></a></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">BAB I</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PENDAHULUAN</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Tingginya kebutuhan akan kertas berimbas pada ketersediaan kayu dimana dalam industri kertas, kayu diolah menjadi bubur kertas (pulp) dan kemudian diolah lagi menjadi kertas. Para ahli lingkungan berpendapat bahwa rata-rata <a name='more'></a>penggunaan kertas di sebuah kantor adalah sebanyak 0,5 kg kertas per karyawan per hari. Dengan jumlah pekerja di Jakarta sebanyak 4 juta jiwa-anggaplah setengahnya saja atau 2 juta jiwa yang bekerja dengan menggunakan kertas-maka kurang lebih sekitar 1 juta kg kertas yang dikonsumsi oleh aktivitas kerja setiap harinya. Jika untuk memproduksi 1 ton kertas membutuhkan 10 batang pohon, maka dalam satu hari ada 10.000 batang pohon yang ditebang demi konsumsi kertas aktivitas perkantoran di Jakarta saja. Perubahan gaya hidup serta penyesuaian akan perkembangan jaman menyebabkan penggunaan kertas terus meningkat, baik kertas untuk kebutuhan tulis/cetak maupun kebutuhan kertas untuk sanitasi, makanan/minuman dan penunjang gaya hidup lainnya. Peningkatan kebutuhan kertas tentunya diiringi dengan peningkatan kebutuhan akan bahan baku dan bahan tambahan lainnya. Konsekuensinya adalah, terjadi peningkatan limbah dari proses produksi kertas dan peningkatan jumlah kertas bekas. Untuk memenuhi kebutuhan kertas nasional yang besarannya sekitar 5,6 juta ton/tahun, diperlukan bahan baku kayu dalam jumlah sangat besar dan mahal. Kebutuhan ini tidak dapat tercukupi dari Hutan Tanaman Industri (HTI) Indonesia. <span style="color: red;"></span></span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Banyaknya pemakaian kertas sangat mudah dikaitkan dengan aktivitas kantor. Sebagai contoh, kebanyakan dari para pekerja kantoran seperti kita telah terbiasa langsung membuang kertas yang salah cetak atau salah print, meski masih menyisakan satu sisi lain yang kosong. Jika kita sedikit mau berhemat, sisi lain kertas tersebut masih bisa kita gunakan untuk menyusun konsep kerja, maupun mencoba mencetak beberapa naskah agar memperoleh hasil cetakan yang maksimal. Selain itu, pada praktek yang sering terjadi, ada banyak dokumen yang dicetak atau diprint, tetapi pada kenyataanya dokumen tersebut tidaklah begitu penting untuk dicetak.</span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Saat ini ada begitu banyak kampanye tentang <i>go green,</i> salah satunya mengenai penghematan kertas di lingkungan kantor. Salah satu yang gencar disuarakan adalah mengenai konsep <i>paperless office</i>. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Konsep ini berkaitan dengan tahap mereduksi penggunaan kertas dalam proses administrasi perkantoran. Melihat hal tersebut, AXIS turut mengambil langkah proses bisnis yang menghemat kertas. Dalam aktivitas kantornya, AXIS berupaya menciptakan lingkungan kantor yang ramah lingkungan dan mencapai lingkungan usaha nirkertas. Ini tidak terlepas dari pemanfatan teknologi informasi.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>I.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Rumusan Masalah</span></b></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Dari pendahuluan yang diuraikan di atas maka dapat dirumuskan pertanyaan dalam paper ini, yaitu: <i>apa saja yang sudah dilakukan AXIS dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam pencapaian konsep paperless office?</i></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>II.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Profil Perusahaan</span></b></div><div> <table align="left" cellpadding="0" cellspacing="0" hspace="0" vspace="0"><tbody>
<tr> <td align="left" style="padding: 0cm;" valign="top"> <div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; page-break-after: avoid; text-indent: 22pt; vertical-align: baseline;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><img height="68" src="file:///C:/DOCUME%7E1/PRASET%7E1/LOCALS%7E1/Temp/msohtml1/01/clip_image002.jpg" width="105" /></span></div></td> </tr>
</tbody></table></div><div class="ListParagraphCxSpLast" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PT Natrindo Telepon Seluler (NTS) adalah salah satu operator seluler nasional baru yang berteknologi GSM dan 3G di Indonesia. Awal Februari 2008, PT NTS memperkenalkan identitas baru yaitu AXIS. Brand dan logo AXIS merupakan gambaran dari aspirasi perusahaan yang melambangkan kemajuan dan perubahan– <i>evolusi tanpa henti untuk menjadikan hidup lebih menarik dan berarti hari ini, esok, dan masa yang akan datang</i>. </span><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Perusahaan mengenalkan brand baru ini tidak sekedar perubahan nama dan logo. Nilai-nilai perusahaan yang baru tercermin dalam produk dan layanan dari AXIS. Dari cara melayani pelanggan, berinteraksi dengan para stakeholder, serta bagaimana mengembangkan usaha dan memposisikan perusahaan di pasar. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">AXIS didukung oleh dua operator terkemuka di Asia, yaitu: <i>Saudi Telecom Company</i>, penyedia layanan telekomunikasi nasional Arab Saudi; dan <i>Maxis Communications Berhad</i>, penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Malaysia. Kedua investor utama AXIS ini bertekad memberikan kontribusi penuh bagi pengembangan industri telekomunikasi di Indonesia.<span style="color: black;"></span></span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>. Inspirasi perusahaan adalah untuk menjadikan organisasi ini sebagai organisasi yang muda, menarik, dan dinamis yang memungkinkan perusahaan untuk mengimplementasikan </span><i><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">people first, distinction, simplicity dan accountability</span></i><span lang="SV" style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> yang memungkinkan karyawan untuk mengembangkan diri. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">AXIS beranggapan peraturan perusahaan yang baik merupakan alat penting agar dapat mencapai visi dan misi strategis perusahaan, menaati nilai-nilai, dan menjaga budaya perusahaan yang baik. Peraturan dan ketentuan perusahaan meliputi keterbukaan dan transparansi kepada para pemegang saham, manajemen, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, seperti: karyawan, pembuat regulasi, pelanggan, para vendor dan supplier, pihak pemerintah yang berwenang, dan masyarakat pada umumnya. Secara berkala, perusahaan melihat dan menilai kembali perkembangan peraturan dan ketentuan perusahaan, dan mengubah peraturan sesuai dengan waktu dan kondisi yang berlaku. </span><span lang="IT" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">AXIS menaati dan mengikuti semua peraturan dan regulasi yang berlaku di Indonesia. </span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">BAB II</span></b></div><div align="center" class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">PEMBAHASAN</span></b></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Meningkatnya penggunaan kertas sangat erat kaitannya dengan aktivitas yang ada di kantor, seperti pembuatan dokumen atau berkas-berkas kantor yang membutuhkan kertas dalam jumlah banyak. Berkaitan dengan hal tersebut, saat ini sudah banyak perusahaan yang mulai menerapkan keberadaan teknologi informasi untuk aktivitas bisnis mereka. </span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal ini dilakukan pula oleh AXIS sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Secara teori, teknologi informasi merupakan teknologi komputer (hardware maupun software) untuk memproses dan menyimpan informasi. Teknologi informasi digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas adalah informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan, dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Keberadaan teknologi informasi bagi suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting. Dengan penerapan teknologi informasi secara tepat, suatu perusahaan dapat memiliki <i>competitive advantage</i> dalam industrinya. Teknologi informasi semakin membuka kemungkinan perusahaan untuk mengembangkan dan memperluas bisnisnya. Bagi perusahaan yang ingin bersaing dan maju, teknologi informasi tampaknya merupakan suatu kepentingan yang tidak bisa dihindarkan. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Teknologi informasi bukan hanya alat pendukung, tetapi sudah menjadi alat utama. Teknologi informasi yang digunakan oleh suatu perusahaan tidak akan sama dengan perusahaan lain walaupun berada dalam industri yang sama. Pemilihan teknologi informasi seperti apa yang akan dibangun harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dalam tulisannya, Tjumina, mengutip dari majalah SWA, mengemukakan bagaimana cara membangun sistem teknologi informasi (TI) yang ideal : </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 22.5pt; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Harus mengetahui visi dan misi perusahaan. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sistem teknologi informasi yang dibangun harus sejalan dengan visi dan misi tersebut. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 22.5pt; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Menentukan sistem teknologi informasi seperti apa yang dibutuhkan. Ini perlu dirumuskan dengan jelas, apakah teknologi informasi itu dibutuhkan secara <span style="color: red;">sophisticated</span> atau sekedar pendukung. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 22.5pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Harus mampu memilih sistem teknologi informasi yang tepat, yang mampu mengakomodasikan semua kebutuhan perusahaan. </span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di sini diperlukan adanya survey terlebih dahulu. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 22.5pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Proyek teknologi informasi bukan sekedar proyek orang IT, tetapi harus menjadi proyek perusahaan sehingga perlu melibatkan semua pihak dalam perusahaan. </span></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Pada penerapannya. teknologi informasi sangat terlihat manfaatnya yaitu dalam membangun infrastruktur bisnis untuk mengelola dan distribusi dokumen, berkas, laporan-laporan, yang kesemuanya akan terintegrasi langsung ke komputer. Sebagai contoh, pengiriman laporan melalui email akan berakibat pada pengurangan penggunaan kertas yang tidak perlu. Langkah pengurangan penggunaan kertas untuk aktivitas kantor ini di beberapa perusahaan sudah teraplikasi dengan baik. Konsep ini dikenal sebagai <i>paperless office. </i></span></div><div class="MsoNormal"><span class="longtext"><span style="background: none repeat scroll 0% 0% white; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span><i>Paperless office</i> adalah lingkungan kerja di mana penggunaan kertas dihilangkan atau digunakan dengan bijak. <i>"Going paperless"</i> dapat menghemat uang, meningkatkan produktivitas, menghemat ruang, membuat dokumentasi elektronik, mempermudah berbagi informasi, dan meminimalkan penggunaan kertas. </span></span><span class="longtext"><i><span lang="SV" style="background: none repeat scroll 0% 0% white; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Paperless office</span></i></span><span class="longtext"><span lang="SV" style="background: none repeat scroll 0% 0% white; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> sebagai sebuah konsep tidak hanya terbatas pada kantor.</span></span><span class="longtext"><span lang="SV" style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(235, 239, 249); font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></span></div><div class="MsoNormal"><span class="longtext"><span lang="SV" style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(235, 239, 249); font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Adanya perkembangan teknologi informasi turut mendukung meningkatnya penerapan konsep <i>paperless office</i> di beberapa perusahaan. Dalam blognya, Mdin menjelaskan manfaat </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">jika <i>Paperless Office System</i></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> diterapkan, antara lain:</span><span lang="SV" style="background: none repeat scroll 0% 0% rgb(235, 239, 249); font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="SV"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">Efisien waktu</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt;"><span lang="SV">Kecepatan distribusi dan kecepatan pencarian menjadi karakteristik penting dari keberadaan <i>Paperless Office System</i>. Keuntungan pada aspek waktu, akan terlihat jika individu-individu yang terlibat pada sistem ini terdistribusi dalam wilayah yang luas, dan memiliki mobilitas tinggi.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-indent: -18pt;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV">Manajemen dokumentasi lebih baik</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt;"><span lang="SV">Dengan penataan data yang rapi, maka semua dokumen bisa terekam dan disimpan dengan <span> </span>baik. </span>Jika suatu saat dilakukan pelacakan maka akan sangat terasa manfaat dari adanya <i>Paperless Office System </i><span>ini</span>.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-indent: -18pt;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Kenyamanan kerja lebih baik</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt;">Aspek ini menekankan pada pola komunikasi yang cepat dan akurat yang dapat diwujudkan, sehingga bisa mengurangi kesalahpahaman.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-indent: -18pt;"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Mendukung terjadinya keputusan yang lebih baik</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt;">Pada aspek ini dimungkinkan terjadinya penyajian informasi dan komunikasi yang lengkap, dan dapat dilakukan pelacakan permasalahan berdasarkan dokumen yang tersimpan secara rapi.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-indent: -18pt;"><span>5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Manajemen lebih terkendali</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt;">Maksud dari aspek ini yaitu bahwa penerapan <i>Paperless Office System</i> dapat dimungkinkan jika aplikasi yang diterapkan menyertakan fasilitas evaluasi dan pemantauan setiap surat keputusan yang diterbitkan yang memerlukan laporan dan evaluasi hasil kerja.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-indent: -18pt;"><span>6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span>Membaiknya citra organisasi</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt;">Dengan semakin baiknya manajemen dan pelayanan yang diakibatkan dengan berbagai penyajian informasi yang akurat dan cepat, maka akan memberikan nilai positif bagi pihak manapun yang berhubungan dengan organisasi tersebut.</div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="SV"><span>7.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span>Aspek Biaya<span lang="SV"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt;"><span lang="SV">Secara rinci, aspek biaya belum dapat dijelaskan karena pada kenyataannya penerapan <i>Paperless Office System</i> memerlukan investasi dan biaya perawatan yang tidak sedikit. Yang lebih nyata, organisasi dapat bersaing dengan kompetitor karena kini hampir semua organisasi berlomba menjadi organisasi yang terbaik.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt;">Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam <i>Paperless Office System </i>antara lain:<span></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="SV"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span>Aspek SDM (Pengguna)</span><span lang="SV"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt;"><span lang="SV">Tahap awal yang perlu dirintis yakni pada level paling atas, diikuti level lebih bawah, dan seterusnya. Jika dalam organisasi pada level atas masih sulit, perlu diuji coba pada bagian tertentu yang sudah familiar dengan TI.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="SV"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">Aspek Dokumen</span><span lang="SV"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt;"><span lang="SV">Tahap awal dimulai pada jenis dokumen yang tidak sering didistribusikan, dan dibuat sistem dobel, yakni offline dan online. Misalnya: surat keputusan, dokumen hasil rapat, dokumen petunjuk pelaksanaan, job deskripsi, portofolio, statua, dll. Sistem online akan secara penuh diberlakukan setelah dipastikan setiap individu pada level tertentu sudah dapat membuka dan membaca dokumen online.</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="FI"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">Aspek Sistem Aplikasi</span><span lang="FI"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt;"><span lang="SV">Dokumen online disimpan dalam aplikasi yang terproteksi dan berjenjang hak aksesnya. </span><span lang="FI">Tentang aplikasi menitikberatkan pada keamanan data dan kemudahan pemakaian.<span> </span></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="FI"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="FI">Aspek Sosialisasi</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt;"><span lang="FI">Individu yang memiliki hak akses tertentu dilatih untuk mengakses sistem agar dapat melakukan berbagai aktivitas sesuai fasilitas dalam sistem. Perubahan kebiasaan perilaku perlu diwujudkan untuk disesuaikan dengan <i>Paperless Office System, </i>dengan memperkenalkan sistem yang akan dipakai.<span></span></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="FI"><span>5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="FI">Aspek Sarana Pendukung</span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt;"><span lang="FI">Ketersediaan sarana yang diperlukan untuk mewujudkan <i>Paperless Office System</i> perlu disediakan secukupnya, antara lain: kebijakan, hardware, infrastruktur jaringan, SDM tenaga bantu, dana, forum komunikasi, dll.<span></span></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="SV"><span>6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV">Aspek Komunikasi</span><span lang="SV"></span></div><div style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt;"><span lang="SV">Diperlukan adanya seorang visioner untuk dapat menjelaskan kenapa <i>Paperless Office System</i> diberlakukan. Hal ini dapat diwujudkan dengan melakukan pembicaraan diawal sebelum <i>Paperless Office System </i>diluncurkan. Perlu adanya forum untuk penyampaian dan mewujudkan persaman persepsi dan tujuan.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Berkaitan dengan masalah banyaknya penggunaan kertas di setiap aktivitas kantor, AXIS memulai satu langkah awal nyata dengan meluncurkan <b><i>Program Peduli Lingkungan</i></b> atau <b><i>Green Project</i></b><i>,</i> melalui pengelolaan sampah yang ada di lingkungan kerja/kantor. Tujuan utama proyek ini adalah mengurangi jumlah sampah yang ada, terutama sampah kertas dan plastik, <span> </span>dengan memanfaatkan kembali kegunaannya. Hal ini dilakukan dengan melaksanakan program <span> </span>3R: <i>Reduce, Re-use, Recycling</i> atau <i>Mengurangi, Menggunakan/Memanfaatkan Kembali </i>dan<i> Mendaur-ulang</i>. </span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kita juga dapat mulai melaksanakannya di lokasi kerja masing-masing:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Reduce</span></i><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">: meminimalkan jumlah penggunaan kertas dan plastik dalam aktivitas sehari-hari. Pertimbangkan kembali apakah perlu untuk mencetak dokumen, optimalkan penggunaan dokumen elektronik atau imel.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Re-use</span></i><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">: memanfaatkan kembali kertas bekas untuk mencetak draft dokumen</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><i><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Recycling</span></i><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">: mengelola sampah kertas dan plastik yang memiliki nilai jual. Hal ini akan membantu pendidikan para anak jalanan.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Dari beberapa langkah diatas, AXIS menerapkan konsep reduce. Ini merupakan salah satu langkah nyata dalam mengimplementasikan konsep <i>paperless office system</i>. Seiring dengan perkembangan kompetisi bisnis yang ada, AXIS mengembangkan konsep ini yang didukung penerapan teknologi informasi, diantaranya:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penggunaan Email</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>AXIS memiliki berbagai kantor cabang yang tersebar di beberapa wilayah Jawa dan Sumatra, yang kesemuanya wajib memberikan laporan akhir bulannya ke pusat (Jakarta). Laporan yang dikirimkan saat ini sudah berupa arsip digital. Selain mengurangi penggunaan kertas, keuntungan yang diperoleh dari penggunaan arsip digital ini adalah proses penyampaiannya yang sangat cepat. Hal ini mulai banyak dilakukan di berbagai divisi, khususnya Divisi Sales yang tiap bulan harus memberikan laporan penjualan. Selain itu, Divisi Network yang banyak berinteraksi dengan pihak luar pun sudah banyak menggunakan penggunaan email dalam mengirimkan laporan ataupun berkas-berkas yang dibutuhkan. Selain kegiatan di atas, proses agreement dengan pihak luar atau vendor juga melalui pengunaan email.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Berkaitan dengan penggunaan arsip digital atau dokumen digital dalam hal persetujuan atau agreement, kedua pihak (AXIS dan pihak luar yaitu vendor) mungkin akan mengalami kendala dalam aspek legalitasnya. Akan tetapi hal ini telah diatur oleh pemerintah. Dalam blognya, Reni menjelaskan bahwa pemerintah telah mengatur masalah legalitas untuk arsip digital atau dokumen digital dalam Undang-Undang RI Nomor 8 tahun 1997 tentang “Dokumen Perusahaan”, dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 88 tahun 1999 tantang “Tata Cara Pengalihan Dokumen Perusahaan ke dalam Mikrofilm atau Media Lainnya dan Legalisasi”. Pasal 12 UU/8/1997 menyatakan: ayat (1) Dokumen perusahaan dapat dialihkan ke dalam microfilm atau media lainnya; ayat (2) Pengalihan dokumen perusahaan ke dalam microfilm atau media lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan sejak dokumen tersebut dibuat atau diterima oleh perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan PP/88/1999 pasal 16 menyebutkan: ayat (1) dokumen yang dialihkan ke dalam microfilm atau media lainnya atau hasil cetakannya merupakan alat bukti yang sah; ayat (2) hasil cetak dokumen yang telah dialihkan ke dalam microfilm dapat dilegalisasi untuk keperluan proses peradilan dan kepentingan hukum lainnya. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penggunaan E-leaving</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Bagi karyawan AXIS, cuti bisa diambil ketika mereka sudah melewati masa percobaan. Pengajuan cuti dilakukan dengan mengisi form cuti yang kemudian di-<i>scan</i> dan dikirimkan ke atasannya untuk mendapat persetujuan. Terkait dengan masalah cuti kerja, saat ini AXIS telah mengaplikasikan sistem <i>electronic leave</i> atau <i>e-leave</i>. Dengan sistem ini karyawan bisa merasakan beberapa manfaat, diantaranya mereka lebih mudah untuk mengetahui sisa cuti yang dimiliki, juga lebih mudah dalam hal mengajukan cuti, karena pengajuan cuti diterima langsung oleh atasan dan pihak HRD. <i>More simple procedure dan paperless</i>, menggunakan <i>e–leave</i> memang sangat simple. Karyawan AXIS cukup masuk ke link intranet “Applications”, kemudian klik“E-Forms”. Pilih “new leave request” dan isi data yang diminta (jenis cuti, tanggal cuti,dan lainnya). Setelah data diisi dengan lengkap, klik ‘OK’. Maka permohonan cuti akan diterima langsung oleh atasan. </span><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Setelah atasan menyetujui, permohonan akan otomatis masuk ke HRD untuk diverifikasi. Setelah itu, proses selesai dan data langsung ter-update di database cuti karyawan tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;"><span lang="FI" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Penerapan aplikasi <i>e-leave</i> ini merupakan pengautomatisasian dalam hal permohonan cuti, dimana ada beberapa proses manual yang dipotong. Aplikasi ini sudah terintegrasi pada database server yang ada di pusat, sehingga dalam penyimpanan dan pengelolaan dokumen sudah tersimpan di digital storage yang ada. <i>E-leave</i> ini mendukung adanya konsep <i>paperless office</i> di AXIS karena tidak perlu mengisi form secara manual dan melakukan pengarsipan tanpa harus diprint. Selain itu, aplikasi ini sangat membantu dalam hal pencarian data berupa informasi sisa cuti, atau yang berkaitan dengan cuti karyawan.</span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Penerapan Oracle® Enterprise Content Management Suite </span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Sebagai bagian dari perluasan usahanya, dan untuk mencapai tujuannya menciptakan lingkungan usaha nirkertas yang sesuai konsep <i>paperless office system</i>, <span> </span>AXIS mengimplementasikan <i>Oracle® Enterprise Content Management Suite</i>. Dengan menggunakan <i>Oracle® Enterprise Content Management Suite</i>, AXIS membangun suatu infrastruktur terpadu untuk pembuatan, pengelolaan dan distribusi dokumen, berkas, konten web dan aset digital. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal ini bertujuan untuk mendukung peningkatan produktivitas karyawan, mengurangi pengulangan proses dan meningkatkan konsistensi komunikasi. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span><i>Oracle® Enterprise Content Management Suite</i> memungkinkan penggunanya untuk merampingkan proses bisnis di seluruh bagian organisasi. Dengan platform manajemennya yang terpadu dan menyeluruh, manfaat dari teknologi Oracle membantu perusahaan umtuk beradaptasi dengan lingkungan usaha dan kompetisi pasar yang terus berubah. Selain itu, solusi ini juga membantu menciptakan lingkungan kerja ramah lingkungan. AXIS telah menerapkan lingkungan kerja nirkertas atau <i>paperless</i> dan menyediakan platform yang aman untuk properti intelektual kontennya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span><i>Oracle® Enterprise Content Management Suite</i> membantu menekan biaya, mengotomatisasi proses, mengatasi kekurangan sumber daya, penggunaan bersama konten secara efisien, meminimalisasi dokumen yang hilang, dan mengelola resiko dengan lebih baik. Untuk membantu mengurangi resiko keamanan dan melakukan pengawasan terhadap siklus konten, <i>Oracle® Enterprise Content Management Suite</i> memberikan organisasi kemampuan untuk mengendalikan akses terhadap konten, memelihara catatan audit dan peristiwa sebelumnya, dan mengotomatisasi disposisi konten berdasarkan kebijakan yang konsisten. Selain itu, salah satu aspek kunci <i>Oracle®Enterprise Content management Suite</i> adalah penggunaan bersama dan kolaborasi konten yang memungkinkan konten tersebut diberikan kepada pihak yang tepat, di waktu yang tepat, dengan menggunakan alat dan format yang tepat pula. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>AXIS, dalam melakukan aktivitas bisnisnya menggunakan sejumlah besar dokumen, berkas, konten web, dan aset digital yang dibuat setiap harinya oleh berbagai departemen untuk kebutuhan yang berbeda-beda. Melihat hal tersebut AXIS kemudian melakukan investasi dengan menggunakan <i>Oracle® Enterprise Content Management Suite</i>, platform manajemen konten yang paling ekonomis dan lengkap di industri ini, untuk secara proaktif mencari solusi untuk mengurangi penggunaan kertas. AXIS saat ini dapat secara efisien membuat, mendistribusikan dan mengelola dokumen secara elektronik, mengurangi pekerjaan manual yang rentan kesalahan dan membutuhkan tenaga kerja yang banyak, serta mengamankan informasi digital mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Platform manajemen konten AXIS mendapatkan manfaat dari strategi <i>Oracle® Enterprise Application Document</i> untuk mengelola konten yang tidak terstruktur dan mengintegrasikannya dengan beragam aplikasi bisnis yang digunakan perusahaan, yang memungkinkan AXIS untuk merampingkan bisnis prosesnya dan secara efisien membangun aplikasi bisnis dengan konten yang banyak.</span></div><div class="MsoNormal"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Seperti yang sudah dijelaskan diatas, seluruh rangkaian kegiatan pengelolaan dokumen yang meliputi proses penciptaan, <i>filling</i> , penyimpanan, penemuan-kembali dan pemanfaatan arsip/dokumen berbasis pada/atau dilakukan dengan media dan sarana digital, didukung pula dengan penggunaan teknologi informasi yang mengautomatisasi proses-proses bisnis atau aktivitas kantor di dalamnya. Hanya saja, untuk bisa menerapkan teknologi informasi untuk mencapai konsep <i>paperless</i> sepenuhnya akan membutuhkan waktu yang cukup lama. </span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal ini dikarenakan:</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">SDM yang belum siap. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam hal ini berkaitan dengan kesadaran para karyawan akan penghematan kertas yang mesti dilakukan dalam aktivitas kantor mereka, karena kebiasaan untuk menyimpan arsip atau dokumen dalam bentuk kertas sudah berlangsung sejak lama sehingga apabila ada perubahan dalam proses bisnisnya maka SDM belum tentu siap menerima perubahan tersebut.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kurangnya keamanan apabila menyimpan dalam arsip digital, diikarenakan dokumen tersebut bisa saja diakses oleh pihak luar apabila sistem yang ada tidak terproteksi dengan benar. Selain itu, risiko dokumen akan terhapus juga cukup besar sehingga perusahaan akan merasa lebih aman apabila dokumen-dokumen tersebut terprint dan terarsip dengan benar.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Belum adanya kesadaran para karyaman atau masing-masing individu akan akibat pemborosan kertas yang dilakukan untuk mendukung aktivitas kantor mereka.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemanfatan teknologi informasi belum sepenuhnya diterapkan. Masih banyak proses-proses bisnis yang harus dilakukan secara manual.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div align="center" class="MsoNormal" style="text-align: center;"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">KESIMPULAN DAN SARAN</span></b></div><div class="MsoNormal"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Kesimpulan</span></b></div><div class="MsoNormal"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span> </span>Berdasarkan pada penjelasan di atas, penggunaan kertas yang meningkat akan mengakibatkan dampak kerusakan lingkungan yang cukup signifikan. Banyaknya penggunaan kertas sangat erat kaitannya dengan aktivitas kantor sebagai akibat dari rendahnya kesadaran para karyawan dalam hal penggunaan kertas yang efektif dan efisien<span style="color: red;">. </span>Melihat fenomena tersebut, <span> </span>sekarang banyak diadakan kampanye dengan tema go green, yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli lingkungan. Salah satunya adalah dengan melakukan penghematan kertas, khususnya di lingkungan perkantoran. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hal ini kemudian memunculkan konsep penghematan kertas yang dikenal dengan nama paperless office. Melihat hal tersebut, AXIS sebagai perusahaan yang peduli terhadap isu lingkungan turut mengambil langkah proses bisnis yang menghemat kertas. Dalam aktivitas kantornya, AXIS berupaya menciptakan keadaan kantor yang ramah lingkungan dan mencapai lingkungan usaha nirkertas. Itu semua tidak terlepas dari pemanfatan teknologi informasi seperti penggunaan internet dan mengimplementasikan <i><span style="color: black;">Oracle® Enterprise Content Management Suite.</span></i></span></div><div class="MsoNormal"><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Saran</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebaiknya langkah awal untuk bisa menerapkan konsep paperless office memang dilakukan oleh para top management karena pada akhirnya yang dibawah mau tidak mau akan mengikuti.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam penerapan teknologi informasi di perusahaan, sebaiknya wajib mentraining para karyawan sebelum system tersebut akan digunakan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Perlu adanya sosialisasi visi perusahaan kepada karyawan tentang penggunaan teknologi informasi sebagai akibat dari pencapaian perusahaan pada konsep paperless office.</span></div><div class="MsoNormal"><br />
</div><div class="MsoNormal"><br />
</div><b><span lang="IN" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><br clear="all" style="page-break-before: always;" /> </span></b> <div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><b>Daftar Pustaka</b></div><div align="center" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt; text-align: center;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>1.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">http://rh3nyleena.blog.com/2009/12/23/8/</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>2.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://blog.uad.ac.id/mdin/category/paperless/">http://blog.uad.ac.id/mdin/category/paperless/</a></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>3.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://www.oracle.com/products/middleware/content-management/docs/enterprise-content-management-suite.pdf">http://www.oracle.com/products/middleware/content-management/docs/enterprise-content-management-suite.pdf</a></span></div><h1 style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 12pt; font-weight: normal; line-height: 150%;"><span>4.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="small"><span style="font-size: 12pt; font-weight: normal; line-height: 150%;">Yuzenho, IbenIsmarson, “</span></span><span style="font-size: 12pt; font-weight: normal; line-height: 150%;">Mengurangi Efek Pemanasan Global dari Tempat Kerja Kita”,</span></h1><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://ecopreneurs.ecoindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=76&Itemid=80">http://ecopreneurs.ecoindonesia.com/index.php?option=com_content&task=view&id=76&Itemid=80</a>.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>5.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Eka,TjuminaPuspitaSri, ”Aspek Internal Manajemen dalam Pengembangan dan Implementasi Teknologi Informasi di Perusahaan”,</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://www.docstoc.com/docs/20489828/Pengembangan-dan-Implementasi-Teknologi-Informasi-di-Perusahaan/">http://www.docstoc.com/docs/20489828/Pengembangan-dan-Implementasi-Teknologi-Informasi-di-Perusahaan/</a>.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>6.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><a href="http://en.wikipedia.org/wiki/Paperless_office">http://en.wikipedia.org/wiki/Paperless_office</a></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"><span>7.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">https://intranet/axisworld.co.id</span></div>Prasetyo Utomohttp://www.blogger.com/profile/04018704650217152886noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2111547770620292787.post-77450897103201982332010-12-07T22:19:00.000+07:002010-12-07T22:21:23.925+07:00ANALISIS LINGKUNGAN SOSIAL DAN PELUANG BISNIS YANG DAPAT DICIPTAKAN<b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 14pt;"></span></b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"></span> <br />
<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidIdcasvpspHkr8akq4YjRVvYcYtib131RKUVZnze3wXekTWSNCrfmegZ9c6wEyTia142q1u8HJTAtm4BVAylrTq3jqsQ6h5oLjhpEZuKaoXF4Q-ekviR1HGtaMPOfTkOsES2ssYL4NeIh/s1600/peluangbisnis.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="181" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEidIdcasvpspHkr8akq4YjRVvYcYtib131RKUVZnze3wXekTWSNCrfmegZ9c6wEyTia142q1u8HJTAtm4BVAylrTq3jqsQ6h5oLjhpEZuKaoXF4Q-ekviR1HGtaMPOfTkOsES2ssYL4NeIh/s200/peluangbisnis.jpg" width="200" /></a></div><div class="ListParagraph" style="line-height: normal; margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;"> </span><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt;">Lingkungan Sosial serta Pengaruhnya Terhadap Dunia Bisnis</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dalam dunia bisnis, para pebisnis yang bermain di dalamnya sering menghadapi permasalahan ketidakpastian yang bisa ditimbulkan dari berbagai hal. Seperti yang terjadi beberapa waktu belakangan ini. Peristiwa-peristiwa seperti bencana alam, meningkatnya kemiskinan masyarakat, menjadi permasalahan-permasalahan sosial yang berdampak pada dunia binis. Lingkungan sosial merupakan salah satu lingkungan yang berpengaruh kuat terhadap aktivitas bisnis, yang akan menentukan apakah bisnis tersebut akan berhasil atau tidak. <a name='more'></a></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="apple-style-span"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bisnis sebagai suatu entitas, letaknya berada di tengah-tengah lingkungan bisnis, dimana setiap perubahan dalam lingkungan tersebut akan mempengaruhi cara-cara dalam bertindak. Perubahan yang terjadi juga mempengaruhi kemampuan adaptasi organisasi, yang pada akhirnya akan menentukan kesuksesan atau kegagalan bisnis. Salah satu aspek dari lingkungan bisnis adalah lingkungan sosial. Lingkungan sosial mempunyai arti yang sangat penting dalam dunia bisnis. Apabila lingkungan sosial bersifat kondusif (mendukung), maka hal tersebut akan mendorong organisasi untuk melakukan keputusan berinvestasi pada lingkungan yang dirasakannya sesuai. Namun sebaliknya, jika lingkungan sosial tidak mendukung, maka organisasi harus berhati-hati dalam mengambil keputusan berinvestasi.</span></span><span class="apple-converted-space"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="apple-style-span"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Lingkungan sosial merupakan aspek-aspek dari interaksi manusia melalui kelompok, apakah itu dekat ataupun jauh, yang dapat berpengaruh pada kelangsungan dan pertumbuhan perusahaan (Ancok, 2009). Interaksi sosial tidak akan terjadi bila tidak memenuhi dua syarat, yaitu: adanya kontak sosial (<i>social contact</i>) dan adanya komunikasi (<i>communication</i>). Menurut para ahli sosial, bentuk-bentuk interaksi sosial dapat berupa kerjasama (<i>cooperation</i>), persaingan (<i>competition</i>), akomodasi (<i>accomodation</i>), dan dapat juga berbentuk pertentangan (<i>conflict</i>). Terdapat empat cara untuk menyikapi dampak perubahan lingkungan sosial terhadap aktivitas bisnis. Pertama, bahwa perubahan lingkungan sosial secara alamiah menimbulkan peluang maupun ancaman terhadap aktivitas bisnis. Kedua, perubahan lingkungan sosial digunakan oleh organisasi sebagai faktor penentu untuk membuat keputusan berinvestasi. Ketiga, perubahan lingkungan sosial mempengaruhi keputusan organisasi untuk menjalankan bisnis di lokasi tertentu. Dan yang terakhir adalah, perubahan yang ada menuntut organisasi untuk menerapkan cara berpikir baru dalam menjalankan bisnis. (Ancok, 2009).</span></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Dengan penjelasan pada bahasan lingkungan sosial dalam dunia usaha, patut pula diperhatikan mengenai kelompok sosial dan gaya hidup dalam masyarakat. Kelompok-kelompok dan gaya hidup yang berkembang dalam masyarakat ini, tentu menentukan keberlangsungan bisnis, sebagai suatu proses yang tidak pernah lepas dari lingkungannya. Dampak dan pengaruh dari lingkungan sosial terhadap dunia bisnis ini seharusnya menjadi perhatian para pebisnis dalam menjalankan usahanya.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebaliknya, unia usaha pun dipahami memiliki dampak dan pengaruh balik terhadap lingkungan sosial. Dampak dari dunia usaha banyak mempengaruhi kehidupan masyarakat secara umum baik langsung maupun tidak langsung. Baik masyarakat perkotaan dimana dunia industri berlokasi, maupun masyarakat luas pada umumnya sebagai distribusi dan target pemasaran produk dari dunia usaha tersebut.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Globalisasi adalah issue yang besar yang bergaung sekian tahun terakhir. Dengan makin berkembangnya jaringan informasi dan teknologi maka makin terbukalah gerbang globalisasi dan makin kaburlah batas-batas antara negara dan antar masyarakat. Globalisasi membawa pengaruh yang besar dalam kehidupan sosial masyarakat di Indonesia. Informasi dan teknologi yang masuk tanpa batas merupakan faktor-faktor yang mendukung dalam dunia bisnis. Sehingga dengan berkembangnya kedua hal tersebut maka berkembang juga dunia bisnis yang ada di Indonesia. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Peluang Bisnis yang Dapat Diciptakan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Lingkungan sosial sangat mempengaruhi seorang pebisnis dalam menciptakan peluang usaha. Seorang pebisnis harus jeli dalam melihat peluang bisnis apa yang dapat diciptakan dengan melihat kepada faktor sosial ini. Apabila pebisnis dapat melihat peluang bisnis dengan tepat, keuntungan usaha dapat dengan mudah diraih, selain tentu saja dapat mengambangkan dunia usaha secara umum. Dari uraian diatas, terdapat beberapa peluang bisnis yang dapat diciptakan dengan memasukkan lingkungan sosial sebagai salah satu faktor keberhasilan. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: Wingdings; font-size: 12pt; line-height: 150%;">v<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Bisnis Online Melalui Internet</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Sebelumnya, telah diuraikan bahwa globalisasi yang masuk ke Indonesia membuat informasi dan teknologi yang masuk semakin berkembang. Perkembangan informasi dan teknologi ini sangat menguntungkan terutama bagi dunia bisnis. Aktivitas-aktivitas bisnis menjadi lebih mudah dan cepat. Banyak perusahaan yang melakukan komputerisasi agar kegiatan bisnisnya menjadi lebih efisien. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Tidak hanya pada perusahaan, fenomena komputerisasi juga melanda masyarakat di berbagai lapisan sosial. Penggunaan komputer menjadi kebutuhan bagi masyarakat dalam melakukan aktivitas sehari-hari. Masuknya jaringan internet menambah arti penting komputer bagi perusahaan dan masyarakat.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> </span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di Indonesia sendiri, internet mulai masuk pada awal tahun 1990-an. Hingga saat ini, menurut data Internet World Stats, pengguna internet di Indonesia sampai akhir tahun 2008 adalah sebanyak 10,5% dari populasi penduduk Indonesia, yang berjumlah sekitar 237,512,355 jiwa. </span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemanfaatan internet ini, pada masa sekarang khususnya, sangat membantu masyarakat baik dalam melakukan aktivitas kehidupan sehari-hari, maupun dalam melakukan aktivitas bisnis. Dalam kegiatan sehari-hari contohnya, banyak masyarakat yang memanfaatkan surat kabar elektronik yang dapat diakses secara online. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Dalam dunia bisnis, internet merupakan salah satu teknologi yang sangat membantu memperlancar kegiatan bisnis. Contohnya dengan pemanfaatan surat elektronik (<i>e-mail</i>). Sebuah perusahaan dapat mengirimkan berkas kepada perusahaan lain dengan berupa surat elektronik. Kelebihannya, dokumen yang dikirimkan akan cepat diterima oleh perusahaan penerima sehingga dapat memangkas waktu dan mempercepat proses bisnis selanjutnya. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Namun sekarang, pemanfaatan internet tidak hanya pada sebatas itu saja. Internet dapat juga dimanfaatkan sebagai alat untuk mencari penghasilan. Ini merupakan salah satu metode baru dalam berbisnis, dimana kegiatan bisnis yang dilakukan di sini memanfaatkan internet (terutama blog dan website) sebagai medianya. Ini merupakan satu peluang bisnis yang baru yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat. Tipe-tipe bisnis online yang ada sekarang pun bermacam-macam. Ada yang memanfaatkan fasilitas pemasangan iklan dalam website, ada yang melakukan kegiatan marketing melalui sebuah website, dan lain-lain. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;"> Bisnis online seperti ini menggeser tipe bisnis tradisional, dimana tipe bisnis tradisional mempunyai keterbatasan lingkup interaksi antara pembeli dan penjual. Dengan adanya bisnis online seperti ini, keterbatasan dari tipe bisnis internasional tersebut dapat diatasi. Sehingga dengan adanya kemudahan-kemudahan seperti ini, bisnis online semakin diminati dimasyarakat. Peluang bagi para pebisnis juga semakin besar dalam mendapatkan keuntungan karena adanya pemanfaatan internet dalam bisnis online.</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Hambatan-hambatan yang ada:</span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Di Indonesia terjadi ketidakmerataan akses internet sehingga untuk daerah yang belum terjangkau internet akan sangat susah dalam memanfaatkan bisnis online.</span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Pemanfaatan internet dalam bisnis online membuat informasi yang dimiliki oleh pebisnis dapat diketahui oleh pengguna internet, misalnya oleh pesaing bisnis. </span></div><div class="ListParagraph" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">Permasalahan keamanan menjadi hambatan karena apabila melakukan kegiatan bisnis online, maka sistem pembayaran pun dilakukan secara online sehingga akan sangat berisiko pada data-data pribadi konsumen. </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><b><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 14pt; line-height: 150%;">REFERENSI</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-bottom: 0.0001pt; text-align: justify;"><span style="font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%;">http://www.blogcatalog.com</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;"><span class="apple-style-span"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;">Ancok, Djamaludin. 2009. “Social Environment and Business.” General Business Environment: Syllabus and Material. MM UGM. Yogyakarta.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;"><a href="http://yara74.blogspot.com/"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;">http://yara74.blogspot.com</span></a><span class="apple-style-span"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin: 0cm 0cm 0.0001pt 45pt; text-align: justify; text-indent: -45pt;"><a href="http://puputchandra.wordpress.com/"><span style="color: black; font-family: "Times New Roman"; font-size: 12pt; line-height: 150%; text-decoration: none;">http://puputchandra.wordpress.com/</span></a><span class="apple-style-span"><span style="font-size: 12pt; line-height: 150%;"></span></span></div>Prasetyo Utomohttp://www.blogger.com/profile/04018704650217152886noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2111547770620292787.post-75837442079813039962010-12-07T22:05:00.000+07:002010-12-07T22:07:09.542+07:00Adidas in 2008 : Has Corporate Restructuring Increased Shareholder Value?<div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"></div><div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig63g-THnOeGI005GjEBPhL_nexnxaeAolsTj2udulKPKj498nty5W1IMzQFwLDndmAN7fso2_Fq3mXG4AoO9c6cO4ZqUU1FO3XaUxmBufeqTCx2HoJKmueB0URb5NQAX28IrtbkBuan6x/s1600/Adidas.jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="135" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEig63g-THnOeGI005GjEBPhL_nexnxaeAolsTj2udulKPKj498nty5W1IMzQFwLDndmAN7fso2_Fq3mXG4AoO9c6cO4ZqUU1FO3XaUxmBufeqTCx2HoJKmueB0URb5NQAX28IrtbkBuan6x/s200/Adidas.jpg" width="200" /></a></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">JAWABAN SOAL PENERAPAN TEORI DALAM KASUS</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"> A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Apakah menurut pendapat anda Manajemen Adidas telah berhasil didalam mengimplementasikan strategy diversification. Jelaskan (15</span></b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Jawaban :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Menurut saya Adidas telah gagal dalam mengimplimentasikan strategi diversifikasi tersebut. Penyebab kegagalan tersebut sesuai teori yang diperkenalkan oleh Michael E. Porter dapat dilakukan analisa dengan tiga test . Secara garis besar dari tiga tes ini busines Salomon tidak lolos sehingga akhirnya gagal, berikut penjelasan masing-masing <a name='more'></a></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 11pt;">The industri attractiveness test</span><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Industri yang dimasuki haruslah memiliki daya tarik (atraktif) yang cukup agar secara konsisten menghasilkan return yang baik. Untuk dapat dikatakan atraktif, kondisi industi dan tingkat persaingan kondusif untuk menghasilkan laba yang lebih baik di masa yang akan datang dibandingkan dengan yang telah dapat dicapai saat ini. <br />
Pada saat akuisisi tersebut kondisi industri winter sports sedang mengalami penurunan dan juga terbukti dengan adanya perusahaan sepatu atletik lain yang pernah mencoba dalam business tersebut namun tidak sukses. Biaya yang dikeluarkan untuk mengakuisisi Salomon sebesar €1,5 billion. Karena menurut analist dan investor pada waktu itu sangat mahal untuk ukuran bisnis dan kinerja Salomon investor enggan untuk berinvestasi. Akibatnya harga saham adidas menjadi turun dalam mekanisme pasar dibursa.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 11pt;">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 11pt;">The cost of entry test</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 11pt;">Untuk masuk ke dalam suatu industri tidak boleh biayanya terlalu tinggi karena berpotensi mengurangi profitabilitas. Biaya yang terlalu tinggi mengakibatkan tingkat return on investment (sebagai pengukur profitabilitas) menjadi rendah ketika ditandingkan (untuk mengukur rasio) dengan pendapatan yang dihasilkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 11pt;">The better of test. </span><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Diversifikasi ke dalam bisnis baru haruslah menawarkan potensi bagi perusahaan yang ada saat ini untuk melakukan apa yang disebut sebagai lebih baik bersama (better perform together). Busines yang baru yang akan dilakukan harus memberikan sinergi dalam satu payung korporat daripada secara independen berdiri sindiri. Dalam hal ini bisnis yang baru harus memberi peluang untuk terjadinya strategic fit dengan business yang ada sat ini ataupun peluang untuk melakukan perbaikan oleh parent dengan skills atau critical sucsess factor yang dimiliki korporat. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Selain itu Adidas memiliki skills dalam industri produk sepatu dan apparel misalnya dalam mendesain, membangun brand image dan memasarkannya. Berbeda dari business adidas, Solomon merupakan perusahaan yang memproduksi perlengkapan oleh raga seperti: perlengkapan ski, golf clubs, komponen speda, dan sport winter apparel. Nature dari business ini jauh berbeda dengan industri footwear dan apparel yang saat ini dijalankan adidas sehingga tidak mungkin untuk melakukan strategic fit. Selain itu adidas juga tidak memiliki keahlian dalam busines winter sport equipment sehingga tidak membuka peluang untuk melakukan parenting role misalnya untuk tujuan memperbaiki core busines dari salomon. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Hasil dari akuisisi ini berdampak tidak baik bagi adidas. Kinerja buruk dari Salomon dan TylorMade pada tahun 1998 membawa kerugian $164 juta bagi adidas-Salomon selama sembilan bulan pertama tahun fiscal. Akibat dari akuisi ini juga, di tahun-tahun berikutnya saham adidas gagal mencapai pointnya tahun 1998 sampai tahun 2004. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Apa saja yang telah dilaksanakan Manajemen Adidas dalam mengimplementasikan strategynya tersebut diatas ( 20)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Jawaban :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Dalam mengimplementasikan strateginya tersebut , yang dilakukan Adidas adalah ;</span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Melakukan restrukturisasi. </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Strategi restrukturisasi merupakan strategi yang di dalamnya meliputi pendivestasian beberapa unit bisnis (yang sudah tidak atraktif atau tidak kompetitif) dan mengakuisisi busines lain (yang atraktif) untuk tujuan memperbaiki kinerja korporate di masa yang akan datang. Dalam kasus adidas restrukturisasi dilakukan dengan mendivestasi Salomon AS dan kemudian membeli Reeboks</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Tahun 2005 unit business Salomon didivestastasi dengan hanya menyisakan lini bisnis TylorMade-golf dari business unit Salomon. Perusahaan kemudian berganti nama menjadi adidas AG. Solomon dianggap pada posisi bisnis yang tidak atraktif dan tidak mampu memperbaiki kinerja korporate. Tahun 2006 kemudian Adidas mengakuisi Reebok dengan nilai €3,1 billion. Reebok merupakan produsen sepatu dan baju atletik bermerek. Selain itu Reebok internasional juga mendesain, memasarkan dan menjual Rockport footwear, Greg Norman apparel, dan CCM perlengkapan hockey. Untuk berfokus pada business footwear dan apparel dan sebagai bagian recana restrukturisasi lini bisnis perlengkapan hockey dijual. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Menurut analisa saya hal ini dilakukan untuk memperoleh economic of scope dan membuka peluang parenting role dalam bisnis Reebok. Hal ini dapat terjadi karena bisnis reebok merupakan bisnis yang related dengan business adidas terlebih akhirnya lini perlengkapan hockey dijual. Parenting role dapat dilakukan karena parenting opportunity ada dan skils yang dimiliki oleh parent dalam hal ini adalah adidas fit.</span></div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Parenting Skill and Expertise</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Dari sejarah perkembangan yang dipaparkan dalam kasus, adidas memiliki expertise dalam desain sepatu. Hal ini dibuktikan pada tahunn 1978 adidas telahh memiliki paten desain sebanyak 700 yang hanya dibuat oleh Adi Dasseler sendiri yang merupakan pendiri perusahaan ini. </span></span></div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Advertising & Endorsement. </span><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Adidas merupakan innovator dalam advertising terutama melalui kegiatan pertandingan Olimpiade dan endorsemen dengan atlet popular. Setelah kepemilikan beralih kepada group investor dari Perancis, perusahaan adidas lebih aktif melakukan endorsement. Contohnya adalah endorsmen dengan pemain sepakbola populeer seperti David Beckham, Anna karnikova dan Kober Bryant.</span></span></div><ol start="4" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Pemasaran.</span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Tidak diragukan lagi expertise yang dimiliki adidas dalam hal pemasaran. Dari business yang mulanya hanya berskala nasional kemudian dipasarkan di pasar Amerika dan pernah menjadi merek nomer satu di pasar amerika sampai kemudian kemunculan Nike. Adidas juga memiliki pengalaman dalam pemasaran dengan sukses memasuki pasar emerging market. Adidas merupakan salah satu pemain pasar dengan tingkat pertumbuhan penjualan 50% setiap tahunnya di pasar Eropa timur dan Asia.</span></span></div><ol start="5" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="messagebody"><span style="font-size: 11pt;">Parenting Oppourtunity</span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Menurut Andrew Campbel et al dalam artikelnya terdapat sepuluh tempat untuk mencari parenting opportunities. </span></span><span class="messagebody"><span style="font-size: 11pt;">Sepuluh tempat yang dimaksud adalah size and age, management, business definition, predictable errors, linkages, common capabilities external relations, major decision dan major changes. </span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Dalam kasus adidas ini kami menemukan parenting oppourtunity pada mayor change dan special expertise yang memberi peluang adidas dapat melakukan parenting role dalam unit businesnya. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><ol start="6" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Mayor changes</span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Pada saat diakuisi oleh adidas, reputasi brand yang dimiliki Reebok buruk akibat rendahnya kualitas, inovasi dan penggayaan (styling). Namun terlepas dari itu Reebok memiliki konsumen yang loyal yakni para wanita yang berpartisipasi dalam latihan fitnes umum, penjalan kaki, dan aerobics. Sepatu atletik Reebok juga seringkali dibeli oleh wanita yang mencari kenyamanan sepatu kasual. Hal ini menujukkan bahwa Reebok membutuhkan perubahan mayor dari kondisi saat itu untuk dapat mempertahankan pembelinya yang loyal dan menarik pembeli baru. Ini merupakan peluang yang dapat diambil oleh adidas karena adidas memiliki skills yang berupa Special expertise untuk melakukan parenting role. </span></span></div><ol start="7" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Parenting Role</span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Sebelum membahas parenting role adidas terhadap unit-unit businesnya, diidentifikasi dan dipahami terlebih dahulu strategy korporat secara umum yang tentunya mempengaruhi bentuk parenting rolenya nanti dalam masing-masing unit busines. General corporate strategy dari adidas adalah inovasi produk, penciptaan perbedaan brand image untuk masing-masing tiga unit businesnya, memperluas pengendalian ruang penjualan dengan kepemilikan toko, dan mencapai efisiensi dari efficient suply chain process and activities. </span></span><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Dengan coorporate strategy inovasi yang dimiliki adidas, sehinga i<span class="messagebody">novasi produk berkontribusi pada diterapkannya startegi differensiasi pada masing-masing unit busines. Setiap tahun unit busines diminta untuk memngembangkan satu mayor inovasi produk untuk setiap kategori produk. Pilihan strategi ini jelas dipilh karena natur dari bisnis yang ini digerakkan oleh trend gaya hidup atau mode yang sangat dinamis</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">C.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Apakah Adidas dengan brand name Taylor Made Golf mempunyai daya saing yang kuat/ competitive strength dibidang peralatan Golf , Jelaskan (15)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Jawaban :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Penciptaan perbedaan brand image masing-masing unit (adidas, Reebok, dan TylorMade) diarahkan untuk brand image yang berbeda. Hal ini dilakukan dengan melakukan patnership dengan even-even oleh raga utama yang berbeda-beda untuk unit-unit unit businesnya. Misalnya unit busines adidas partner dengan tim sepakbola atau cara lainnya endorser dengan pemain sepak bola dan NBA, Reebok dengan Baseballs dan Hockey, dan TylorMade dengan pegolf professional. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Menurut analisa kami hal ini perlu diperhatikan dalam sebuah perusahaan yang terdiversifikasi secara related utama sekali dalam kasus adidas ini jika tidak dilakukan pembedaan produknya maka perusahaan akan menghadapi persaingan dalam unit-unit businesnya sendiri. Setiap unit busines memiliki produk footwear dan apparel yang berpotensi overlap, jika tidak dikelola dengan baik, artinya jika salah satu penjualan produk naik maka akan mengakibatkan penurunan penjualan dalam produk yang lain</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Maka jelaslah mengapa strategi pembedaan produk ini diambil. <br />
Memperluas pengendalian ruang penjualan hal ini dengan tujuan untuk memberikan pemahaman konsumen dengan fitur-fitur produk dan juga varian dalam produknya. Hal ini dilakukan misalnya dengan memiliki dan memperbanyak faktory outlet, toko apparel team di dekat arena atau stadium dan e commerce site.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Produk dari masing-masing unit busines adidas memiliki keluasan dan kedalaman yang merupakan natur dari sebuah unit busines apparel dan footwear. Jika tidak memiliki outlet secara khusus yang dapat menampung keluarga produknya akan sulit memberikan pemahaman mengenai produk adidas secara kesuluruhan kepada konsumen. Pemahaman akan suatu produk akan memberikan keyakinan pada konsumen bahwa produk tersebut merupakan produk yang mempunyai kualitas yang baik. Selain itu konsumen yang meskipun pada saat mengunjungi tidak membeli produk dapat merekomendemendasi pada teman atau kolega yang lain yang mungkin membutuhkan suatu kategori produk tertentu karena konsumen tersebut tahu benar mengenai keluarga produk.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">D.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Apa yang menyebabkan suatu perusahaan atau personil yang bekerja disuatu perusahaan cenderung berbuat tidak ethis , berikan contoh nyata yang ada di Indonesia dan jalan keluar agar hal itu tidak terjadi. (15)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"> </span></b><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"> Yang menjdi penyebab perusahaan atau personal melakukan perbuatan unethical :</span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Pengawasan yang salah oleh Top Management dan Direksi yang secara implisit sangat memungkinkan untuk mengejar keuntungan pribadi</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Tekanan yang sangat tinggi dalam pekerjaan terhadap para manajer atau karyawan untuk mengejar target</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Budaya perusahaan yang mengutamakan profit dan kinerja diatas segalanya termasuk etika bisnis</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Contoh di Indonesia : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Penggelapan pajak oleh Bumi Resources Indonesia dimana dengan cara melakukan manipulasi data akuntasi perusahaan yang dilaporkan ke dirjen keuangan. </span><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Sehingga hal ini tentu merugikan bagi negara</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Solusi dari permasalahan-permasalahan ini adalah:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Unconcerned dan Nonissue adalah strategi dimana para top management mendefinisikan perilaku-perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, juga dijelaskan tindakan-tindakan yang boleh dilakukan oleh karyawan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Damage Control Approach adalah strategi dimana semua etika bisnis dikontrol berdasarkan akibat yang dapat ditimbulkan oleh karyawan, semua aturan ditulis oleh perusahaan namun akibat dari pelanggaran dapat dikontrol oleh perusahaan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Compliance Approach adalah strategi dengan cara menggunakan pendekatan yang sangat tinggi dalam komitmen menjalankan code of conduct, semua nilai akan mudah terlihat oleh karyawan, adanya team khusus yang memantau perilaku-perilaku karyawannya dan menerapkan code of ethics yang ketat dan diikuti oleh tindakan tegas bila melanggar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Pendekatan Ethical adalah strategi pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan semua code of ethics dalam budaya perusahaan, prinsip bisnis dan corporate value. </span><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Karyawan benar-benar dapat melihat bahwa perusahaan menerapkan standar perilaku yang sangat baik dalam menjalankan bisnisnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">E.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Didalam organisasi perusahaan ada beberapa aspek yang harus dipertimbang kan diantaranya menentukan kewenangan didalam mengambil keputusan.Ada dua pendekatan yaitu Decentralized Decision Making dan Centralized Decision Making jelaskan untung rugi penerapannya (15)</span></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Sentralisasi</span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Keuntungan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">kebijakan umum organisasi lebih mudah diimplementasikan terhadap keseluruhan</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">menghasilkan strategi yang konsisten dalam organisasi</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span style="font-size: 11pt;">mencegah sub-sub unit menjadi independen</span></span><span class="fullpost"><span style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">memudahkan koordinasi dan kendali manajerial</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">meningkatkan penghematan ekonomi dan mengurangi biaya berlebih</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">mampu meningkatkan spesialisasi</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">mempercepat pembuatan keputusan.</span></span><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Kerugian</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">pengambilan keputusan dengan pendekatan sentralisasi seringkali tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang sekiranya berpengaruh terhadap pengambilan keputusan tersebut.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">demotivasi dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi. </span></span><span class="fullpost"><span style="font-size: 11pt;">Anggota organisasi sulit mengembangkan potensi dirinya karena tidak ada wahana dan dominasi pimpinan yang terlalu tinggi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-size: 11pt;">penurunan kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan. </span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Organisasi sangat bergantung pada daya respon sekelompok orang saja.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">peningkatan kompleksitas pengelolaan. Pengelolaan organisasi akan semakin rumit karena banyaknya masalah pada level uniit organisasi yang di bawah. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">perspektif luas, tetapi kurang mendalam. </span></span><span class="fullpost"><span style="font-size: 11pt;">Pimpinan organisasi akan mengambil keputusan berdasarkan perspektif organisasi secara keseluruhan tapi tidak atau jarang mempertimbangkan implementasinya akan seperti apa.</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Desentralisasi</span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Keuntungan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">memungkinkan keputusan dibuat berdasar kondisi yang sesungguhnya</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">meningkatkan responsivitas atas kondisi lokal</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">meningkatkan layanan pelanggan secara lebih pribadi</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">mendorong organisasi lebih mendatar dan struktur yang lebih fleksibel</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">mendukung layanan seperti administrasi agar lebih efektif</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">membuka ruang bagi pelatihan pekerja</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">punya efek motivasi atas moral para pekerja.</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><b><span lang="FI" style="font-size: 11pt;">Kerugian</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-size: 11pt;">koordinasi perencanaan perusahaan lebih sulit</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">perusahaan dapat lepas kendali.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Manajer-manajer pada tingkat yang lebih rendah mungkin membuat keputusan-keputusan tanpa sepenuhnya memahami gambaran besar (menyeluruh</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-size: 11pt;">Mungkin terjadi kurang koordinasi di antara manajer yang memiliki otonomi. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-size: 11pt;">Manajer tingkat yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan perusahaan secara keseluruhan. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-size: 11pt;">Lebih sulit untuk secara efektif menyebarkan gagasan-gagasan yang inovatif. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-size: 11pt;">F.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-size: 11pt;">Jelaskan perbedaaan antara Business Process Reengineering dan Total Quality Management Program . (10 )</span></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt;">Business Process Reengineering adalah pembaharuan proses dalam organisasi secara radikal yang banyak digunakan perusahaan untuk memperbaharui komitmen mereka terhadap pelayanan kepada pelanggannya. Fokus utamanya adalah membuat perbaikan disegala bidang dalam pelayanan organisasi, contohnya sumber daya manusia, proses kerja, dan teknologi. Reengineering menolong perusahaan melewati rintangan sistem kerja yang tidak mendukung pencapaian tingkat kepuasaan pelanggan.</span><span style="font-size: 11pt;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><b><span style="font-size: 11pt;">Fundamental</span></b><span style="font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt;">Dalam melakukan proses reengineering dua pertanyaan mendasar yang akan ditujukan adalah : Mengapa perusahaan berbuat seperti apa yang perusahaan perbuat? dan Mengapa perusahaan berbuat dengan cara seperti yang perusahaan kerjakan sekarang? Jika pertanyaan fundamental ini diajukan, maka akan memaksa pelaku bisnis untuk menggunakan asumsi dan aturan tak tertulis yang mendasari bisnis mereka, seringkali asumsi atau aturan ini keliru dan tidak tepat.<br />
Pertanyaan yang harus diajukan bukan "Apa yang sudah dikerjakan?", tetapi "Bagaimana seharusnya dikerjakan?". Jawaban atas pertanyaan fundamental akan melahirkan juga sesuatu yang fundamental, yaitu tindakan perubahan yang fundamental.<br />
Reenginering berarti memulai sesuatu dari awal, tanpa asumsi dan pertama menentukan apa yang harus dilakukan oleh perusahaan kemudian bagaimana cara melakukannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Radikal</span></b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Radikal diserap dari bahasa latin "radix" yang berarti akar. Desain radikal dari proses bisnis berarti mendesain ulang sesuatu sampai ke akarnya, tidak memperbaiki prosedur yang sudah ada dan berusaha melakukan optimasi. Menurut Hammer, desain radikal berarti mengabaikan seluruh struktur dan prosedur yang sudah ada dan menemukan cara baru yang benar-benar berbeda dengan sebelumnya dalam menyelesaikan pekerjaan. </span><span style="font-size: 11pt;">Reengineering bukan merupakan business improvements, atau business enchacement, atau pun business modification, tetapi mengenai business reinvention.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><b><span style="font-size: 11pt;">Dramatis</span></b><span style="font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt;">Reengineering bukanlah suatu usaha mencapai perbaikan sedikit demi sedikit dan bertahap yang bersifat marginal atau incremental, tetapi merupakan usaha mencapai lompatan besar dalam perbaikan dan peningkatan performansi perusahaan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt;">Tiga jenis perusahaan yang memerlukan reengineering adalah sebagai berikut:<br />
a. Perusahaan yang berada dalam kesulitan besar,<br />
b. Perusahaan yang belum mengalami kesulitan, tetapi mengantisipasi akan mengalami kesulitan, dan<br />
c. Perusahaan yang tidak mengalami kesulitan, tetapi justru berada pada puncak kerjanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><b><span style="font-size: 11pt;">Orientasi Proses</span></b><span style="font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt;">Orientasi pada proses merupakan kata kunci terpenting dalam definisi BPR, tetapi l yang memberikan kesulitan besar bagi para manajer. </span><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Kebanyakan pelaku bisnis tidak berorientasi pada proses, tetapi pada tugas, pekerjaan, orang, dan struktur</span></div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Total Quality Management </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -9pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Total Quality Management adalah konsep perbaikan yang dilakukan secara terus menerus, yang melibatkan semua karyawan di setiap level organisasi, untuk mencapai kualitas yang ‘exellent’ dalam semua aspek organisasi melalui proses manajemen.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -9pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 11pt;">Total Quality Management </span><span style="font-size: 10pt;">merupakan strategi organisasional menyeluruh yang melibatkan semua jenjang dan jajaran manajemen dan karyawan. </span><span lang="SV" style="font-size: 10pt;">Setiap orang terlibat dalam proses TQM. Lebih lanjut, kata “total” berarti bahwa TQM mencakup tidak hanya pengguna akhir dan pembeli eksternal saja, tetapi juga pelanggan internal, pemasok bahkan personalia yang mendukung.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -9pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 11pt;">Total Quality Management lebih menekankan pelayanan kualitas. Kualitas didefinisikan oleh pelanggan, bukan organisasi atau manajer departemen pengendalian kualitas. Kenyataan bahwa ekspektasi pelanggan bersifat individual, tergantung pada latar belakang sosial ekonomis dan karakteristik demografis, mempunyai implikasi penting : kualitas bagi seorang pelanggan mungkin tidak sama bagi pelanggan lain. Tantangan TQM adalah menyajikan kualitas bagi pelanggan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -9pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 11pt;">Total Quality Management merupakan pendekatan manajemen, bukan pendekatan teknis pengendalian kualitas yang sempit. Pendekatan TQM sangat berorientasi pada manajemen orang. Implementasi TQM mensyaratkan berbagai perubahan organisasional dan manajerial total dan fundamental, yang mencakup misi, visi, orientasi strategic, dan berbagai praktek manajemen vital lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-size: 11pt;">G.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-size: 11pt;">Jika budaya kerja suatu perusahaan tidak sesuai dengan strategi yang akan diimplementasikan tindakan apa yang harus diambil oleh Pimpinan (10)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span style="font-size: 11pt;">Apabila strategi perusahaan tidak sesuai dengan budaya kerja perusahaan maka langkah yang harus diambil adalah dengan cara merubah strategi perusahaan dengan cara breakdown pada tahap-tahap tertentu. </span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Karena merubah budaya perusahaan akan sangat sulit dan memerlukan effort yang sangat besar dan biaya yang sangat besar. Dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa apapun strategi yang diterapkan oleh suatu perusahaan tidak akan berjalan maksimal apabila tidak bersinergi dengan budaya perusahaan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Langkah lain yang diambil :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Melakukan identifikasi strategi</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Spesifikasi new action</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Bicarakan masalah yang didapat dalam budaya baru</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Implementasi budaya baru</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Komitmen dari management untuk mengganti budaya perusahaan</span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">JAWABAN SOAL PENERAPAN TEORI DALAM KASUS</span></b></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">A.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Apakah menurut pendapat anda Manajemen Adidas telah berhasil didalam mengimplementasikan strategy diversification. Jelaskan (15</span></b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">)</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Jawaban :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Menurut saya Adidas telah gagal dalam mengimplimentasikan strategi diversifikasi tersebut. Penyebab kegagalan tersebut sesuai teori yang diperkenalkan oleh Michael E. Porter dapat dilakukan analisa dengan tiga test . Secara garis besar dari tiga tes ini busines Salomon tidak lolos sehingga akhirnya gagal, berikut penjelasan masing-masing </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 11pt;">The industri attractiveness test</span><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Industri yang dimasuki haruslah memiliki daya tarik (atraktif) yang cukup agar secara konsisten menghasilkan return yang baik. Untuk dapat dikatakan atraktif, kondisi industi dan tingkat persaingan kondusif untuk menghasilkan laba yang lebih baik di masa yang akan datang dibandingkan dengan yang telah dapat dicapai saat ini. <br />
Pada saat akuisisi tersebut kondisi industri winter sports sedang mengalami penurunan dan juga terbukti dengan adanya perusahaan sepatu atletik lain yang pernah mencoba dalam business tersebut namun tidak sukses. Biaya yang dikeluarkan untuk mengakuisisi Salomon sebesar €1,5 billion. Karena menurut analist dan investor pada waktu itu sangat mahal untuk ukuran bisnis dan kinerja Salomon investor enggan untuk berinvestasi. Akibatnya harga saham adidas menjadi turun dalam mekanisme pasar dibursa.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span style="font-size: 11pt;">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 11pt;">The cost of entry test</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span style="font-size: 11pt;">Untuk masuk ke dalam suatu industri tidak boleh biayanya terlalu tinggi karena berpotensi mengurangi profitabilitas. Biaya yang terlalu tinggi mengakibatkan tingkat return on investment (sebagai pengukur profitabilitas) menjadi rendah ketika ditandingkan (untuk mengukur rasio) dengan pendapatan yang dihasilkan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 11pt;">The better of test. </span><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Diversifikasi ke dalam bisnis baru haruslah menawarkan potensi bagi perusahaan yang ada saat ini untuk melakukan apa yang disebut sebagai lebih baik bersama (better perform together). Busines yang baru yang akan dilakukan harus memberikan sinergi dalam satu payung korporat daripada secara independen berdiri sindiri. Dalam hal ini bisnis yang baru harus memberi peluang untuk terjadinya strategic fit dengan business yang ada sat ini ataupun peluang untuk melakukan perbaikan oleh parent dengan skills atau critical sucsess factor yang dimiliki korporat. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Selain itu Adidas memiliki skills dalam industri produk sepatu dan apparel misalnya dalam mendesain, membangun brand image dan memasarkannya. Berbeda dari business adidas, Solomon merupakan perusahaan yang memproduksi perlengkapan oleh raga seperti: perlengkapan ski, golf clubs, komponen speda, dan sport winter apparel. Nature dari business ini jauh berbeda dengan industri footwear dan apparel yang saat ini dijalankan adidas sehingga tidak mungkin untuk melakukan strategic fit. Selain itu adidas juga tidak memiliki keahlian dalam busines winter sport equipment sehingga tidak membuka peluang untuk melakukan parenting role misalnya untuk tujuan memperbaiki core busines dari salomon. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Hasil dari akuisisi ini berdampak tidak baik bagi adidas. Kinerja buruk dari Salomon dan TylorMade pada tahun 1998 membawa kerugian $164 juta bagi adidas-Salomon selama sembilan bulan pertama tahun fiscal. Akibat dari akuisi ini juga, di tahun-tahun berikutnya saham adidas gagal mencapai pointnya tahun 1998 sampai tahun 2004. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">B.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Apa saja yang telah dilaksanakan Manajemen Adidas dalam mengimplementasikan strategynya tersebut diatas ( 20)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Jawaban :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Dalam mengimplementasikan strateginya tersebut , yang dilakukan Adidas adalah ;</span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Melakukan restrukturisasi. </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Strategi restrukturisasi merupakan strategi yang di dalamnya meliputi pendivestasian beberapa unit bisnis (yang sudah tidak atraktif atau tidak kompetitif) dan mengakuisisi busines lain (yang atraktif) untuk tujuan memperbaiki kinerja korporate di masa yang akan datang. Dalam kasus adidas restrukturisasi dilakukan dengan mendivestasi Salomon AS dan kemudian membeli Reeboks</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Tahun 2005 unit business Salomon didivestastasi dengan hanya menyisakan lini bisnis TylorMade-golf dari business unit Salomon. Perusahaan kemudian berganti nama menjadi adidas AG. Solomon dianggap pada posisi bisnis yang tidak atraktif dan tidak mampu memperbaiki kinerja korporate. Tahun 2006 kemudian Adidas mengakuisi Reebok dengan nilai €3,1 billion. Reebok merupakan produsen sepatu dan baju atletik bermerek. Selain itu Reebok internasional juga mendesain, memasarkan dan menjual Rockport footwear, Greg Norman apparel, dan CCM perlengkapan hockey. Untuk berfokus pada business footwear dan apparel dan sebagai bagian recana restrukturisasi lini bisnis perlengkapan hockey dijual. </span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Menurut analisa saya hal ini dilakukan untuk memperoleh economic of scope dan membuka peluang parenting role dalam bisnis Reebok. Hal ini dapat terjadi karena bisnis reebok merupakan bisnis yang related dengan business adidas terlebih akhirnya lini perlengkapan hockey dijual. Parenting role dapat dilakukan karena parenting opportunity ada dan skils yang dimiliki oleh parent dalam hal ini adalah adidas fit.</span></div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Parenting Skill and Expertise</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Dari sejarah perkembangan yang dipaparkan dalam kasus, adidas memiliki expertise dalam desain sepatu. Hal ini dibuktikan pada tahunn 1978 adidas telahh memiliki paten desain sebanyak 700 yang hanya dibuat oleh Adi Dasseler sendiri yang merupakan pendiri perusahaan ini. </span></span></div><ol start="3" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Advertising & Endorsement. </span><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Adidas merupakan innovator dalam advertising terutama melalui kegiatan pertandingan Olimpiade dan endorsemen dengan atlet popular. Setelah kepemilikan beralih kepada group investor dari Perancis, perusahaan adidas lebih aktif melakukan endorsement. Contohnya adalah endorsmen dengan pemain sepakbola populeer seperti David Beckham, Anna karnikova dan Kober Bryant.</span></span></div><ol start="4" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Pemasaran.</span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Tidak diragukan lagi expertise yang dimiliki adidas dalam hal pemasaran. Dari business yang mulanya hanya berskala nasional kemudian dipasarkan di pasar Amerika dan pernah menjadi merek nomer satu di pasar amerika sampai kemudian kemunculan Nike. Adidas juga memiliki pengalaman dalam pemasaran dengan sukses memasuki pasar emerging market. Adidas merupakan salah satu pemain pasar dengan tingkat pertumbuhan penjualan 50% setiap tahunnya di pasar Eropa timur dan Asia.</span></span></div><ol start="5" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="messagebody"><span style="font-size: 11pt;">Parenting Oppourtunity</span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Menurut Andrew Campbel et al dalam artikelnya terdapat sepuluh tempat untuk mencari parenting opportunities. </span></span><span class="messagebody"><span style="font-size: 11pt;">Sepuluh tempat yang dimaksud adalah size and age, management, business definition, predictable errors, linkages, common capabilities external relations, major decision dan major changes. </span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Dalam kasus adidas ini kami menemukan parenting oppourtunity pada mayor change dan special expertise yang memberi peluang adidas dapat melakukan parenting role dalam unit businesnya. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><ol start="6" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Mayor changes</span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Pada saat diakuisi oleh adidas, reputasi brand yang dimiliki Reebok buruk akibat rendahnya kualitas, inovasi dan penggayaan (styling). Namun terlepas dari itu Reebok memiliki konsumen yang loyal yakni para wanita yang berpartisipasi dalam latihan fitnes umum, penjalan kaki, dan aerobics. Sepatu atletik Reebok juga seringkali dibeli oleh wanita yang mencari kenyamanan sepatu kasual. Hal ini menujukkan bahwa Reebok membutuhkan perubahan mayor dari kondisi saat itu untuk dapat mempertahankan pembelinya yang loyal dan menarik pembeli baru. Ini merupakan peluang yang dapat diambil oleh adidas karena adidas memiliki skills yang berupa Special expertise untuk melakukan parenting role. </span></span></div><ol start="7" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Parenting Role</span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Sebelum membahas parenting role adidas terhadap unit-unit businesnya, diidentifikasi dan dipahami terlebih dahulu strategy korporat secara umum yang tentunya mempengaruhi bentuk parenting rolenya nanti dalam masing-masing unit busines. General corporate strategy dari adidas adalah inovasi produk, penciptaan perbedaan brand image untuk masing-masing tiga unit businesnya, memperluas pengendalian ruang penjualan dengan kepemilikan toko, dan mencapai efisiensi dari efficient suply chain process and activities. </span></span><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Dengan coorporate strategy inovasi yang dimiliki adidas, sehinga i<span class="messagebody">novasi produk berkontribusi pada diterapkannya startegi differensiasi pada masing-masing unit busines. Setiap tahun unit busines diminta untuk memngembangkan satu mayor inovasi produk untuk setiap kategori produk. Pilihan strategi ini jelas dipilh karena natur dari bisnis yang ini digerakkan oleh trend gaya hidup atau mode yang sangat dinamis</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">C.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Apakah Adidas dengan brand name Taylor Made Golf mempunyai daya saing yang kuat/ competitive strength dibidang peralatan Golf , Jelaskan (15)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Jawaban :</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Penciptaan perbedaan brand image masing-masing unit (adidas, Reebok, dan TylorMade) diarahkan untuk brand image yang berbeda. Hal ini dilakukan dengan melakukan patnership dengan even-even oleh raga utama yang berbeda-beda untuk unit-unit unit businesnya. Misalnya unit busines adidas partner dengan tim sepakbola atau cara lainnya endorser dengan pemain sepak bola dan NBA, Reebok dengan Baseballs dan Hockey, dan TylorMade dengan pegolf professional. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Menurut analisa kami hal ini perlu diperhatikan dalam sebuah perusahaan yang terdiversifikasi secara related utama sekali dalam kasus adidas ini jika tidak dilakukan pembedaan produknya maka perusahaan akan menghadapi persaingan dalam unit-unit businesnya sendiri. Setiap unit busines memiliki produk footwear dan apparel yang berpotensi overlap, jika tidak dikelola dengan baik, artinya jika salah satu penjualan produk naik maka akan mengakibatkan penurunan penjualan dalam produk yang lain</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Maka jelaslah mengapa strategi pembedaan produk ini diambil. <br />
Memperluas pengendalian ruang penjualan hal ini dengan tujuan untuk memberikan pemahaman konsumen dengan fitur-fitur produk dan juga varian dalam produknya. Hal ini dilakukan misalnya dengan memiliki dan memperbanyak faktory outlet, toko apparel team di dekat arena atau stadium dan e commerce site.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Produk dari masing-masing unit busines adidas memiliki keluasan dan kedalaman yang merupakan natur dari sebuah unit busines apparel dan footwear. Jika tidak memiliki outlet secara khusus yang dapat menampung keluarga produknya akan sulit memberikan pemahaman mengenai produk adidas secara kesuluruhan kepada konsumen. Pemahaman akan suatu produk akan memberikan keyakinan pada konsumen bahwa produk tersebut merupakan produk yang mempunyai kualitas yang baik. Selain itu konsumen yang meskipun pada saat mengunjungi tidak membeli produk dapat merekomendemendasi pada teman atau kolega yang lain yang mungkin membutuhkan suatu kategori produk tertentu karena konsumen tersebut tahu benar mengenai keluarga produk.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">D.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Apa yang menyebabkan suatu perusahaan atau personil yang bekerja disuatu perusahaan cenderung berbuat tidak ethis , berikan contoh nyata yang ada di Indonesia dan jalan keluar agar hal itu tidak terjadi. (15)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"> </span></b><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;"> Yang menjdi penyebab perusahaan atau personal melakukan perbuatan unethical :</span></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Pengawasan yang salah oleh Top Management dan Direksi yang secara implisit sangat memungkinkan untuk mengejar keuntungan pribadi</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Tekanan yang sangat tinggi dalam pekerjaan terhadap para manajer atau karyawan untuk mengejar target</span></li>
<li class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Budaya perusahaan yang mengutamakan profit dan kinerja diatas segalanya termasuk etika bisnis</span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 18pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Contoh di Indonesia : </span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Penggelapan pajak oleh Bumi Resources Indonesia dimana dengan cara melakukan manipulasi data akuntasi perusahaan yang dilaporkan ke dirjen keuangan. </span><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Sehingga hal ini tentu merugikan bagi negara</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Solusi dari permasalahan-permasalahan ini adalah:</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">a.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Unconcerned dan Nonissue adalah strategi dimana para top management mendefinisikan perilaku-perilaku yang sesuai dengan peraturan yang berlaku, juga dijelaskan tindakan-tindakan yang boleh dilakukan oleh karyawan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">b.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Damage Control Approach adalah strategi dimana semua etika bisnis dikontrol berdasarkan akibat yang dapat ditimbulkan oleh karyawan, semua aturan ditulis oleh perusahaan namun akibat dari pelanggaran dapat dikontrol oleh perusahaan</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">c.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Compliance Approach adalah strategi dengan cara menggunakan pendekatan yang sangat tinggi dalam komitmen menjalankan code of conduct, semua nilai akan mudah terlihat oleh karyawan, adanya team khusus yang memantau perilaku-perilaku karyawannya dan menerapkan code of ethics yang ketat dan diikuti oleh tindakan tegas bila melanggar</span></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">d.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="IT" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Pendekatan Ethical adalah strategi pendekatan dimana perusahaan mengintegrasikan semua code of ethics dalam budaya perusahaan, prinsip bisnis dan corporate value. </span><span lang="SV" style="font-size: 11pt; line-height: 150%;">Karyawan benar-benar dapat melihat bahwa perusahaan menerapkan standar perilaku yang sangat baik dalam menjalankan bisnisnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">E.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Didalam organisasi perusahaan ada beberapa aspek yang harus dipertimbang kan diantaranya menentukan kewenangan didalam mengambil keputusan.Ada dua pendekatan yaitu Decentralized Decision Making dan Centralized Decision Making jelaskan untung rugi penerapannya (15)</span></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Sentralisasi</span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Keuntungan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">kebijakan umum organisasi lebih mudah diimplementasikan terhadap keseluruhan</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">menghasilkan strategi yang konsisten dalam organisasi</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span style="font-size: 11pt;">mencegah sub-sub unit menjadi independen</span></span><span class="fullpost"><span style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">memudahkan koordinasi dan kendali manajerial</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">meningkatkan penghematan ekonomi dan mengurangi biaya berlebih</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">mampu meningkatkan spesialisasi</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">mempercepat pembuatan keputusan.</span></span><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Kerugian</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">pengambilan keputusan dengan pendekatan sentralisasi seringkali tidak mempertimbangkan faktor-faktor yang sekiranya berpengaruh terhadap pengambilan keputusan tersebut.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">demotivasi dan disinsentif bagi pengembangan unit organisasi. </span></span><span class="fullpost"><span style="font-size: 11pt;">Anggota organisasi sulit mengembangkan potensi dirinya karena tidak ada wahana dan dominasi pimpinan yang terlalu tinggi.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-size: 11pt;">penurunan kecepatan untuk merespon perubahan lingkungan. </span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Organisasi sangat bergantung pada daya respon sekelompok orang saja.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">peningkatan kompleksitas pengelolaan. Pengelolaan organisasi akan semakin rumit karena banyaknya masalah pada level uniit organisasi yang di bawah. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">perspektif luas, tetapi kurang mendalam. </span></span><span class="fullpost"><span style="font-size: 11pt;">Pimpinan organisasi akan mengambil keputusan berdasarkan perspektif organisasi secara keseluruhan tapi tidak atau jarang mempertimbangkan implementasinya akan seperti apa.</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Desentralisasi</span></b></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Keuntungan</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">memungkinkan keputusan dibuat berdasar kondisi yang sesungguhnya</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">meningkatkan responsivitas atas kondisi lokal</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">meningkatkan layanan pelanggan secara lebih pribadi</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">mendorong organisasi lebih mendatar dan struktur yang lebih fleksibel</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">mendukung layanan seperti administrasi agar lebih efektif</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">membuka ruang bagi pelatihan pekerja</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">punya efek motivasi atas moral para pekerja.</span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><b><span lang="FI" style="font-size: 11pt;">Kerugian</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-size: 11pt;">koordinasi perencanaan perusahaan lebih sulit</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">perusahaan dapat lepas kendali.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Manajer-manajer pada tingkat yang lebih rendah mungkin membuat keputusan-keputusan tanpa sepenuhnya memahami gambaran besar (menyeluruh</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-size: 11pt;">Mungkin terjadi kurang koordinasi di antara manajer yang memiliki otonomi. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-size: 11pt;">Manajer tingkat yang lebih rendah mungkin memiliki tujuan yang berbeda dari tujuan perusahaan secara keseluruhan. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 54pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="fullpost"><span lang="FI" style="font-size: 11pt;">Lebih sulit untuk secara efektif menyebarkan gagasan-gagasan yang inovatif. </span></span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-size: 11pt;">F.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-size: 11pt;">Jelaskan perbedaaan antara Business Process Reengineering dan Total Quality Management Program . (10 )</span></b></div><ol start="1" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt;">Business Process Reengineering adalah pembaharuan proses dalam organisasi secara radikal yang banyak digunakan perusahaan untuk memperbaharui komitmen mereka terhadap pelayanan kepada pelanggannya. Fokus utamanya adalah membuat perbaikan disegala bidang dalam pelayanan organisasi, contohnya sumber daya manusia, proses kerja, dan teknologi. Reengineering menolong perusahaan melewati rintangan sistem kerja yang tidak mendukung pencapaian tingkat kepuasaan pelanggan.</span><span style="font-size: 11pt;"></span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><b><span style="font-size: 11pt;">Fundamental</span></b><span style="font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt;">Dalam melakukan proses reengineering dua pertanyaan mendasar yang akan ditujukan adalah : Mengapa perusahaan berbuat seperti apa yang perusahaan perbuat? dan Mengapa perusahaan berbuat dengan cara seperti yang perusahaan kerjakan sekarang? Jika pertanyaan fundamental ini diajukan, maka akan memaksa pelaku bisnis untuk menggunakan asumsi dan aturan tak tertulis yang mendasari bisnis mereka, seringkali asumsi atau aturan ini keliru dan tidak tepat.<br />
Pertanyaan yang harus diajukan bukan "Apa yang sudah dikerjakan?", tetapi "Bagaimana seharusnya dikerjakan?". Jawaban atas pertanyaan fundamental akan melahirkan juga sesuatu yang fundamental, yaitu tindakan perubahan yang fundamental.<br />
Reenginering berarti memulai sesuatu dari awal, tanpa asumsi dan pertama menentukan apa yang harus dilakukan oleh perusahaan kemudian bagaimana cara melakukannya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Radikal</span></b><span lang="SV" style="font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Radikal diserap dari bahasa latin "radix" yang berarti akar. Desain radikal dari proses bisnis berarti mendesain ulang sesuatu sampai ke akarnya, tidak memperbaiki prosedur yang sudah ada dan berusaha melakukan optimasi. Menurut Hammer, desain radikal berarti mengabaikan seluruh struktur dan prosedur yang sudah ada dan menemukan cara baru yang benar-benar berbeda dengan sebelumnya dalam menyelesaikan pekerjaan. </span><span style="font-size: 11pt;">Reengineering bukan merupakan business improvements, atau business enchacement, atau pun business modification, tetapi mengenai business reinvention.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><b><span style="font-size: 11pt;">Dramatis</span></b><span style="font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt;">Reengineering bukanlah suatu usaha mencapai perbaikan sedikit demi sedikit dan bertahap yang bersifat marginal atau incremental, tetapi merupakan usaha mencapai lompatan besar dalam perbaikan dan peningkatan performansi perusahaan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt;">Tiga jenis perusahaan yang memerlukan reengineering adalah sebagai berikut:<br />
a. Perusahaan yang berada dalam kesulitan besar,<br />
b. Perusahaan yang belum mengalami kesulitan, tetapi mengantisipasi akan mengalami kesulitan, dan<br />
c. Perusahaan yang tidak mengalami kesulitan, tetapi justru berada pada puncak kerjanya.</span></div><div class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-indent: 36pt;"><b><span style="font-size: 11pt;">Orientasi Proses</span></b><span style="font-size: 11pt;"></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify;"><span style="font-size: 11pt;">Orientasi pada proses merupakan kata kunci terpenting dalam definisi BPR, tetapi l yang memberikan kesulitan besar bagi para manajer. </span><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Kebanyakan pelaku bisnis tidak berorientasi pada proses, tetapi pada tugas, pekerjaan, orang, dan struktur</span></div><ol start="2" style="margin-top: 0cm;" type="a"><li class="MsoNormal" style="text-align: justify;"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Total Quality Management </span></li>
</ol><div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -9pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Total Quality Management adalah konsep perbaikan yang dilakukan secara terus menerus, yang melibatkan semua karyawan di setiap level organisasi, untuk mencapai kualitas yang ‘exellent’ dalam semua aspek organisasi melalui proses manajemen.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -9pt;"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 10pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 11pt;">Total Quality Management </span><span style="font-size: 10pt;">merupakan strategi organisasional menyeluruh yang melibatkan semua jenjang dan jajaran manajemen dan karyawan. </span><span lang="SV" style="font-size: 10pt;">Setiap orang terlibat dalam proses TQM. Lebih lanjut, kata “total” berarti bahwa TQM mencakup tidak hanya pengguna akhir dan pembeli eksternal saja, tetapi juga pelanggan internal, pemasok bahkan personalia yang mendukung.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -9pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 11pt;">Total Quality Management lebih menekankan pelayanan kualitas. Kualitas didefinisikan oleh pelanggan, bukan organisasi atau manajer departemen pengendalian kualitas. Kenyataan bahwa ekspektasi pelanggan bersifat individual, tergantung pada latar belakang sosial ekonomis dan karakteristik demografis, mempunyai implikasi penting : kualitas bagi seorang pelanggan mungkin tidak sama bagi pelanggan lain. Tantangan TQM adalah menyajikan kualitas bagi pelanggan.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 45pt; text-align: justify; text-indent: -9pt;"><span style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span><span style="font-size: 11pt;">Total Quality Management merupakan pendekatan manajemen, bukan pendekatan teknis pengendalian kualitas yang sempit. Pendekatan TQM sangat berorientasi pada manajemen orang. Implementasi TQM mensyaratkan berbagai perubahan organisasional dan manajerial total dan fundamental, yang mencakup misi, visi, orientasi strategic, dan berbagai praktek manajemen vital lainnya.</span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 18pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><b><span style="font-size: 11pt;">G.<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></b><b><span style="font-size: 11pt;">Jika budaya kerja suatu perusahaan tidak sesuai dengan strategi yang akan diimplementasikan tindakan apa yang harus diambil oleh Pimpinan (10)</span></b></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 36pt; text-align: justify; text-indent: 36pt;"><span class="messagebody"><span style="font-size: 11pt;">Apabila strategi perusahaan tidak sesuai dengan budaya kerja perusahaan maka langkah yang harus diambil adalah dengan cara merubah strategi perusahaan dengan cara breakdown pada tahap-tahap tertentu. </span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Karena merubah budaya perusahaan akan sangat sulit dan memerlukan effort yang sangat besar dan biaya yang sangat besar. Dalam beberapa penelitian menunjukkan bahwa apapun strategi yang diterapkan oleh suatu perusahaan tidak akan berjalan maksimal apabila tidak bersinergi dengan budaya perusahaan.</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Langkah lain yang diambil :</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Melakukan identifikasi strategi</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Spesifikasi new action</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Bicarakan masalah yang didapat dalam budaya baru</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Implementasi budaya baru</span></span></div><div class="MsoNormal" style="margin-left: 108pt; text-align: justify; text-indent: -18pt;"><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-family: Symbol; font-size: 11pt;">·<span style="font: 7pt "Times New Roman";"> </span></span></span><span class="messagebody"><span lang="SV" style="font-size: 11pt;">Komitmen dari management untuk mengganti budaya perusahaan</span></span></div>Prasetyo Utomohttp://www.blogger.com/profile/04018704650217152886noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-2111547770620292787.post-22924730675149989692010-07-01T07:39:00.000+07:002010-07-01T07:39:35.320+07:00Grand Jean Company<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhl8yg_7cv5ZgN56vh8DGQUTPHNIveHA5HaZ1IVWp4vN_h1JWmyjDeZD-W_movPVm6YDVF3ups80P9g8tn5I5Fxk4RGJwFet2uPPKaDJy-Tqs5FtBOQ1NOYxgM0jGRIjzWm6iPE-s99l4nS/s1600/orgchart+(1).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; float: left; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="88" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhl8yg_7cv5ZgN56vh8DGQUTPHNIveHA5HaZ1IVWp4vN_h1JWmyjDeZD-W_movPVm6YDVF3ups80P9g8tn5I5Fxk4RGJwFet2uPPKaDJy-Tqs5FtBOQ1NOYxgM0jGRIjzWm6iPE-s99l4nS/s200/orgchart+(1).jpg" width="200" /></a></div><br />
<span class="Apple-style-span" style="line-height: 24px;">Grand Jean Company didirikan pada pertengahan abad ke 19. Dengan produksi Jean Blue Denim, perusahaan ini mampu bertahan ditahun-tahun yang sulit. Pada tahun 1989 perusahaan ini menjadi perusahaan terbesar manufaktur terbesar didunia. Perusahaan ini menyediakan berbagai macam baju dan pakaian jean untuk pria dan wanita dengan lengkap. Perusahaan berhasil menjual 40juta pasang celana panjang pada tahun lalu</span><br />
<br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><a name='more'></a><br />
<div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Produksi<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .5in;">Perusahaan memiliki 25 manufaktur celana panjang. Kapasitas dari masing-masing bervariasi namun rata-rata output yang dihasilkan sekitar 20 ribu pasang per minggu. Perusahaan ini meningkatkan kapasitas produksinya dengan cara melakukan kontrak dengan perusahaan manufaktur independen. Sekarang ini kurang lebih 20 perusahaan yang melakukan produksi untuk Grand Jean.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .5in;">Baik untuk melakukan kompetisi didalam maupun diluar negeri, tingkat kegagalannya dalam industri garmen sangat tinggi. Oleh karena itu enterpreneur baru sering melakukan kontrol untuk setiap langkah langkah yang diambil</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Sistem Kontrol<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .5in;">Tom Wick, sebagai wakil direktur operasi mengatakan bahwa 25 manufaktur yang dia punyai adalah sebagai pusat biaya. Dia sangat memperhitungkan waktu dan biaya pada masing-masing expense center. Penyeseuaian antara kuantitas yang dibutuhkan pihak pemasaran akan menghemat dan mengubah biaya.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .5in;">Rencana budgeting yang dia susun bersama staffnya akan menjelaskan quota rencana tiap-tiap bulan dan kemudian untuk rencana tahunan. Dengan melihat data dari kiinerja tahun sebelumnya dia akan melakukan penyusunan rencana untuk awal tahun berikutnya tentunya dengan melakukan perbaikan-perbaikan atas apa yang telah dilakukan pada tahun sebelumya, sehingga apabila rencana tidak tercapai dapat langsung dicari sumber permasalahannya dan kemudian diperbaiki dengan cepat.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .5in;">Wick menerapkan bonus tahunan kepada karyawannya sebagai perhatiannya terhadap kebahagiaan dan kesejahteraan karyawannya. Sebuah metode tertentu diterapkan oleh Wick untuk penghitungan besarnya bonus tahunan, yaitu dengan menggunakan sistem poin dan bonus base.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .5in;">Terdapat 5 departement marketing yang berada dibawah wakil direktur operasional yang dijadikan sebagai pusat biaya. Kinerja manager departemen pemasaran diukur berdasarkan target yang dicapai, menemukan perubahan permintaan konsumen, frekuensi perubahan dalam produk, penjualan dan sebagainya. Kompensasi yang dilakukan adalah dengan gaji dan pemberian komisi terhadap penjualan.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><br />
</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%;"><b style="mso-bidi-font-weight: normal;">Sistem Evaluasi<o:p></o:p></b></div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .5in;">Mia Packard,memberikan pendapatnya terhadap operasi produksi dan prosesur sistem pengendalian Grand Jeans. Bahwa dari apa yang pernah dia pelajari dengan sistem ini ditemukan plant manager menimbun produk celana panjang yang melebihi kuota. Dia melakukan ini pada bulan tertentu untuk menutupi kekurangannya pada bulan mendatang. Mereka mengatakan bahwa manager yang lain pun melakukan hal yang sama dan meminta kepadanya agar tidak memberitahukan kepada Wicks. Sebuah perilaku yang aneh dengan menghindari permintaan di akhir tahun. </div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .5in;">Menurut Mia Packard, Wick adalah seorang manager yang baik dan membuat semua orang berbuat sesuai dengan apa yang harus dia kerjakan. Namun pada saat supervisor melakukan ini, pelaporan akan dilakukan oleh staff dibawah supervisor yang akibatnya laporan yang dibutuhkan secara cepat dan akurat kadang tidak dapat dipenuhi.</div><div class="MsoNormal" style="line-height: 150%; text-indent: .5in;">Hal lainnya adalah, beberapa manufaktur dilengkapi dengan peralatan untuk 5 tahun lalu dan dengan yang baru sehingga tidak ditemukan standard antara peralatan lama dengan yang baru.</div>Prasetyo Utomohttp://www.blogger.com/profile/04018704650217152886noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2111547770620292787.post-29120219509899375142010-06-28T23:42:00.000+07:002010-06-28T23:56:46.571+07:00Penggelapan Pajak dilihat dari sisi Business Ethics<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"></div><span class="Apple-style-span" style="clear: left; float: left; font-family: Arial, Helvetica, sans-serif; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><img border="0" height="181" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1HuXPf-sU_wdZPMN9C9ILhk-oqGQWFLrydDxraVyztL7sp8jpcuySmMReY4ztlB3SkK2n0KE9NZcvRSgnosISPqoQOi2yw65IXZ9myqbAr1P1zWwR9Ja4rkXU7llViFQx5J8jB9GaPwoj/s200/images+(1).jpg" width="200" /></span><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1HuXPf-sU_wdZPMN9C9ILhk-oqGQWFLrydDxraVyztL7sp8jpcuySmMReY4ztlB3SkK2n0KE9NZcvRSgnosISPqoQOi2yw65IXZ9myqbAr1P1zWwR9Ja4rkXU7llViFQx5J8jB9GaPwoj/s1600/images+(1).jpg" imageanchor="1" style="clear: left; display: inline !important; margin-bottom: 1em; margin-right: 1em;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span></a><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Maraknya penggelapan pajak di Indonesia akhir-akhir ini tentu menjadi perhatian pemerintah yang cukup serius. Pembenahan dari berbagai macam sisi harus segera dilakukan agar nama dan citra instansi pemerintah yang sempat terpuruk kembali mendapat kepercayaan dari masyarakat luas.</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pajak, sebagai kewajiban dari negara kepada wajib pajak yang sifatnya memaksa kadang adalah menjadi sebuah beban bagi wajib pajak. Kecenderungan yang terjadi baik untuk wajib pajak perorangan maupun perusahaan adalah berusaha menghindarkan dirinya dari beban pajak tersebut. Adanya celah-celah dari peraturan dan perundangan pajak yang belum sempurna banyak dimanfaatkan oleh wajib pajak untuk mengurangi beban pajaknya.</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><a name='more'></a><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Banyak modus yang digunakan perusahaan untuk melakukan manipulasi terhadap pajak penghasilan. Seperti yang kita ketahui bahwa pada umumnya perusahaan mempunyai 3 laporan keuangan</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Laporan keuangan untuk pemegang saham</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Laporan keuangan untuk management</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Laporan keuangan untuk pelaporan pajak</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dalam pelaporan keuangan pelaporan pajak, modus yang biasa dilakukan untuk memperkecil pajak penghasilan adalah dengan membesarkan biaya-biaya produksi dan menurunkan harga jual, sehingga secara pelaporan penghasilan perusahaan menjadi kecil dan akibatnya pajak yang dikenakan pun menjadi kecil.</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span><br />
<b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">SWOT </span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">analysis untuk peradilan pajak ini saya jelaskan sebagai berikut :</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b>Strenght</b></span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><b></b></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">DJP bisa membentuk tim khusus untuk melakukan </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">penyelidikan lebih lanjut ke tingkat MA</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Weakness</span></span></b><br />
<div v:shape="_x0000_s1026"><div class="O"><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Aturan DJP memberikan hak kepada wajib pajak untuk </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">menghitung laporan SPT sendiri</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">UU 28/2007, menyatakan bahwa demi kepentingan </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">penerimaan negara dan atas permintaan Menteri Keuangan, </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Jaksa Agung dapat menghentikan penyidikan</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Opportunity</span></span></b><br />
<b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Setiap transaksi antara wajib pajak dengan aparat </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">pajak dalam menetapkan besarnya pajak, </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">membuka kesempatan untuk mengadakan </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">kerjasama dan korupsi</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span><b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Threat</span></span></b><br />
<b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span></b><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Tidak semua wajib pajak dapat melaporkan </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">pajaknya secara independen</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pihak berwenang belum secara tegas menindak </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">wajib pajak yang tidak jujur</span></span></div><div class="O1"><div v:shape="_x0000_s1026"><div class="O1"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></div><div class="O1"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Saya menggunakan beberapa pendekatan theory business ethic untuk melakukan analisa terhadap penyimpangan dan penggelapan pajak ini.</span></span><br />
<u><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></span></u><br />
<u><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Pendekatan Business Etchic Theory</span></span></u><br />
<u><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></span></u></div><div class="O1"><div class="O" v:shape="_x0000_s1026"><div><u><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></u></div><div><u><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span></u></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Menurut theory tahapan perkembangan etika menurut Kohlberg, para wajib pajak pada masa sekarang ini masih pada tahapan pra-konvensional. Orientasi kepatuhan takut hukuman (anak anak) </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">memfokuskan diri pada konsekuensi langsung dari </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">tindakan mereka yang dirasakan sendiri. Sebagai </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">contoh, suatu tindakan dianggap salah secara moral bila </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">orang yang melakukannya dihukum. Semakin keras </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">hukuman diberikan dianggap semakin salah tindakan itu </span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dari sisi keadilan, perilaku unethical wajib pajak ini termasuk dalam </span></span><span lang="IN"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Distributive justice atau </span></span></span><span lang="IN"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> </span></span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">keadilan</span></span><span lang="SV"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"> distributif yaitu k</span></span></span><span lang="SV"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">eadilan yang sifatnya menyeimbangkan alokasi </span></span></span><span lang="SV"><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">benefit </span></span></i></span><span lang="SV"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">dan beban </span></span></span><span lang="SV"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">antar anggota kelompok. </span></span></span><span lang="FI"><i><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Benefit </span></span></i></span><span lang="FI"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">terdiri dari pendapatan, pekerjaan, </span></span></span><span lang="FI"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">kesejahteraan, pendidikan dan waktu luang. Beban terdiri dari tugas </span></span></span><span lang="FI"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">kerja, pajak dan kewajiban sosial</span></span></span></div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><p:colorscheme colors="#ffffff,#000000,#808080,#000000,#00cc99,#3333cc,#ccccff,#b2b2b2"></p:colorscheme></span></span><br />
<div class="O" v:shape="_x0000_s1026"><div></div></div><br />
<div></div></div></div><div class="O"></div></div></div><div class="O"></div></div><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Dari sisi unethical issue, perilaku seperti ini termasuk dalam deception, atau perilaku unethical dengan cara melakukan penipuan, kebohongan dan ketidakjujuran dalam melakukan pelaporan pajak.</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Peraturan yang ada dan diterapkan dalam Direktorat Jendral Pajak sendiri masih jauh dari sempurna sehingga memberikan peluang-peluang baik dari wajib pajak maupun dari DJP itu sendiri. Oleh karena itu langkah terbaik yang bisa dilakukan adalah perbaikan dari individu-individu yang menjadi stakeholder dalam proses pembayaran pajak.</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Role of Individual Traits theory dari Spranger menyebutkan ada 5 macam value dari diri manusia :</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">1. Economy</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">2. Intelectual</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">3. Power</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">4. Social</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">5. Aesthetic</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">6. Religious</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Point 1 dan 2 yang disebut Intellectual Quotient, point 3,4 dan 5 adalah Emotional Quotient, dan 6 adalah Spiritual Quotient</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">Diharapkan perbaikan yang mendasar dari masing-masing individu dapat membawa perubahan yang signifikan untuk proses perpajakan di Indonesia dan mengurangi tingkat kecurangan di segala level yang berperan dalam proses pajak.</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;"><br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">*suara hati positif akan membawa manusia pada kebahagiaan, ketenangan dan kebaikan</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: Arial, Helvetica, sans-serif;">*suara hati negatif akan membawa manusia pada kesengsaraan, kegelisahan dan keburukan</span></span>Prasetyo Utomohttp://www.blogger.com/profile/04018704650217152886noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2111547770620292787.post-43394029651433311442010-06-26T23:22:00.000+07:002010-06-27T17:33:39.130+07:00Memaksimalkan Google sebagai mesin pencari yang handal<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-9O86qay9Vu5iN3Htgzgx4QySba4EZpBE4KRZWkRvfqUAN7myz5FrvDwTNJbztL7m8zMAmAMuKIY8I2dhVoQzRAm6WGZXvCzZt5O3jOSnBEzzXFAgZyqSq5t4zJ5KR9j6cSBIslvXhoX3/s1600/Google+search+home.png" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5487386429648178994" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg-9O86qay9Vu5iN3Htgzgx4QySba4EZpBE4KRZWkRvfqUAN7myz5FrvDwTNJbztL7m8zMAmAMuKIY8I2dhVoQzRAm6WGZXvCzZt5O3jOSnBEzzXFAgZyqSq5t4zJ5KR9j6cSBIslvXhoX3/s320/Google+search+home.png" style="cursor: hand; cursor: pointer; float: left; height: 181px; margin: 0 10px 10px 0; width: 320px;" /></a><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">Akses untuk mencari informasi pada zaman sekarang ini amat sangat mudahnya. Dengan munculnya teknologi mobile internet membuat manusia dapat melakukan aktifitas bisnisnya dimanapun mereka berada. Bahkan informasi bisa saya katakan ada diudara yang kita hirup setiap harinya. Betapa tidak, dimanapun berada kita dapat mencari informasi dengan mengakses mesin-mesin pencari informasi yang disediakan secara gratis, seperti Yahoo, MSN, Google dan lain sebagainya.</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><a name='more'></a></span></span><br />
<div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">Baiklah, pada pembahasan kita kali ini saya akan mengulas lebih dalam bagaimana agar pencarian informasi dengan mesin pencari Google, lebih akrab dikalangan kita sering dipanggil "Om Google" menjadi efektif dan cepat serta tentunya tepat. Seringkali kita agak "seba"l ketika kita mencari sebuah artikel atau apapun itu dengan keyword yang kita masukkan dalam Google menghasilkan ribuan website dan puluhan halaman, sedangkan ketika kita buka satu persatu, ternyata tidak ada yang sesuai dengan yang kita maksudkan. Tentunya itu akan memakan waktu kita karena harus melakukan check 1 persatu.<br />
</span></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">Dala</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">m kesempatan ini, saya akan mencoba me</span></span><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">mberikan sedikit trik dan tips agar pencarian dengan mesin pencari Google dapat lebih efektif dan efisien. Saya bagi dalam 2 bagian, yaitu fitur dasar dan lebih advanced.</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><br />
</span></span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><div style="line-height: 9.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;"><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">FITUR PENCARIAN DASAR</span></strong></div><div style="line-height: 9.75pt; margin-bottom: .0001pt; margin: 0in;"></div><ol><li><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span></span><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">AND</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Mencari informasi yang mengandung kedua kata yang dicari. Bisa menggunakan salah satu dari tiga alternatif berikut:</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">batik solo batik AND solo batik+solo</span></em></li>
<li><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span></span><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">OR</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Mencari informasi yang mengandung salah satu dari kedua kata. Bisa menggunakan salah satu dari dua alternatif berikut:</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">mobil OR motor mobil | motor</span></em></li>
<li><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span></span><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">FRASE</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Mencari informasi yang mengandung frase yang dicari dengan menggunakan tanda “”. Contoh:</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">“software gratis”</span></em></li>
<li><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">NOT</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Hasil pencarian mengandung kata yang di depan, tapi tidak yang dibelakang minus (-). Contoh di bawah akan mencari informasi yang mengandung kata</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">ikan</span></em><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">tapi bukan</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">bandeng</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">.</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">ikan -bandeng</span></em></li>
<li><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span></span><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">SINONIM (~)</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Mencari kata beserta sinonim-sinonimnya. Contoh di bawah akan membawa hasil pencarian: kendaraan (run) dan sinonim-sinonimnya.</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">~run</span></em></li>
<li><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span></span><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">ASTERIK (*)</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Karakter pengganti kata. Dari contoh di bawah, hasil yang didapat bisa:</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">bebek bakar pedas, bebek goreng pedas, bebek masak pedas,</span></em><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">dsb</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">bebek * pedas</span></em></li>
<li><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span></span><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">TANDA TITIK (.)</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Karakter pengganti huruf, angka dan karakter tunggal. Dari contoh di bawah, hasil yang didapat bisa:</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">kopi, koki, kodi,</span></em><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">dsb</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">ko.i</span></em></li>
<li><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span></span><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">CASE INSENSITIVE</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Pencarian di Google menganggap kapital dan bukan kapital sebagai sesuatu yang sama. Jadi,</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> a</span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">ndiah zahroh utomo</span></i></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">,</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">Andiah Zahroh Utomo</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">, atau</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">AndiaH zAhroh UTomo</span></i></span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">akan membawa hasil pencarian yang sama</span></li>
<li><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span></span><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">PENGABAIAN KATA</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Google mengabaikan keyword berupa karakter tunggal dan kata-kata berikut:</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">a, about, an, and, are, as, at, b, by, from, how, i , in, is, it, of, on, or, that, the, this, to, we, what, when, where, which, with</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">. Apabila kita masih tetap menginginkan pencarian kata tersebut, bisa dengan menggunakan karakter + di depan kata yang dicari (contoh:</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">Star Wars Episode +I</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">), atau bisa juga dengan menganggapnya sebagai frase (contoh:</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">“Star Wars Episode I”</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">)</span></li>
<li><span style="font: normal normal normal 7pt/normal 'Times New Roman';"><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span></span><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">I’M FEELING LUCKY</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Akan membawa kita langsung menuju ke hasil pencarian pertama dari</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">query</span></em><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">kita</span></li>
</ol><div><b><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">PENCARIAN LANJUTAN / ADVANCED</span></b></div><ol><li><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">DEFINE</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Mencari definisi dari sebuah terminologi. Dari contoh di bawah, hasil yang didapat adalah berbagai definisi tentang e-business dari berbagai sumber</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">define:e-business</span></em></li>
<li><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">CACHE</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Menampilkan situs web yang telah diindeks oleh Google meskipun sudah tidak aktif lagi. Contoh di bawah akan menghasilkan pencarian kata</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">php</span></em><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">pada situs</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">ilmukomputer.com</span></em><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">yang ada di indeks Google.</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">cache:ilmukomputer.com php</span></em></li>
<li><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">LINK</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Menampilkan daftar link yang mengarah ke sebuah situs. Contoh di bawah akan menampilkan daftar link yang mengarah ke situs prasetyo-utomo.blogspot.com</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">link:</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><i>prasetyo-utomo.blogspot.com</i></span></li>
<li><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">RELATED</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Menampilkan daftar situs yang serupa, mirip atau memiliki hubungan dengan suatu situs</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">related:</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><i>prasetyo-utomo.blogspot.com</i></span></li>
<li><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">INFO</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Menampilkan informasi yang Google ketahui tentang sebuah situs</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">info:</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><i>prasetyo-utomo.blogspot.com</i></span></li>
<li><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">SITE</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Menampilkan pencarian khusus di suatu situs yang ditunjuk</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">java site:ilmukomputer.com</span></em></li>
<li><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">FILETYPE</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Menampilkan hasil pencarian berupa suatu jenis (ekstensi) file tertentu. Jenis file yang bisa dicari adalah:</span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">doc, xls, rtf, swf, ps, lwp, wri, ppt, pdf, mdb, txt</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">, dsb. Contoh di bawah akan menampilkan hasil pencarian berupa</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">file PDF</span></em><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">yang mengandung keyword</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> <i>business ethic for corporate management</i></span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> filetype:pdf</span></em></li>
<li><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">ALLINTITLE</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Menampilkan seluruh kata yang dicari dalam TITLE halaman. Contoh di bawah akan menghasilkan halaman yang memiliki title</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">statistic for business decision</span></i></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">. allintitle ini tidak dapat digabungkan dengan operator (sintaks) lain. Gunakan intitle untuk keperluan itu.</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">allintitle:</span></em><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">statistic for business decision</span></i></li>
<li><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">INTITLE</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Menampilkan satu kata yang dicari dalam TITLE halaman. Contoh di bawah akan menghasilkan halaman yang memiliki title</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">statistic </span></i></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">dan isi halaman yang mengandung kata</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> business </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">intitle:statistic business</span></em></li>
<li><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">ALLINURL</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Menampilkan seluruh kata yang dicari di dalam URL. Contoh di bawah akan menghasilkan daftar URL yang mengandung kata</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">statistic </span></i></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">dan</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">programming</span></em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">. allinurl ini tidak dapat digabungkan dengan operator (sintaks) lain. Gunakan inurl untuk keperluan itu.</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">allinurl:statistic programming</span></em></li>
<li><strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">INURL</span></strong><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">: Menampilkan satu kata yang dicari di dalam URL. Contoh di bawah akan menghasilkan daftar URL yang mengandung kata</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> </span><i><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">statistic </span></i></span><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">dan isi halaman yang mengandung kata</span><span class="apple-converted-space"><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"> model </span></span><em><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">inurl:statistic model</span></em></li>
</ol><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">Pencarian akan mendapatkan hasil yang lebih maksimal apabila kita dapat menggabungkan beberapa operator-operator diatas menjadi sebuah kombinasi yang kita inginkan.</span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><br />
</span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">Saya rasa pembahasan untuk kali ini saya cukupkan sekian dulu. Silahkan saran dan masukkan yang membangun.</span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><br />
</span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;">Semoga bermanfaat</span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><br />
</span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-family: arial;"><br />
</span></div></span></div>Prasetyo Utomohttp://www.blogger.com/profile/04018704650217152886noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-2111547770620292787.post-20579847950018280852010-06-26T18:29:00.000+07:002010-06-27T17:34:16.598+07:00Blog sebagai media untuk sharing pengetahuan<a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggO9WIUn0hf64L5_aG-VjA6AhXQmJ7K3I3TjFEu5XIF78XOVJ17OIy5mDB7rZ6itNCzIhlodNwoJR2LHG8TVRR9b_Ftlluin5JEkInG9bHN53O8EtQDvYilK8_OTRC_lRm7sg65upAR-fV/s1600/blogger_podcast_01.gif" onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}"><img alt="" border="0" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5487046671620587394" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEggO9WIUn0hf64L5_aG-VjA6AhXQmJ7K3I3TjFEu5XIF78XOVJ17OIy5mDB7rZ6itNCzIhlodNwoJR2LHG8TVRR9b_Ftlluin5JEkInG9bHN53O8EtQDvYilK8_OTRC_lRm7sg65upAR-fV/s320/blogger_podcast_01.gif" style="cursor: hand; cursor: pointer; float: left; height: 287px; margin: 0 10px 10px 0; width: 320px;" /></a><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Saya mulai mengenal blog sudah sejak tahun 2006 lalu, disaat layanan gratis ini mulai booming. Namun saya hanya membuat account, kemudian saya tinggalkan. Blog saya pikir adalah hanya sekedar sebagai media social networking seperti Friendster yang booming pada saat itu kemudian diikuti dengan beberapa penyedia layanan serupa yang lain yang seperti saat ini kita ketahui ada Facebook, Twitter, Foursquare, Multiply, MySpace dan yang lainnya sesuai dengan kelebihannya masing-maing.</span><br />
<div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />
</span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Pengetahuan yang kita miliki tidak akan ada gunanya apabila kita tidak membaginya dengan orang lain. Itulah yang menyebabkan saya mulai melakukan pencarian sebaiknya dimanakah saya bisa berbagi dengan sesama perihal apapun yang berupa pengetahuan yang saya serap dari hari kehari. Sebagai seorang pekerja dan bukanlah pengajar, tentunya saya tidak punya media yang tepat untuk tempat berbagi</span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"></span><br />
<span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><a name='more'></a><br />
</span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Hari ini saya melakukan pencarian, dari saya bangun tidur sampai saat ini saya menulis sebagai awalan, saya melihat Blogger adalah media yang sangat bagus untuk dimaksimalkan sebagai media untuk sharing pengetahuan diantara teman-teman blogger khususnya dan pengguna internet pada umumnya. </span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />
</span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Apapun dapat didiskusikan dan di sharing di media ini, terutama kita berharap adalah hal-hal yang sifatnya ilmiah dan isue-isue yang positif yang akan saya tuangkan untuk bahan pembahasan. Semoga dengan media ini pengetahuan kita semua dapat bermanfaat buat orang lain dan ilmu yang sangat terbatas yang kita punyai dapat bertambah dengan masukkan dari rekan-rekan semua yang aktif untuk melakukan sharing.</span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;"><br />
</span></div><div><span class="Apple-style-span" style="font-size: small;">Salam persaudaraan, salam perkenalan</span></div>Prasetyo Utomohttp://www.blogger.com/profile/04018704650217152886noreply@blogger.com1