BAB I
PENDAHULUAN
Tingginya kebutuhan akan kertas berimbas pada ketersediaan kayu dimana dalam industri kertas, kayu diolah menjadi bubur kertas (pulp) dan kemudian diolah lagi menjadi kertas. Para ahli lingkungan berpendapat bahwa rata-rata penggunaan kertas di sebuah kantor adalah sebanyak 0,5 kg kertas per karyawan per hari. Dengan jumlah pekerja di Jakarta sebanyak 4 juta jiwa-anggaplah setengahnya saja atau 2 juta jiwa yang bekerja dengan menggunakan kertas-maka kurang lebih sekitar 1 juta kg kertas yang dikonsumsi oleh aktivitas kerja setiap harinya. Jika untuk memproduksi 1 ton kertas membutuhkan 10 batang pohon, maka dalam satu hari ada 10.000 batang pohon yang ditebang demi konsumsi kertas aktivitas perkantoran di Jakarta saja. Perubahan gaya hidup serta penyesuaian akan perkembangan jaman menyebabkan penggunaan kertas terus meningkat, baik kertas untuk kebutuhan tulis/cetak maupun kebutuhan kertas untuk sanitasi, makanan/minuman dan penunjang gaya hidup lainnya. Peningkatan kebutuhan kertas tentunya diiringi dengan peningkatan kebutuhan akan bahan baku dan bahan tambahan lainnya. Konsekuensinya adalah, terjadi peningkatan limbah dari proses produksi kertas dan peningkatan jumlah kertas bekas. Untuk memenuhi kebutuhan kertas nasional yang besarannya sekitar 5,6 juta ton/tahun, diperlukan bahan baku kayu dalam jumlah sangat besar dan mahal. Kebutuhan ini tidak dapat tercukupi dari Hutan Tanaman Industri (HTI) Indonesia.
Banyaknya pemakaian kertas sangat mudah dikaitkan dengan aktivitas kantor. Sebagai contoh, kebanyakan dari para pekerja kantoran seperti kita telah terbiasa langsung membuang kertas yang salah cetak atau salah print, meski masih menyisakan satu sisi lain yang kosong. Jika kita sedikit mau berhemat, sisi lain kertas tersebut masih bisa kita gunakan untuk menyusun konsep kerja, maupun mencoba mencetak beberapa naskah agar memperoleh hasil cetakan yang maksimal. Selain itu, pada praktek yang sering terjadi, ada banyak dokumen yang dicetak atau diprint, tetapi pada kenyataanya dokumen tersebut tidaklah begitu penting untuk dicetak.
Saat ini ada begitu banyak kampanye tentang go green, salah satunya mengenai penghematan kertas di lingkungan kantor. Salah satu yang gencar disuarakan adalah mengenai konsep paperless office. Konsep ini berkaitan dengan tahap mereduksi penggunaan kertas dalam proses administrasi perkantoran. Melihat hal tersebut, AXIS turut mengambil langkah proses bisnis yang menghemat kertas. Dalam aktivitas kantornya, AXIS berupaya menciptakan lingkungan kantor yang ramah lingkungan dan mencapai lingkungan usaha nirkertas. Ini tidak terlepas dari pemanfatan teknologi informasi.
I. Rumusan Masalah
Dari pendahuluan yang diuraikan di atas maka dapat dirumuskan pertanyaan dalam paper ini, yaitu: apa saja yang sudah dilakukan AXIS dalam pemanfaatan teknologi informasi dalam pencapaian konsep paperless office?
II. Profil Perusahaan
|
PT Natrindo Telepon Seluler (NTS) adalah salah satu operator seluler nasional baru yang berteknologi GSM dan 3G di Indonesia. Awal Februari 2008, PT NTS memperkenalkan identitas baru yaitu AXIS. Brand dan logo AXIS merupakan gambaran dari aspirasi perusahaan yang melambangkan kemajuan dan perubahan– evolusi tanpa henti untuk menjadikan hidup lebih menarik dan berarti hari ini, esok, dan masa yang akan datang. Perusahaan mengenalkan brand baru ini tidak sekedar perubahan nama dan logo. Nilai-nilai perusahaan yang baru tercermin dalam produk dan layanan dari AXIS. Dari cara melayani pelanggan, berinteraksi dengan para stakeholder, serta bagaimana mengembangkan usaha dan memposisikan perusahaan di pasar. AXIS didukung oleh dua operator terkemuka di Asia, yaitu: Saudi Telecom Company, penyedia layanan telekomunikasi nasional Arab Saudi; dan Maxis Communications Berhad, penyedia layanan telekomunikasi terbesar di Malaysia. Kedua investor utama AXIS ini bertekad memberikan kontribusi penuh bagi pengembangan industri telekomunikasi di Indonesia.
. Inspirasi perusahaan adalah untuk menjadikan organisasi ini sebagai organisasi yang muda, menarik, dan dinamis yang memungkinkan perusahaan untuk mengimplementasikan people first, distinction, simplicity dan accountability yang memungkinkan karyawan untuk mengembangkan diri. AXIS beranggapan peraturan perusahaan yang baik merupakan alat penting agar dapat mencapai visi dan misi strategis perusahaan, menaati nilai-nilai, dan menjaga budaya perusahaan yang baik. Peraturan dan ketentuan perusahaan meliputi keterbukaan dan transparansi kepada para pemegang saham, manajemen, dan pihak-pihak lain yang berkepentingan, seperti: karyawan, pembuat regulasi, pelanggan, para vendor dan supplier, pihak pemerintah yang berwenang, dan masyarakat pada umumnya. Secara berkala, perusahaan melihat dan menilai kembali perkembangan peraturan dan ketentuan perusahaan, dan mengubah peraturan sesuai dengan waktu dan kondisi yang berlaku. AXIS menaati dan mengikuti semua peraturan dan regulasi yang berlaku di Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN
Meningkatnya penggunaan kertas sangat erat kaitannya dengan aktivitas yang ada di kantor, seperti pembuatan dokumen atau berkas-berkas kantor yang membutuhkan kertas dalam jumlah banyak. Berkaitan dengan hal tersebut, saat ini sudah banyak perusahaan yang mulai menerapkan keberadaan teknologi informasi untuk aktivitas bisnis mereka. Hal ini dilakukan pula oleh AXIS sebagai salah satu perusahaan telekomunikasi di Indonesia. Secara teori, teknologi informasi merupakan teknologi komputer (hardware maupun software) untuk memproses dan menyimpan informasi. Teknologi informasi digunakan untuk mengolah data, termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas. Informasi yang berkualitas adalah informasi yang relevan, akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan, dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan.
Keberadaan teknologi informasi bagi suatu perusahaan merupakan hal yang sangat penting. Dengan penerapan teknologi informasi secara tepat, suatu perusahaan dapat memiliki competitive advantage dalam industrinya. Teknologi informasi semakin membuka kemungkinan perusahaan untuk mengembangkan dan memperluas bisnisnya. Bagi perusahaan yang ingin bersaing dan maju, teknologi informasi tampaknya merupakan suatu kepentingan yang tidak bisa dihindarkan. Teknologi informasi bukan hanya alat pendukung, tetapi sudah menjadi alat utama. Teknologi informasi yang digunakan oleh suatu perusahaan tidak akan sama dengan perusahaan lain walaupun berada dalam industri yang sama. Pemilihan teknologi informasi seperti apa yang akan dibangun harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan. Dalam tulisannya, Tjumina, mengutip dari majalah SWA, mengemukakan bagaimana cara membangun sistem teknologi informasi (TI) yang ideal :
1. Harus mengetahui visi dan misi perusahaan. Sistem teknologi informasi yang dibangun harus sejalan dengan visi dan misi tersebut.
2. Menentukan sistem teknologi informasi seperti apa yang dibutuhkan. Ini perlu dirumuskan dengan jelas, apakah teknologi informasi itu dibutuhkan secara sophisticated atau sekedar pendukung.
3. Harus mampu memilih sistem teknologi informasi yang tepat, yang mampu mengakomodasikan semua kebutuhan perusahaan. Di sini diperlukan adanya survey terlebih dahulu.
4. Proyek teknologi informasi bukan sekedar proyek orang IT, tetapi harus menjadi proyek perusahaan sehingga perlu melibatkan semua pihak dalam perusahaan.
Pada penerapannya. teknologi informasi sangat terlihat manfaatnya yaitu dalam membangun infrastruktur bisnis untuk mengelola dan distribusi dokumen, berkas, laporan-laporan, yang kesemuanya akan terintegrasi langsung ke komputer. Sebagai contoh, pengiriman laporan melalui email akan berakibat pada pengurangan penggunaan kertas yang tidak perlu. Langkah pengurangan penggunaan kertas untuk aktivitas kantor ini di beberapa perusahaan sudah teraplikasi dengan baik. Konsep ini dikenal sebagai paperless office.
Paperless office adalah lingkungan kerja di mana penggunaan kertas dihilangkan atau digunakan dengan bijak. "Going paperless" dapat menghemat uang, meningkatkan produktivitas, menghemat ruang, membuat dokumentasi elektronik, mempermudah berbagi informasi, dan meminimalkan penggunaan kertas. Paperless office sebagai sebuah konsep tidak hanya terbatas pada kantor.
Adanya perkembangan teknologi informasi turut mendukung meningkatnya penerapan konsep paperless office di beberapa perusahaan. Dalam blognya, Mdin menjelaskan manfaat jika Paperless Office System diterapkan, antara lain:
1. Efisien waktu
Kecepatan distribusi dan kecepatan pencarian menjadi karakteristik penting dari keberadaan Paperless Office System. Keuntungan pada aspek waktu, akan terlihat jika individu-individu yang terlibat pada sistem ini terdistribusi dalam wilayah yang luas, dan memiliki mobilitas tinggi.
2. Manajemen dokumentasi lebih baik
Dengan penataan data yang rapi, maka semua dokumen bisa terekam dan disimpan dengan baik. Jika suatu saat dilakukan pelacakan maka akan sangat terasa manfaat dari adanya Paperless Office System ini.
3. Kenyamanan kerja lebih baik
Aspek ini menekankan pada pola komunikasi yang cepat dan akurat yang dapat diwujudkan, sehingga bisa mengurangi kesalahpahaman.
4. Mendukung terjadinya keputusan yang lebih baik
Pada aspek ini dimungkinkan terjadinya penyajian informasi dan komunikasi yang lengkap, dan dapat dilakukan pelacakan permasalahan berdasarkan dokumen yang tersimpan secara rapi.
5. Manajemen lebih terkendali
Maksud dari aspek ini yaitu bahwa penerapan Paperless Office System dapat dimungkinkan jika aplikasi yang diterapkan menyertakan fasilitas evaluasi dan pemantauan setiap surat keputusan yang diterbitkan yang memerlukan laporan dan evaluasi hasil kerja.
6. Membaiknya citra organisasi
Dengan semakin baiknya manajemen dan pelayanan yang diakibatkan dengan berbagai penyajian informasi yang akurat dan cepat, maka akan memberikan nilai positif bagi pihak manapun yang berhubungan dengan organisasi tersebut.
7. Aspek Biaya
Secara rinci, aspek biaya belum dapat dijelaskan karena pada kenyataannya penerapan Paperless Office System memerlukan investasi dan biaya perawatan yang tidak sedikit. Yang lebih nyata, organisasi dapat bersaing dengan kompetitor karena kini hampir semua organisasi berlomba menjadi organisasi yang terbaik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Paperless Office System antara lain:
1. Aspek SDM (Pengguna)
Tahap awal yang perlu dirintis yakni pada level paling atas, diikuti level lebih bawah, dan seterusnya. Jika dalam organisasi pada level atas masih sulit, perlu diuji coba pada bagian tertentu yang sudah familiar dengan TI.
2. Aspek Dokumen
Tahap awal dimulai pada jenis dokumen yang tidak sering didistribusikan, dan dibuat sistem dobel, yakni offline dan online. Misalnya: surat keputusan, dokumen hasil rapat, dokumen petunjuk pelaksanaan, job deskripsi, portofolio, statua, dll. Sistem online akan secara penuh diberlakukan setelah dipastikan setiap individu pada level tertentu sudah dapat membuka dan membaca dokumen online.
3. Aspek Sistem Aplikasi
Dokumen online disimpan dalam aplikasi yang terproteksi dan berjenjang hak aksesnya. Tentang aplikasi menitikberatkan pada keamanan data dan kemudahan pemakaian.
4. Aspek Sosialisasi
Individu yang memiliki hak akses tertentu dilatih untuk mengakses sistem agar dapat melakukan berbagai aktivitas sesuai fasilitas dalam sistem. Perubahan kebiasaan perilaku perlu diwujudkan untuk disesuaikan dengan Paperless Office System, dengan memperkenalkan sistem yang akan dipakai.
5. Aspek Sarana Pendukung
Ketersediaan sarana yang diperlukan untuk mewujudkan Paperless Office System perlu disediakan secukupnya, antara lain: kebijakan, hardware, infrastruktur jaringan, SDM tenaga bantu, dana, forum komunikasi, dll.
6. Aspek Komunikasi
Diperlukan adanya seorang visioner untuk dapat menjelaskan kenapa Paperless Office System diberlakukan. Hal ini dapat diwujudkan dengan melakukan pembicaraan diawal sebelum Paperless Office System diluncurkan. Perlu adanya forum untuk penyampaian dan mewujudkan persaman persepsi dan tujuan.
Berkaitan dengan masalah banyaknya penggunaan kertas di setiap aktivitas kantor, AXIS memulai satu langkah awal nyata dengan meluncurkan Program Peduli Lingkungan atau Green Project, melalui pengelolaan sampah yang ada di lingkungan kerja/kantor. Tujuan utama proyek ini adalah mengurangi jumlah sampah yang ada, terutama sampah kertas dan plastik, dengan memanfaatkan kembali kegunaannya. Hal ini dilakukan dengan melaksanakan program 3R: Reduce, Re-use, Recycling atau Mengurangi, Menggunakan/Memanfaatkan Kembali dan Mendaur-ulang. Kita juga dapat mulai melaksanakannya di lokasi kerja masing-masing:
· Reduce: meminimalkan jumlah penggunaan kertas dan plastik dalam aktivitas sehari-hari. Pertimbangkan kembali apakah perlu untuk mencetak dokumen, optimalkan penggunaan dokumen elektronik atau imel.
· Re-use: memanfaatkan kembali kertas bekas untuk mencetak draft dokumen
· Recycling: mengelola sampah kertas dan plastik yang memiliki nilai jual. Hal ini akan membantu pendidikan para anak jalanan.
Dari beberapa langkah diatas, AXIS menerapkan konsep reduce. Ini merupakan salah satu langkah nyata dalam mengimplementasikan konsep paperless office system. Seiring dengan perkembangan kompetisi bisnis yang ada, AXIS mengembangkan konsep ini yang didukung penerapan teknologi informasi, diantaranya:
1. Penggunaan Email
AXIS memiliki berbagai kantor cabang yang tersebar di beberapa wilayah Jawa dan Sumatra, yang kesemuanya wajib memberikan laporan akhir bulannya ke pusat (Jakarta). Laporan yang dikirimkan saat ini sudah berupa arsip digital. Selain mengurangi penggunaan kertas, keuntungan yang diperoleh dari penggunaan arsip digital ini adalah proses penyampaiannya yang sangat cepat. Hal ini mulai banyak dilakukan di berbagai divisi, khususnya Divisi Sales yang tiap bulan harus memberikan laporan penjualan. Selain itu, Divisi Network yang banyak berinteraksi dengan pihak luar pun sudah banyak menggunakan penggunaan email dalam mengirimkan laporan ataupun berkas-berkas yang dibutuhkan. Selain kegiatan di atas, proses agreement dengan pihak luar atau vendor juga melalui pengunaan email.
Berkaitan dengan penggunaan arsip digital atau dokumen digital dalam hal persetujuan atau agreement, kedua pihak (AXIS dan pihak luar yaitu vendor) mungkin akan mengalami kendala dalam aspek legalitasnya. Akan tetapi hal ini telah diatur oleh pemerintah. Dalam blognya, Reni menjelaskan bahwa pemerintah telah mengatur masalah legalitas untuk arsip digital atau dokumen digital dalam Undang-Undang RI Nomor 8 tahun 1997 tentang “Dokumen Perusahaan”, dan Peraturan Pemerintah RI Nomor 88 tahun 1999 tantang “Tata Cara Pengalihan Dokumen Perusahaan ke dalam Mikrofilm atau Media Lainnya dan Legalisasi”. Pasal 12 UU/8/1997 menyatakan: ayat (1) Dokumen perusahaan dapat dialihkan ke dalam microfilm atau media lainnya; ayat (2) Pengalihan dokumen perusahaan ke dalam microfilm atau media lainnya sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dapat dilakukan sejak dokumen tersebut dibuat atau diterima oleh perusahaan yang bersangkutan. Sedangkan PP/88/1999 pasal 16 menyebutkan: ayat (1) dokumen yang dialihkan ke dalam microfilm atau media lainnya atau hasil cetakannya merupakan alat bukti yang sah; ayat (2) hasil cetak dokumen yang telah dialihkan ke dalam microfilm dapat dilegalisasi untuk keperluan proses peradilan dan kepentingan hukum lainnya.
2. Penggunaan E-leaving
Bagi karyawan AXIS, cuti bisa diambil ketika mereka sudah melewati masa percobaan. Pengajuan cuti dilakukan dengan mengisi form cuti yang kemudian di-scan dan dikirimkan ke atasannya untuk mendapat persetujuan. Terkait dengan masalah cuti kerja, saat ini AXIS telah mengaplikasikan sistem electronic leave atau e-leave. Dengan sistem ini karyawan bisa merasakan beberapa manfaat, diantaranya mereka lebih mudah untuk mengetahui sisa cuti yang dimiliki, juga lebih mudah dalam hal mengajukan cuti, karena pengajuan cuti diterima langsung oleh atasan dan pihak HRD. More simple procedure dan paperless, menggunakan e–leave memang sangat simple. Karyawan AXIS cukup masuk ke link intranet “Applications”, kemudian klik“E-Forms”. Pilih “new leave request” dan isi data yang diminta (jenis cuti, tanggal cuti,dan lainnya). Setelah data diisi dengan lengkap, klik ‘OK’. Maka permohonan cuti akan diterima langsung oleh atasan. Setelah atasan menyetujui, permohonan akan otomatis masuk ke HRD untuk diverifikasi. Setelah itu, proses selesai dan data langsung ter-update di database cuti karyawan tersebut.
Penerapan aplikasi e-leave ini merupakan pengautomatisasian dalam hal permohonan cuti, dimana ada beberapa proses manual yang dipotong. Aplikasi ini sudah terintegrasi pada database server yang ada di pusat, sehingga dalam penyimpanan dan pengelolaan dokumen sudah tersimpan di digital storage yang ada. E-leave ini mendukung adanya konsep paperless office di AXIS karena tidak perlu mengisi form secara manual dan melakukan pengarsipan tanpa harus diprint. Selain itu, aplikasi ini sangat membantu dalam hal pencarian data berupa informasi sisa cuti, atau yang berkaitan dengan cuti karyawan.
3. Penerapan Oracle® Enterprise Content Management Suite
Sebagai bagian dari perluasan usahanya, dan untuk mencapai tujuannya menciptakan lingkungan usaha nirkertas yang sesuai konsep paperless office system, AXIS mengimplementasikan Oracle® Enterprise Content Management Suite. Dengan menggunakan Oracle® Enterprise Content Management Suite, AXIS membangun suatu infrastruktur terpadu untuk pembuatan, pengelolaan dan distribusi dokumen, berkas, konten web dan aset digital. Hal ini bertujuan untuk mendukung peningkatan produktivitas karyawan, mengurangi pengulangan proses dan meningkatkan konsistensi komunikasi.
Oracle® Enterprise Content Management Suite memungkinkan penggunanya untuk merampingkan proses bisnis di seluruh bagian organisasi. Dengan platform manajemennya yang terpadu dan menyeluruh, manfaat dari teknologi Oracle membantu perusahaan umtuk beradaptasi dengan lingkungan usaha dan kompetisi pasar yang terus berubah. Selain itu, solusi ini juga membantu menciptakan lingkungan kerja ramah lingkungan. AXIS telah menerapkan lingkungan kerja nirkertas atau paperless dan menyediakan platform yang aman untuk properti intelektual kontennya.
Oracle® Enterprise Content Management Suite membantu menekan biaya, mengotomatisasi proses, mengatasi kekurangan sumber daya, penggunaan bersama konten secara efisien, meminimalisasi dokumen yang hilang, dan mengelola resiko dengan lebih baik. Untuk membantu mengurangi resiko keamanan dan melakukan pengawasan terhadap siklus konten, Oracle® Enterprise Content Management Suite memberikan organisasi kemampuan untuk mengendalikan akses terhadap konten, memelihara catatan audit dan peristiwa sebelumnya, dan mengotomatisasi disposisi konten berdasarkan kebijakan yang konsisten. Selain itu, salah satu aspek kunci Oracle®Enterprise Content management Suite adalah penggunaan bersama dan kolaborasi konten yang memungkinkan konten tersebut diberikan kepada pihak yang tepat, di waktu yang tepat, dengan menggunakan alat dan format yang tepat pula.
AXIS, dalam melakukan aktivitas bisnisnya menggunakan sejumlah besar dokumen, berkas, konten web, dan aset digital yang dibuat setiap harinya oleh berbagai departemen untuk kebutuhan yang berbeda-beda. Melihat hal tersebut AXIS kemudian melakukan investasi dengan menggunakan Oracle® Enterprise Content Management Suite, platform manajemen konten yang paling ekonomis dan lengkap di industri ini, untuk secara proaktif mencari solusi untuk mengurangi penggunaan kertas. AXIS saat ini dapat secara efisien membuat, mendistribusikan dan mengelola dokumen secara elektronik, mengurangi pekerjaan manual yang rentan kesalahan dan membutuhkan tenaga kerja yang banyak, serta mengamankan informasi digital mereka.
Platform manajemen konten AXIS mendapatkan manfaat dari strategi Oracle® Enterprise Application Document untuk mengelola konten yang tidak terstruktur dan mengintegrasikannya dengan beragam aplikasi bisnis yang digunakan perusahaan, yang memungkinkan AXIS untuk merampingkan bisnis prosesnya dan secara efisien membangun aplikasi bisnis dengan konten yang banyak.
Seperti yang sudah dijelaskan diatas, seluruh rangkaian kegiatan pengelolaan dokumen yang meliputi proses penciptaan, filling , penyimpanan, penemuan-kembali dan pemanfaatan arsip/dokumen berbasis pada/atau dilakukan dengan media dan sarana digital, didukung pula dengan penggunaan teknologi informasi yang mengautomatisasi proses-proses bisnis atau aktivitas kantor di dalamnya. Hanya saja, untuk bisa menerapkan teknologi informasi untuk mencapai konsep paperless sepenuhnya akan membutuhkan waktu yang cukup lama. Hal ini dikarenakan:
1. SDM yang belum siap.
Dalam hal ini berkaitan dengan kesadaran para karyawan akan penghematan kertas yang mesti dilakukan dalam aktivitas kantor mereka, karena kebiasaan untuk menyimpan arsip atau dokumen dalam bentuk kertas sudah berlangsung sejak lama sehingga apabila ada perubahan dalam proses bisnisnya maka SDM belum tentu siap menerima perubahan tersebut.
2. Kurangnya keamanan apabila menyimpan dalam arsip digital, diikarenakan dokumen tersebut bisa saja diakses oleh pihak luar apabila sistem yang ada tidak terproteksi dengan benar. Selain itu, risiko dokumen akan terhapus juga cukup besar sehingga perusahaan akan merasa lebih aman apabila dokumen-dokumen tersebut terprint dan terarsip dengan benar.
3. Belum adanya kesadaran para karyaman atau masing-masing individu akan akibat pemborosan kertas yang dilakukan untuk mendukung aktivitas kantor mereka.
4. Pemanfatan teknologi informasi belum sepenuhnya diterapkan. Masih banyak proses-proses bisnis yang harus dilakukan secara manual.
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Berdasarkan pada penjelasan di atas, penggunaan kertas yang meningkat akan mengakibatkan dampak kerusakan lingkungan yang cukup signifikan. Banyaknya penggunaan kertas sangat erat kaitannya dengan aktivitas kantor sebagai akibat dari rendahnya kesadaran para karyawan dalam hal penggunaan kertas yang efektif dan efisien. Melihat fenomena tersebut, sekarang banyak diadakan kampanye dengan tema go green, yang mengajak masyarakat untuk lebih peduli lingkungan. Salah satunya adalah dengan melakukan penghematan kertas, khususnya di lingkungan perkantoran. Hal ini kemudian memunculkan konsep penghematan kertas yang dikenal dengan nama paperless office. Melihat hal tersebut, AXIS sebagai perusahaan yang peduli terhadap isu lingkungan turut mengambil langkah proses bisnis yang menghemat kertas. Dalam aktivitas kantornya, AXIS berupaya menciptakan keadaan kantor yang ramah lingkungan dan mencapai lingkungan usaha nirkertas. Itu semua tidak terlepas dari pemanfatan teknologi informasi seperti penggunaan internet dan mengimplementasikan Oracle® Enterprise Content Management Suite.
Saran
1. Sebaiknya langkah awal untuk bisa menerapkan konsep paperless office memang dilakukan oleh para top management karena pada akhirnya yang dibawah mau tidak mau akan mengikuti.
2. Dalam penerapan teknologi informasi di perusahaan, sebaiknya wajib mentraining para karyawan sebelum system tersebut akan digunakan.
3. Perlu adanya sosialisasi visi perusahaan kepada karyawan tentang penggunaan teknologi informasi sebagai akibat dari pencapaian perusahaan pada konsep paperless office.
Daftar Pustaka
1. http://rh3nyleena.blog.com/2009/12/23/8/
4. Yuzenho, IbenIsmarson, “Mengurangi Efek Pemanasan Global dari Tempat Kerja Kita”,
5. Eka,TjuminaPuspitaSri, ”Aspek Internal Manajemen dalam Pengembangan dan Implementasi Teknologi Informasi di Perusahaan”,
7. https://intranet/axisworld.co.id
0 comments:
Post a Comment