"pekerjaan adalah sebuah jalan untuk menjadi manusia yang lebih baik"

Thursday, December 9, 2010

ANALISA LINGKUNGAN EKSTERNAL DAN INTERNAL TELKOMSEL

Posted by Prasetyo Utomo On 8:00 PM No comments

I.PENDAHULUAN


1.1 Latar Belakang
Masyarakat dunia informasi menyadari hal tersebut sehingga mereka berupaya keras menciptakan infrastruktur yang mampu menyalurkan informasi secara cepat, artinya mereka sangat membutuhkan jaringan telekomunikasi yang memiliki kualifikasi sebagai information superhighway.
Sebagai operator selular yang terdepan di Indonesia, Telkomsel sadar bahwa saat ini semua mata di industri telekomunikasi tertuju kepada Telkomsel dan kinerja finansial yang kuat tidaklah cukup untuk kelangsungan bisnis Telkomsel. Terlebih lagi dalam industri yang sangat kompetitif dengan adanya 11 operator telekomunikasi di Indonesia. Keadaan ini menyadarkan Telkomsel bahwa pertumbuhan yang harus ditempuh oleh Telkomsel adalah pertumbuhan yang berkelanjutan.
 Di dunia bisnis modern sekarang ini, makna berkelanjutan sendiri berarti melibatkan 3 aspek kinerja, yaitu kinerja finansial, sosial, dan lingkungan, atau apa yang disebut oleh triple bottom line. Dengan demikian, Telkomsel sejak awal telah berkomitmen untuk mencapai kinerja terbaik di semua aspek, dengan terus bertumbuh selaras dengan harapan dan tuntutan dari para pelanggan, pegawai masyarakat dan lingkungan hidup. Kinerja di semua aspek itulah yang menjamin pertumbuhan berkelanjutan Telkomsel.


II COMPANY PROFILE
PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) Resmi didirikan tahun 1995 dengan kantor pusat di Jakarta. Kepemillikan Telkomsel terbagi menjadi 65% PT Telekomunikasi Indonesia (TELKOM: JSX:TLKM; NYSE:TLK;LSE:TKID) dan 35% SingTel Mobile, yang dimiliki 100% oleh Singapore Telecommunications, Ltd. (SingTel: SGX:TELE.SI). Selama tahun 2009 tidak ada perubahan signifikan terkait kepemilikan dan bentuk badan hukum perusahaan Telkomsel.
Visi Telkomsel
Menjadi penyedia gaya hidup dan solusi komunikasi bergerak terkemuka dan terbaik di regional
Misi Telkomsel
Memberikan layanan gaya hidup dan solusi komunikasi bergerak dengan kualitas terbaik yang melampaui harapan pelanggan, serta menciptakan nilai bagi semua pemangku kepentingan dan pembangunan ekonomi bangsa.
Tata Kelola Perusahaan
Untuk melindungi kepentingan para pemilik saham dan pemangku kepentingan, Telkomsel memiliki standar komitmen yang tinggi terhadap tata kelola perusahaan.Standar komimen ini harus dibangun dalam nilai-nilai budaya perusahaan dan imbalan untuk pribadi, serta integritas perusahaan, maupun berupa standar etik dan perasaan saling menghormati yang patut dicontoh. Komitmen yang jelas terhadap tata kelola perusahaan merupakan hal yang esensial bagi seluruh karyawan termasuk anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab kepada para pemilik saham untuk menjamin bahwa Telkomsel beroperasi sesuai dengan tata kelola perusahaan yang baik. Telkomsel mematuhi peraturan dan hukum pemerintah RI dan karena itu mematuhi UU Perseroan Terbatas Nomor 40 tahun 2007. Sebagai anak perusahaan PT Telkom, Telkomsel juga wajib mematuhi berbagai peraturan dan prinsip tata kelola perusahaan yang ditentukan grup TELKOM.

Para Pemangku Kepentingan
Meski Telkomsel adalah perusahaan swasta, yang bukan perusahaan publik, Telkomsel telah memiliki unit tersendiri untuk mendukung dan melaksanakan program-program perusahaan yang berkaitan dengan aspek sosial, budaya, dan lingkungan serta secara aktif menyediakan materi informasi bagi para pemangku kepentingan, yaitu tim CSR Program & Support Management Divisio
Peta Para Pemangku Kepentingan Telkomsel


Telkomsel mengidentifikasi terdapat delapan kelompok pemangku kepentingan Telkomsel, yaitu: (1) lingkungan; (2) masyarakat; (3) para karyawan, yang terdiri dari karyawan tetap, karyawan paruh waktu, dan outsource; (4) mitra bisnis, yang terdiri dari supplier atau vendor, mitra dealer dan partner sinergi; (5) regulator, yang terdiri dari regulator internasional, pemerintah Indonesia, dan pemerintah daerah; (6) kreditur dan bank; (7) para pemegang saham; dan (8) para customer/pelanggan, yang terdiri dari korporasi dan ritel. Telkomsel menyadari pentingnya peranan para pemangku kepentingan bagi pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan. Oleh sebab itu Telkomsel senantiasa membina hubungan baik dengan para pemangku kepentingan. Hubungan ini didasarkan pada prinsip tata kelola perusahaan dan nilai-nilai budaya korporat.
Produk Telkomsel
Telkomsel memiliki tiga merek kuat untuk melayani pangsa pasar yang berbeda-beda. KartuHALO untuk pelanggan pascabayar, simPATI dan Kartu As untuk pelanggan prabayar. Telkomsel juga menyediakan pelayanan luas berbasis GSM yang menguntungkan para pelanggan, yang mencakup:
·        Call waiting
·        Call forwarding
·        Voice mail
·        International roaming
·        Short message service (SMS)
·        IDD/International Service
·        Flash
·        Blackberry
Produk Telkomsel






III ANALISA GENERAL BUSINESS ENVIRONTMENT
3.1 Govermental Environtment
Menindaklanjuti dari kebijakan pemerintah sehubungan dengan dengan Surat Edaran Plt Dirjen Postel (atas nama Menteri Kominfo) No. 1598/SE/DJPT.1/KOMINFO/7/2010 tentang Kepatuhan terhadap Peraturan Perundang-Undangan Yang Terkait Dengan Pornografi. Direktur  utama PT Telkomsel Sarwoto Atmosutamo mengungkapkan bahwa perusahaannya telah melakukan pemblokiran situs porno guna mendukung kebijakan pemerintah yang meminta penyelenggara jasa internet (PJl) menutup akses situs negatif. Demo pemblokiran dilakukan dengan menggunakan ponsel dan laptop yang sudah terkoneksi dengan akses Internet TelkomselFlash. Seluruh pelanggan yang menggunakan layanan Internet Telkomsel, baik melalui ponsel, komputer, maupun laptop, tidak akan bisa lagi mengakses situs-situs porno. Untuk memblokir situs negatif tersebut, Telkomsel menerapkan sistem proxy atau gateway yang secara otomatis memblok situs-situs porno yang diakses pelanggan. Melalui pemblokiran dengan mekanisme blacklist internet access tersebut, pada layar ponsel, komputer, atau laptop pelanggan akan tertulis "ACCESS IS DENIED DUE TO SECURITY POLICY ENFORCEMENT".
3.2  Domestic Political Environtment
Industri seluler memang agak unik. Industri ini sangat sensitif terhadap skala ekonomi. Investasi dan fixed cost yang besar dan variable cost yang rendah membuat pemain-pemain baru tidak punya pilihan selain harus merebut pelanggan baru dengan senjata “harga”. Selain itu, industri ini membutuhkan jumlah pelanggan tertentu yang memungkinkan komunikasi on-net atau komunikasi antar para pelanggan bisa terjadi. Jadi, walaupun banyak pelanggan yang tidak menguntungkan karena penggunaannya sangat kecil, mereka dibutuhkan untuk menciptakan penggunaan pulsa bagi pelanggan lain. Inilah industri yang bersifat network.
Pilihan dari perang terhadap harga adalah dengan terus meningkatkan kualitas baik produk, pelayanan maupun faktor emosional. Telkomsel pada posisi yang sungguh kuat. Secara kualitas produk seperti coverage, kekuatan signal, kejernihan suara dan fiturnya sudah berada di atas pesaingnya. Demikian pula, jumlah customer base-nya yang paling besar, sudah menjadi  pertahanan sendiri dari serangan pesaing.
Bagi Telkomsel, adalah sungguh masuk akal kalau mereka akan memecah komponen kualitas dari sisi kualitas pelayanan dan faktor emosional kepada pelanggannya. Ini jelas merupakan sumber customer value yang sulit ditiru. Alasan yang mendasari pernyataan tersebut adalah Telkomsel sudah memiliki pelanggan yang lebih tepat. Segmen premium, heavy user dan mereka yang tidak price sensitive, sebagian besar sudah menjadi pelanggan dari operator ini. Sebagian dari mereka, tidak akan goyang dengan tawaran harga murah. Melihat segmen pelanggannya, sangatlah tepat bagi operator ini kalau bertumpu kepada pelayanan sebagai sumber untuk menciptakan customer value.
Ketika perang harga ini mulai mereda, maka sebagian pemain baru akan memperbaiki kualitas produk seperti jaringan, coverage dan kekuatan sinyalnya. Bagi Telkomsel, dengan meningkatkan kualitas pelayanan, sudah pasti akan membuat posisinya semakin sulit dikejar. Tentunya, sebagai market leader akan mempunyai berbagai macam permasalahan. Salah satunya adalah perlu menentukan dengan tepat, atribut pelayanan apakah yang perlu difokuskan saat ini. Customer Value selalu terjadi migrasi. Apa yang dahulu dinilai bagus oleh pelanggan, dalam beberapa tahun akan menjadi suatu hal yang biasa karena semua pesaing dapat menyediakan hal yang sama.
3.3 International Political Environtment
Keputusan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) yang menilai Temasek Holdings Pte Ltd telah melanggar UU Antimonopoli dan memiliki kepemilikan silang di dua perusahaan telekomunikasi Indonesia pada 19 November 2007 terjadi karena dianggap Temasek melanggar UU No. 5 Tahun 1999 tentang Larangan Praktik Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat. Temasek merupakan grup perusahaan asal Singapura yang menguasai Telkomsel (melalui Singtel) sebesar 35% dan Indosat (melalui STT Telemedia) sekitar 42%.
Seperti diketahui, vonis KPPU terhadap Temasek yaitu grup perusahaan tersebut harus melepas saham di Telkomsel atau Indosat paling lambat 2009. Pelepasan saham dilakukan dengan cara masing-masing pembeli dibatasi pembeliannya 5% dari total saham yang dilepas.
Sebenarnya sejak masa Presiden RI periode 1999-2001, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) telah memberikan dukungannya terhadap upaya pembelian kembali (buy back) saham Indosat dan Telkomsel dari tangan perusahaan Singapura tsb. Negara lain seperti Amerika Serikat (AS) dan Republik Rakyat China (RRC) yang berbeda system pun sama-sama tidak membiarkan usaha telekomunikasinya dikendalikan dan dikuasai pihak lain.
Sebagai salah satu negara anggota ASEAN, Singapura dikenal sebagai pusat keuangan di Asia Tenggara. Indikator-indikator ekonomi Singapura kerap menjadi tolak-ukur bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Tenggara. Berdasarkan Asian Defence and Diplomacy edisi Sept 2009, mewartakan bahwa pada tahun 2007 anggaran militer Singapura sudah mencapai 5,8 miliar dolar AS (4.1% dari GDP). Padahal Indonesia yang jauh lebih besar, anggaran militernya pada hanya 4.1 miliar dollar (1.2% dari GDP). Hal lain bahwa 10 persen dari jumlah penduduk Singapura yang sekarang berjumlah 3,2 juta penduduk, ternyata bekerja di bidang militer. 72.5 ribu personel bekerja full time, dan sekitar 250 ribu lainnya masuk kategori komponen cadangan yang bisa digerakkan kapan saja.
Dalam memenuhi kebutuhannya terhadap peralatan militer berteknologi tinggi, Singapura mengandalkan pada Israel. Secara psikologis, kedua negara memang memiliki ketakutan yang sama. Keduanya sama-sama negara kecil, sama-sama berwilayah sempit, dan berpenduduk pendatang yang bukan asli lokal. Dan dikelilingi oleh negara-negara besar berpenduduk mayoritas Muslim. Pada 2000-2002, nilai investasi Singapura di Israel mencapai 400 juta dolar AS, dan sebagian besar ditanamkan di sektor-sektor industri berteknologi tinggi.
Berdasarkan info dari Tabloid Intelijen edisi 13 - 26 Juli 2006, setidaknya dua perusahaan besar bermain dalam bisnis raksasa tersebut termasuk Temasek Capital TIF Ventures, perusahaan yang memiliki saham dominan di Telkomsel. Perusahaan tersebut milik Dewan Pengembangan Ekonomi Singapura yang berinvestasi di lima perusahaan permodalan Israel.
Menurut beberapa sumber informasi, Badan intelijen Singapore, yang bernama Singapore Intelligence Service (SIS). mereka ini berperan besar dalam membantu Megawati Sukarnoputri menjadi Presiden sejak kejatuhan Suharto pada Mei 1998 lalu. Kalau kita menelusur lepasnya Telkomsel ke tangan perusahaan Singapura adalah masa Laksamana Sukardi menjadi Menteri BUMN era Megawati, sinyalemen tersebut jadi masuk akal adanya. Selain Laksamana Sukardi, Mayor Jenderal Purnawirawan Theo Syafei disebut-sebut merupakan pemain kunci dalam memfasilitasi terjadinya pengalihan asset kepemilikan BUMN ke Singapora. Syafei dikenal sebagai perwira tinggi yang dekat dengan Benny Murdani.
Menurut informasi, para agen intelijen SIS tersebut berlindung atas nama Kedutaan Singapura. Bahkan Tabloid Intelijen di edisi yang sama, menyebut koresponden Straits Times Derwin Pereira sebagai salah satu mata-rantai dari operasi intelijen yang dilancarkan oleh SIS. Dalam konteks ini, peran SIS harus dibaca sebagai bagian dari mata-rantai konspirasi yang dilancarkan badan intelijen Amerika Serikat CIA dan badan intelijen Israel MOSSAD. Ketiga badan intelijen tiga negara tersebut inilah yang diyakini banyak kalangan telah ikut berperan dalam menjatuhkan Suharto dari tampuk kepresidenan pada Mei 1998.
Sehingga dari gambaran diatas, masuk akal agar supaya sarana komunikasi yang termasuk asset yang strategis termasuk Telkomsel agar dijaga dengan baik sehingga jangan sampai jatuh ke tangan dominasi negara lain yang bisa disalahgunakan dan membahayakan keamanan negara. 
3.4 Demographical Environtment
Telkomsel merupakan operator telekomunikasi terbesar di Indonesia yang memiliki jangkauan terluas,  lebih dari 35 ribu BTS yang diantara nya BTS Berteknologi 3G sebanyak lebih dari 7.000 BTS tersebar hingga pelosok Negeri. Selain itu Telkomsel merupakan operator selular yang mengoperasikan BTS dengan sumber energi ramah lingkungan (BTS Go Green) terbanyak di Asia dengan jumlah 132 BTS di seluruh Indonesia. Selain itu Telkomsel satu - satunya jaringan telekomunikasi yang menjangkau seluruh desa terpencil di 25.000 desa, serta memberikan layanan broadband tercepat 21Mbps dan terluas di 25 kota besar. Tidak hanya itu sebagai negeri Bahari, Indonesia dengan luas lautan 5,8 juta km persegi.Telkomsel juga merupakan satu-satunya jaringan telekomunikasi di 15 Kapal PELNI menembus samudera yang luas.
Indonesia  memiliki jumlah Penduduk mencapai 200 juta lebih. Lebih dari 93 juta diantaranya telah menjadi pelanggan setia Telkomsel  kartuHALO, simPATI dan kartuAs ). Telkomsel juga menghadirkan titik pelayanan pelanggan terbanyak untuk melayani pelanggan setia nya dengan lebih dari 1 juta titik pelayanan yang terdiri dari: GraPARI, GeraiHALO, kiosHALO, outlet authorized dealer, mitra retail nasional, dan M-Kios, serta memiliki call center terbesar di Indonesia yang didukung sekitar 5.000 agent call center.
Indonesia adalah salah satu pengguna blackberry terbesar di dunia Telkomsel memiliki komunitas Blackberry terbesar di Indonesia  yang memberikan kapasitas data layanan BlackBerry dengan koneksi tercepat 1,2Gbps
3.5 Technological Environtment: Information Technology
Dalam usaha menyediakan layanan telepon selular yang modern dan komprehensif agar dapat menyampaikan suara, teks, data, dan video dalam paket yang kreatif, Telkomsel terus-menerus mengembangkan teknologi jaringan broadband 3G dan 3,5G Telkomsel juga mengurangi konsumsi listrik untuk sistem pendingin udara di BTS-BTS tertentu. Pada BTS yang secara teknis memungkinkan, Telkomsel tidak menggunakan shelter yang membutuhkan sistem pendingin udara. Tindakan ini akan mengurangi emisi gas, konsumsi listrik, sekaligus menekan biaya.Kemudian Telkomsel menerapkan HSDPA, sebagai bagian dari upaya Telkomsel menjadi perusahaan yang ramah lingkungan.
 Telkomsel mencoba berbagai kemungkinan pemakaian energi alternatif, seperti panel sel matahari, turbin angin, dan pembangkit listrik mikro-hidro. Berikutnya, Telkomsel bertekad terus-menerus mencoba menggunakan teknologi ramah lingkungan, seperti penggunaan hidrogen sebagai sumber listrik, yang merupakan tonggak penerapan teknologi untuk menyediakan layanan broadband bergerak (mobile) pada kecepatan di atas 14,4 Mbps dan HSDPA +21 Mbps di beberapa kota besar tertentu.
Produk broadband ini membuat Telkomsel berada dalam posisi terdepan dalam bisnis telepon selular. HSDPA bersama-sama dengan layanan berbasis 3G seperti video calls, mobile video dan mobile TV merupakan produk-produk baru yang Telkomsel perkirakan akan menjadi pendorong pertumbuhan Telkomsel di masa depan.
Sejalan dengan itu, Telkomsel terus memperluas penyebaran jaringan 3G dan HSDPA, melengkapi BTS dengan 1.652 Node-B pada 2009, sehingga pada akhir 2009 Telkomsel memiliki 4.870 Node-B yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Salah satu hal yang menggembirakan Telkomsel pada tahun 2009 adalah jumlah pelanggan Telkomsel meningkat secara signifikan. Pada akhir 2008, pelanggan Telkomsel berjumlah 65,3 juta, kemudian meningkat menjadi 81,6 juta pada akhir 2009. Seiring dengan itu, Telkomsel dipacu meningkatkan kemampuan dalam berbagai hal, antara lain meningkatkan kapasitas jaringan telepon selular, menjamin kelancaran percakapan, serta menggabungkan maupun menyambungkan beraneka sistem jaringan. Idealnya, jaringan Telkomsel mampu menyediakan berbagai pilihan kepada para pelanggan. Artinya, pelanggan memiliki kebebasan untuk memilih berbagai tipe sambungan yang mereka kehendaki, kapan pun dan dimana pun. Untuk mewujudkan kebebasan ini, Telkomsel perlu didukung oleh jaringan yang moderen dan dapat diandalkan, satu jaringan yang mampu menawarkan layanan sangat luas berupa suara, teks, data, dan video Sehubungan dengan itu, Telkomsel menjalankan tiga prakarsa strategis: (a) perluasan kapasitas jaringan secara pesat; (b) manajemen strategi antisipasi dan pencegahan; dan (c) penggunaan teknologi terbaru.
Peningkatan Broadband Network di Indonesia Timur
Telkomsel meningkatkan kapasitas jaringan broadband network untuk menghubungkan Jawa-Makassar- Ambon-Papua, menggunakan transmisi Satelit IDR (Intermediate Data Rate), mengingat koneksi ke wilayah tersebut tidak terdapat link transmisi fiber optic dan terrestrial. Peningkatan ini merupakan upaya Telkomsel menambah kapasitas 930 Mega byte per second (Mbps) agar tercapai High Performance Broadband Network.
Program peningkatan kapasitas ini dilakukan bersama mitra Telkomsel dan telah dimulai sejak Juli 2008 hingga selesai April 2009. Sebelumnya, koneksi dari Jawa ke wilayah Indonesia Timur menggunakan transmisi satelit IDR tipe koneksi berbasis E1. Mengingat kebutuhan kapasitas yang sangat besar, maka Telkomsel beralih menggunakan tipe koneksi bundling STM-1 (Synchronuse Transfer Mode 1), sebagai gambaran satu STM-1 setara dengan 63 E1 atau 155 Mbps. Penerapan link transmisi dalam bentuk bundling STM-1 berbasis IP (Internet Protocol) ini merupakan yang pertama di dunia.
Penambahan STM-1 ini berjumlah enam link transmisi. Untuk mendukung kehandalan kinerja link transmisi tersebut, pada titik hub di Makassar, Surabaya, dan Timika dipasang antena ground station berdiameter 13 meter. Sedangkan di Ambon dan Jayapura dipasang antena berdiameter 9 sampai 13 meter, yang didukung oleh provider satelit mitra Telkomsel. Dalam pengoperasiannya, setiap STM-1 didukung dua transponder satelit sehingga enam STM-1 tersebut menggunakan 12 transponder, atau separuh kapasitas sebuah satelit. Telkomsel saat ini telah menggunakan tiga satelit untuk melayani berbagai wilayah Indonesia terutama kawasan Indonesia Timur, daerah pedalaman, dan perbatasan negara.
3.6 Technological Environtment:Processing Technology
Bertepatan dengan perayaan hari Kebangkitan Nasional pada 20 Mei 2009, Telkomsel secara resmi meluncurkan program USO (Universal Service Obligation), yakni penggelaran akses telekomunikasi dan informatika pedesaan, serta pengembangan jaringan Telkomsel MERAH PUTIH (MEnembus daeRAH Pedesaan, indUstri TerpencIl dan baHari) di perbatasan Australia dan Papua Nugini. Telkomsel resmi mendapat amanah dari pemerintah untuk program USO membangun jaringan telekomunikasi di 2.056 desa di seluruh Indonesia.
Peresmian dilakukan langsung oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, yang ditandai dengan melakukan komunikasi video conference dari Jakarta ke 4 titik desa terpencil, yakni Desa Sekatak di Bulungan Kalimantan Timur di perbatasan Malaysia; Desa Adaud di Saumlaki Ambon di perbatasan perairan dengan Australia; Desa Ubrub, Papua di perbatasan Papua Nugini; dan Desa Ranupani di Lumajang Jawa Timur di kaki Gunung Semeru.
Keseluruhan paket program USO itu meliputi paket 1 di Provinsi NAD, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat; paket 2 di Provinsi Jambi, Riau, Kepulauan Riau, Bangka Belitung, Bengkulu, Sumatra Selatan, dan Lampung; paket 3 di Provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Selatan; paket 6 di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur; dan paket 7 di Provinsi Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Daerah Istimewa Yogyakarta, dan Jawa Timur.
Mulai April-Mei 2009, Telkomsel memulai proses produksi dan instalasi. Sampai dengan Desember 2009 telah terpasang di 20.772 desa. Melalui bertambahnya perluasan jaringan hingga daerah terpencil ini, cakupan pelayanan Telkomsel telah menjangkau hampir 100 persen wilayah populasi Indonesia.
Kondisi geografis Indonesia yang unik, memberikan tantangan tersendiri dalam percepatan penggelaran jaringan, mengingat Indonesia sebagai Negara kepulauan sepanjang seperdelapan bentangan dunia dengan luas 1,9 juta km persegi yang memiliki 18.000 pulau. Oleh karena itu, Telkomsel menciptakan metode inovatif yang diberi nama MEDIAna (Media Evaluation Deployment Integrated Analysis).
Dengan adanya aplikasi MEDIAna ini, jajaran Telkomsel dan mitra vendor akan lebih efektif dan efisien dalam menyelesaikan program USO. Aplikasi MEDIAna adalah pusat informasi data kondisi daerah sebagai dasar kebutuhan Solusi Teknologi (ST) di daerah tersebut, sekaligus memiliki kemampuan Manajemen Aset, yakni menghitung secara otomatis nilai aset. Melalui MEDIAna, Telkomsel membagi ST dalam dalam tiga kategori ketersediaan sinyal, yakni ST1 berarti sinyal kuat, ST2 sinyal lemah, ST3 tidak ada sinyal; dan dua kategori ketersediaan listrik, yaitu A berarti ada listrik, B berarti tidak ada listrik.
Seiring dengan pelaksanaan USO membangun layanan akses telekomunikasi dan informatika kepada sekitar 25.486 desa, Telkomsel secara resmi mengoperasikan program Desa Berdering di Jakarta pada 30 November 2009. Peresmian program ini dilakukan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, yang ditandai dengan berkomunikasi jarak jauh (teleconference) dari Istana Negara di Jakarta ke dua titik Desa Berdering, yaitu Desa Sebandut, Kabupaten Bengkayang, Kalimantan Barat; dan Desa Buwun Mas, Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat Telkomsel juga menambahkan manfaat program USO ini dengan menghadirkan layanan Pusyantip (Pusat Layanan Telekomunikasi dan Informasi Pedesaan), Portal Lumbung Desa, serta Desa Pintar yang dilengkapi komputer dan layanan internet. Layanan Pusyantip dan Portal Lumbung Desa ini dimaksudkan untuk memajukan perekonomian daerah, dengan menyediakan fasilitas kepada 24.052 desa USO agar dapat berbagi informasi via SMS, misalnya mengenai kebutuhan pupuk, bibit, hasil panen, hasil laut, dan lain-lain. Informasi itu akan diteruskan ke Portal Lumbung Desa dan website internet, sehingga semua pihak bisa mengetahui potensi dan kendala di suatu daerah. Sedangkan, Desa Pintar dimaksudkan untuk menghilangkan kesenjangan informasi dan pendidikan, karena dengan adanya computer yang dilengkapi akses internet, masyarakat dapat mengakses informasi apapun termasuk dunia pendidikan dan pengetahuan lainnya.
3.7 Social Environtment
·        Program Peduli Banjir Telkomsel –NetApp yang Inovatif
Berbeda dengan program penanggulangan banjir biasa, Telkomsel dan NetApp Indonesia melangkah lebih maju dengan meluncurkan program manajemen bencana banjir berbasis komunitas pada 5 Maret 2009. Pada tahap awal, program ini dijalankan di Kampung Pulo-Kampung Melayu, Jakarta Timur; Ulujami, Jakarta Selatan; Kampung Klingkit-Rawa Buaya, Jakarta Barat, dan Jatiasih, Bekasi. Lokasi ini dipilih mengingat daerah tersebut merupakan daerah hunian padat penduduk yang menjadi langganan bencana banjir. Jalan menuju lokasi itu pun sulit dijangkau karena banyak berupa lorong sempit. ini tidak hanya memberi bantuan Posko dan berbagai sarana penanggulangan banjir, tapi yang paling utama adalah upaya pemberdayaan  masyarakat melalui pelatihan Community Based Disaster Risk Management (CBDRM).
Melalui program ini, masyarakat dilibatkan secara aktif dalam proses identifikasi, analisis, penanggulangan, dan minimalisasi risiko bencana. Masyarakat akan terbantu sehingga lebih tanggap mengantisipasi bencana banjir. Contohnya adalah para relawan yang juga penduduk setempat dilatih mengevakuasi dan diberikan pemahaman tentang siapa yang harus dievakuasi lebih dahulu, yaitu bayi, anak-anak, ibu hamil, lansia, orang sakit, atau penderita cacat.
Berkat program CBDRM, masyarakat akan mempunyai sistem penanganan bencana yang efektif. Di wilayah rawan banjir tersebut telah dibangun jalur evakuasi dengan tanda yang mudah dimengerti, berupa tiang, tali, dan bandul pelampung berwarna terang yang tetap terlihat walau terendam air. Masyarakat juga dibekali pengetahuan dan ketrampilan tentang penggunaan perahu, tali temali, evakuasi, dan pengelolaan dapur umum.
·        Aksi Cepat Tanggap dan Bantuan untuk Korban Gempa Tasikmalaya dan Padang
Sejak hari pertama gempa bumi berkekuatan 7,3 skala richter (SR) melanda Tasikmalaya dan sebagian Jawa Barat pada 2 September 2009, Telkomsel melakukan berbagai tindakan percepatan pemulihan untuk meminimalisasi dampak bencana. Telkomsel menghadirkan layanan telepon gratis, membuka dua Posko bantuan di Desa Cigorowong dan Desa Lengkong Jaya yang menyediakan fasilitas dapur umum, layanan kesehatan gratis, serta Posko sandang. Di setiap Posko bantuan tersebut, Telkomsel memberikan nasi bungkus, makanan, minuman, serta pengobatan gratis yang cukup untuk melayani sekitar 2.000 korban setiap hari.
Tiga hari kemudian, 5 September 2009, Telkomsel melanjutkan kepedulian sosialnya dengan menyerahkan bantuan bagi para korban senilai total Rp 200 juta. Bantuan tersebut berupa dapur umum senilai Rp. 100 juta yang diserahkan melalui Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU), layanan kesehatan sebesar Rp. 50 juta melalui Rumah Zakat Indonesia, dan bantuan untuk kebutuhan darurat seperti: selimut, lampu petromaks, sandal, dan lain-lain sebesar Rp 50 juta yang disalurkan melalui Gada Musa. membawa suku cadang yang diterbangkan secara khusus dengan pesawat sewaan.
Di tengah kerusakan yang melanda kantor GraPARI di Jl. Sudirman, Padang, Telkomsel membuka kantor pelayanan di halaman kantor. Telkomsel juga membuka Posko Peduli berupa Posko Kesehatan dan dapur umum di dua lokasi, yakni Pariaman dan Padang. Posko ini didirikan bekerjasama dengan mitra. Di samping itu, Telkomsel telah mengirim bantuan 1.000 paket darurat berisi selimut, sarung, handuk, sandal, serta lampu petromaks. Telkomsel memberikan layanan gratis SMS selama tujuh hari bagi seluruh pelanggan yang berada di Padang dan sekitarnya, serta memperpanjang masa aktif dan masa isi ulang bagi seluruh pelanggan prabayar nomor Padang. Berikutnya, Telkomsel membuka Posko layanan terpadu di kantor GraPARI yang menyediakan charger gratis, telepon umum gratis, kartu perdana gratis, dan pelayanan pelanggan. Tidak ketinggalan, tersedia pula layanan kesehatan gratis dan dapur umum, serta selimut, handuk, sarung, pembalut wanita, dan lain-lain.
Telkomsel menyediakan 25.000 kartu perdana gratis dengan pulsa Rp 5.000. Untuk mengatasi keterbatasan pasokan listrik, pada hari kelima paska gempa, Telkomsel mengirim 300 genset dari Jakarta, yang diterbangkan menggunakan pesawat sewaan khusus dari Jakarta.
Untuk menambah kapasitas penanganan lalulintas komunikasi, Telkomsel mendatangkan 10 mobile BTS atau Compact Mobile Base Transceiver (COMBAT) di kota Padang untuk menggantikan BTS yang rusak. Lebih jauh, Telkomsel membantu pembangunan kembali sekolah yang rusak akibat bencana, baik di Sumatera Barat maupun di Jawa Barat, yang disalurkan pada tahun 2010.
3.8  Cultural Environtment
Kebudayaan adalah seluruh hasil usaha manusia, baik berupa benda ataupun berupa buah pikiran dan alam penghidupan. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan, dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Kebudayaan memiliki arti penting bagi suatu bangsa. Kebudayaan merupakan jati diri nasional atau sarana pemersatu. Kebudayaan dinilai berperan jika memiliki hasil budaya yang khas. Hasil budaya bukan hanya milik suatu bangsa, tapi sudah dianggap milik bersama, yakni  masyarakat dunia.Dalam rangka pembangunan nasional, generasi muda berperan penting untuk mempertahankan kearifan budaya lokal, agar jangan sampai pada suatu saat anak cucu kita melupakan kebudayaan-kebudayan bangsa Indonesia yang bernilai luhur tinggi.
TELKOMSEL URBAN FEST ‘09 “Akulturasi Kearifan Budaya Lokal & Oriental”
TELKOMSEL CAMPUS COMMUNITY menghadirkan festival kebudayaan lokal & oriental untuk pertama kalinya yang bertajuk TELKOMSEL URBAN FEST ‘09 “Akulturasi Kearifan Budaya Lokal & Oriental”. Salah satu budaya masyarakat oriental yang patut ditiru adalah budaya kerja yang merupakan sikap terhadap pekerjaan yang dianggap baik dan menyenangkan untuk dunia bekerja seperti sikap; rajin, jujur, giat, bersemangat, berinovasi, berkreasi, terbuka dan bertanggung jawab dan sikap positif lainnya.
TELKOMSEL URBAN FEST ‘09 akan menghadirkan berbagai kebudayaan lokal dan oriental, khususnya yang diminati anak-anak muda diseluruh dunia. Selain itu, kegiatan ini dapat menjadi suatu media ekspresif positif yang menarik dan menghibur bagi seluruh lapisan masyarakat. Dengan kesungguhan dan kebulatan tekad, panitia mentargetkan lebih dari 30.000 pengunjung akan memeriahkan TELKOMSEL URBAN FEST ‘09.
Tujuan dari Telkomsel dalam melakukan kegiatan ini adalah:
1.      Membuktikan kepedulian generasi muda pada kearifan budaya lokal.
2.      Menunjukkan kebersamaan & persatuan yang erat pada generasi muda untuk bersama- sama mempertahankan kebudayaan bangsa.
3.      Menampilkan perpaduan yang unik antara kebudayaan lokal dan oriental.
4.      Memberikan wadah bagi anak-anak muda untuk berekspresi secara positif dengan seni dan kebudayaan lokal & oriental.
5.      Memberikan wadah bagi komunitas penggemar kebudayaan oriental untuk mempresentasikan aktivitasnya dalam kemasan yang atraktif.
6.      Sebagai salah satu hiburan unik yang bertajuk akulturasi kebudayaan lokal dan oriental bagi masyarakat umum.
3.9  Natural Environment
·        Telkomsel untuk Lingkungan : Green BTS
Telkomsel menyadari bahwa perubahan iklim mempengaruhi kualitas jaringan dan operasional secara signifikan. Perubahan iklim ektrim berpotensi merusak infrastruktur telekomunikasi yang telah dibangun dan pada akhirnya menyebabkan terganggunya kinerja system telekomunikasi yang dampaknya akan sangat dirasakan oleh pelanggan Telkomsel. Oleh karenanya, Telkomsel menjalankan prakarsa strategis dalam upaya perluasan jaringan yang ramah lingkungan, yakni dengan mengadopsi “konsep ekonomi hijau” dalam pengoperasian BTS Telkomsel. Dalam pengoperasian BTS, Telkomsel melangkah lebih maju dengan menerapkan konsep ekonomi/ teknologi ramah lingkungan (Green Economy Concept). Konsep ini sejalan dengan upaya di tingkat nasional dan global untuk menciptakan lingkungan yang bersih, sehat serta mencegah perubahan iklim.
Konsep ekonomi ramah lingkungan telah berulangkali dikampanyekan Menteri Koordinator Perekonomian Hatta Radjasa. Inti konsep ini adalah perkembangan yang seimbang antara ekonomi dan lingkungan. Artinya kegiatan ekonomi terus mengalami kemajuan, namun tanpa merusak lingkungan.
Terkait dengan penerapan konsep tersebut, Telkomsel telah membangun dan mengoperasikan 132 Green BTS, yakni BTS yang memanfaatkan energi matahari. Ratusan BTS ini tersebar di Sumatera (33 BTS), Jawa (22 BTS), Bali-Nusa Tenggara (23 BTS), Kalimantan (18 BTS), dan Sulawesi-Maluku-Papua (36 BTS). Selain menggunakan tenaga matahari, di wilayah Sumatera, Telkomsel juga menerapkan teknologi fuel cell dengan memanfaatkan bahan bakar hidrogen. Teknologi ini dipakai karena mempunyai keunggulan, seperti tidak bising karena tidak terdapat komponen bergerak, dan tidak bersifat polutan. Keunggulan ini tercipta lantaran zat buangan dari proses fuel cell adalah H2O alias air, yang tidak beracun dan berbau, serta memiliki efisiensi jauh lebih baik dibandingkan system konvensional.
Tak ketinggalan, Telkomsel juga akan mengembangkan BTS dengan sumber energy alternatif lain yang sesuai dengan kondisi geografis Indonesia. Misalnya mengembangkan BTS micro hydro yang memanfaatkan aliran sungai di sekitar BTS dan BTS yang memanfaatkan bahan bakar organik (biofuel). Pembangkit listrik mikro hidro lebih murah dari sumber-sumber bahan bakar alternatif lainnya.
Hingga saat ini, dapat dikatakan Telkomsel merupakan perusahaan yang mengoperasikan Green BTS terbanyak di seluruh Asia. Pemberdayaan energi alternatif ini bertujuan untuk mendukung efisiensi penggunaan listrik dan mendukung masyarakat di wilayah pelosok agar tidak terisolir serta terjangkau alat komunikasi. Yang tak kalah penting adalah Telkomsel berhasil mengurangi gas emisi rumah kaca hingga 1.261,49 ton CO2 per tahun


3.10          Financial & Economic Development


PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel) adalah salah satu operator jasa telekomunikasi selular yang beroperasi di Indonesia. Berdasarkan market share dan revenue share, Telkomsel adalah Market Leader dengan basis customer sebesar 72,1 juta pelanggan. Angka tersebut diperkirakan mewakili kurang lebih 50% dari total market Indonesia. Dari data laporan keuangan Telkomsel pada tahun 2009, laba bersih yang dihasilkan Telkomsel mengalami penigkatan dari tahun sebelumnya yaitu sekitar RP 13.160 milyar jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar Rp.11.422 milyar pada tahun 2008.
Telkomsel adalah operator telekomukasi selular pertama di Asia yang memperkenalkan layanan GSM pra-bayar dan 3G service. Telkomsel memiliki jaringan terluas dibandingkan operator lain. Jaringan Telkomsel mampu menjangkau 95% dari populasi Indonesia. Telkomsel mampu menjangkau seluruh propinsi, kotamadya, kabupaten dan kecamatan di pulau Sumatera, Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara. Tahun ini, Telkomsel melakukan peningkatan broardband di Indonesia bagian timur. Telkomsel berkomitmen untuk menghantarkan ICT kepada 100% populasi Indonesia.
Pertumbuhan Pelanggan
Pada akhir 2009, KartuHALO memiliki 2,03 juta pelanggan, simPATI 57,99 juta pelanggan dan Kartu As 22,62 pelanggan. Pelanggan Telkomsel seluruhnya berjumlah 81,64 juta atau 49 persen dari total pasar telepon selular, yang kira-kira mencapai 166 juta pelanggan. Pada 2009 itu pula, simPATI terus menjadi pusat pertumbuhan. Dengan pertambahan pelanggan bersih 14,96 juta, simPATI menetapkan posisinya sebagai merek yang paling kokoh di pasar. Pertumbuhan simPATI yang luar biasa selama beberapa tahun ini, kendati dalam kondisi sulit, disebabkan oleh merek yang kuat dan strategi pasar yang efektif. Misalnya, simPATI telah menggabungkan sejumlah program-program bersama layanan lainnya. KartuHALO juga mencetak hasil yang sangat baik selama beberapa tahun. KartuHALO membukukan 94.000 pelanggan baru dan memiliki ARPU (average revenue per user) paling tinggi di pasar telepon selular layanan pascabayar. Sedangkan Kartu As tumbuh 6 persen dengan pelanggan baru meningkat 1,29 juta. Pertumbuhan ini terutama didorong oleh popularitas program Serba Seribu dan biaya yang murah, yakni Rp 5.000 untuk kartu perdananya. Secara lengkap, data pertumbuhan pelanggan dapat dilihat pada tabel ikhtisar usaha
·        Pemberdayaan Masyarakat Lewat UKM
Perkembangan dan kemajuan usaha kecil menengah (UKM) di Indonesia tidak luput dari perhatian Telkomsel. Untuk mendukung perkembangan UKM, Telkomsel menghadirkan layanan Hosted Push Mail BlackBerry Enterprise Service (BES) untuk pertama kalinya di negeri ini. Melalui layanan tersebut, UKM dapat memiliki email korporat tanpa perlu berinvestasi, membeli, meng-install, dan mengelola server, bahkan dapat mengakses informasi perusahaan lewat BlackBerry kapanpun dan dimanapun.
Layanan Hosted Push Mail BES membantu UKM menikmati layanan hosting wireless email sekelas perusahaan besar dengan mudah dan relatif murah. Investasi awal dan pemeliharaan layanan ini akan dikerjakan Telkomsel, sehingga perusahaan dapat lebih fokus kepada bisnisnya dengan memanfaatkan email berkelas perusahaan besar untuk komunikasi lebih efisien dan bekerja lebih efektif. Pihak UKM juga mendapatkan domain atas nama perusahaan mereka masing-masing. Contohnya adalah NamaAnda@Nama Perusahaan.com. Selain fungsi email, pelanggan juga dapat melakukan sinkronisasi, look up, dan task kapanpun dan di manapun mereka berada.
Layanan Hosted Push Mail BES menggunakan teknologi Microsoft Exchange Server yang memiliki tingkat keamanan tinggi dalam hal perlindungan data melalui fitur enkripsi, back up, dan recovery. Layanan ini juga menjamin keamanan data perusahaan dengan integrasi teknologi anti-virus, anti-spam, dan anti phising. Bahkan bila BlackBerry pelanggan hilang atau dicuri, fitur remote wipe dapat digunakan untuk menghapus data milik pelanggan agar tidak dapat diakses orang lain.
Selain itu, fitur anywhere access memungkinkan penggunanya mengakses email dari mana saja, baik melalui aplikasi Microsoft Outlook di komputer kantor, melalui web browser di computer publik, atau melalui BlackBerry dengan fasilitas direct push. Melalui aplikasi tersebut, tidak ada perbedaan signifikan dari sisi tampilan maupun komputasi antara BlackBerry dan computer personal.
Lebih jauh, untuk melayani kebutuhan solusi korporat masing-masing perusahaan, Telkomsel menyiapkan Tim Corporate Account Management di berbagai wilayah Indonesia, yang siap memberikan pelayanan layaknya konsultan pribadi. Berikutnya tersedia layanan customer care on line khusus untuk korporat melalui akses 128 dari telepon selular, yang siap melayani kebutuhan pelanggan 24 secara gratis
3.11          Monetary & Fiscal Policies
Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) berencana menurunkan persentase biaya, hak penyelenggaraan (BHP) jasa telekomunikasi dalam waktu dekat sebagai salah satu bentuk insentif kepada para pelaku industri. Pit Dirjen Postel Kominfo Budi Setiawan mengatakan pihaknya sudah melakukan pembicaraan untuk menurunkan BHP jasa telekomunikasi yang saat ini besarnya 1,25% dari pendapatan kotor operator telekomunikasi. "Para operator telekomunikasi sudah mengeluhkan beratnya kewajiban yang harus dibayarkan kepada regulator karena ketatnya persaingan di tengah banyaknya jumlah pemain.
Penyelenggara telekomunikasi selama ini dikenakan BHP frekuensi dan BHP jasa telekomunikasi yang dananya masuk dalam pendapatan negara bukan pajak (PNBP), selain dikenakan pajak yang kebijakannya langsung oleh Kementerian Keuangan (Kemen-keu). Kominfo selaku regulator industri telekomunikasi sebelumnya menjanjikan insentif pajak bagi PT Telkom Tbk karena telah membangun infrastruktur backbone Palapa Ring Mataram-Ku-pang di luar konsorsium pemenang proyek Palapa Ring. Berdasarkan catatan Bisnis, insentif yang dijanjikan tersebut belum jelas kapan bisa dicairkan, padahal pembangunan infrastruktur oleh Telkom tersebut telah berjalan dan diharapkan selesai tahun ini.
Lebih rasional Sarwoto Atmosutarno,CEO Telkomsel yang sekaligus menjabat sebagai Ketua Asosiasi Telekomunikasi Seluler Indonesia (ATSI), mengatakan kalangan operator menyambut inisiatif pemerintah yang tengah memproses formula biaya BHP frekuensi. "Kami kira ini inisiatif baik dari pemerintah bagi industri telekomunikasi karena dengan formula penghitungan berbasis pita [frekuensi] yang baru ini diharapkan beban BHP frekuensi menjadi lebih rasional bagi industri," ujarnya ditemui terpisah.
Menurut Sarwoto, beban BHP yang ditanggung operator telekomunikasi bervariasi yaitu antara 15%-22%. ia menambahkan selain beban BHP, masih banyak pungutan lain yang membebani industri telekomunikasi di Indonesia di antaranya adalah pajak-pajak daerah.
ATSI menyarankan agar proyek-proyek infrastruktur dapat diwujudkan melalui pola kemitraan pemerintah dan swasta (public private partnership) karena dengan adanya kerja sama maka akan ada insentif tertentu yang dapat membuat biaya investasi menjadi lebih rendah. Sarwoto menjelaskan dengan pembentukan kemitraan peme-rintah-swasta, pengurangan pajak, serta kemudahan bea masuk perangkat, maka kebijakan itu diperkirakan dapat menurunkan biaya produksi sampai 30%. Pada akhirnya, terobosan kebijakan pemerintah itu akan dapat memperkuat operator telekomunikasi dalam melakukan ekspansi dan pemerataan layanan. Di antaranya dalam melengkapi layanan Internet pita lebar bergerak (mobile broadband) agar dapat menyebar ke seluruh kota-kota besar di Tanah Air.
Gatot S. Dewa Broto, Kepala Pusat Informasi dan Humas Departemen Komunikasi dan Informatika, mengatakan pihaknya sudah memutuskan hal tersebut agar tidak memberikan preseden buruk bagi sistem pembayaran BHP di kemudian hari. "Jangan sampai nanti ada kesan regulator bersikap diskriminatif," ujarnya. Dia menjelaskan batas pembayaran BHP telah dipatuhi oleh para operator telekomunikasi karena mereka sangat menyadari konsekuensi yang ada ketika terlambat membayar. Khusus untuk pembayaran BHP yang dilakukan oleh perusahaan penyedia konten sebesar 2,5% dari pendapatan kotor perusahaan, regulator masih menunggu keputusan hakim terkait gugatan yang disampaikan oleh beberapa perusahaan penyedia konten.
3.12          Industry & sectoral Policies
Dalam konteks regulasi, peraturan perundang undangan yang paling fundamental mengatur industri telekomunikasi adalah UU No. 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi. UU ini mengatur semua aspek dalam sektor telekomunikasi termasuk kedaulatan Negara atas telekomunikasi, penyelenggaraan, perizinan, interkoneksi, telekomunikasi khusus, perangkat telekomunikasi dan aktifitas pengamanan dari sektor telekomunikasi.
UU No. 36 Tahun 1999 Tentang Telekomunikasi disahkan sebagai respon atas kegagalan UU No. 3 Tahun 1989 karena tidak effektif memberikan kerangka hukum dan tidak sesuai dengan perkembangan telekomunikasi modern. Secara khusus, pemerintah melahirkan UU ini untuk merestrukturisasi penyelenggaraan jaringan telekomunikasi, jasa telekomunikasi dan telekomunikasi khusus.
Dalam rangka menstandarkan sektor telekomunikasi, UU No. 36 Tahun 1999 membuka kerang swasta dalam penyelenggaraan jaringan dan jasa telekomunikasi Padalah sebelum UU ini lahir penyelenggaraan telekomunikasi hanya diberikan kepada pemerintah dan BUMN.
Selain UU No. 36 Tahun 1999, industri telekomunikasi di Indonesia juga diatur oleh peraturan pelaksana dari UU No. 36 Tahun 1999 tersebut baik berupa Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden dan Peraturan Menteri Informasi dan Komunikasi RI. Industri telekomunikasi Indonesia juga harus memperhatikan peraturan perundang undangan lainnya yang tidak terkait secara langsung.
Regulasi dan kebijakan telekomunikasi di Indonesia masih belum optimal dalam menciptakan iklim kompetisi yang sehat. Hal ini diperlihatkan masih memungkinkan lahirnya ” anak emas” dan ”anak tiri”. Perusahaan yang dimiliki oleh pemerintah masih sering diuntungkan dengan kebijakan dan regulasi yang ada.
Hal ini diperparah dengan belum terciptanya iklim yang kondusif bagi pengambilan kebijakan telekomunikasi yang meng-unbundle dan membuka kompetisi seluas-luasnya. Dalam konteksnya, pemerintah harus benar-benar hanya menjadi regulator dan enabler dan tidak mencampuri terlalu jauh bisnis telekomunikasi itu sendiri.
Dalam posisinya disini, Telkomsel sebagai salah satu anak dari perusahaan Negara posisinya akan semakin kuat karna mendapat dukungan langsung dari pemerintah sehingga memperkuat posisi Telkomsel sebagai “Market Leader pertelokomunikasian di Indonesia.





IV KESIMPULAN

4.1 Key Succes Factor
Dalam upaya untuk terus bertumbuh secara berkelanjutan, Telkomsel melihat adanya tiga tantangan besar yang dapat berpengaruh terhadap kinerja dan kelanjutan pertumbuhannya. Tantangan pertama terkait masalah kebijakan, khususnya yang terkait dengan industri seluler. Tantangan kedua adalah masalah kemajuan teknologi, khususnya yang terkait dengan industri telekomunikasi seluler, dan tantangan ketiga adalah kompetisi yang semakin ketat dengan operator lainnya.
Untuk dapat menjamin kelangsungan pertumbuhannya, Telkomsel menjalankan beberapa pendekatan strategis. Sebagai perusahaan Indonesia yang juga diakui dan disegani di tingkat regional, Telkomsel pertama-tama terus meningkatkan kepatuhan terhadap regulasi yang ada, di samping ikut aktif memberikan masukan kepada pihak pembuat kebijakan. Kedua, Telkomsel melakukan sejumlah investasi strategis untuk menjadi selalu yang terdepan di bidang teknologi selular. Ketiga, Telkomsel meningkatkan ragam produk yang bernilai tambah kepada para pelanggan, sekaligus menjalankan program social yang bermanfaat kepada masyarakat, dan program lingkungan hidup yang berkontribusi dalam upaya global mengatasi perubahan iklim serta Mendukung program peningkatan kualitas hidup masyarakat.
4.2 Kesimpulan

PT Telkomsel Indonesia merupakan perusahaan seluler terbesar di Indonesia yang memberikan berbagai solusi untuk menjawab semua kebutuhan mobilitas masyarakat Indonesia untuk berkomunikasi. Strategi bisnis dan teknologi yang dimiliki oleh Telkomsel mampu menjadikan Telkomsel sebagai market leader di perusahaan telekomunikasi Indonesia. Layanan dan solusi komunikasi yang ditawarkan oleh Telkomsel mampu mempengaruhi lingkungan bisnis dan perekonomian di Indonesia. 
         Dalam melaksanakan kegiatan industrinya Telkomsel tidak melanggar regulasi baik regulasi nasional maupun internasional
         Tanggungjawab sosial Telkomsel diwujudkan dengan berbagai macam kegiatan CSR, misalnya penanggulangan bencana, pendidikan dan sebagainya
         Secara keseluruhan aktifitas industri telkomsel tidak mengganggu keseimbangan alam. Hal ini disebabkan juga karena industri telkomsel tidak terlalu banyak menghasilkan limbah industri. Namun perkembangan teknologi yang dilakukan oleh telkomsel telah memperhatikan kelestarian alam
         Dalam mengembangkan produknya, Telkomsel berusaha untuk menyediakan layanan-layanan baru yang mendukung kegiatan masyarakat























Daftar Pustaka








0 comments:

Post a Comment